Saturday, June 11, 2016

Workshop Murabbi, SEMANGAT Membina!

Bismillahirrahmanirrahim.

Notulensi plus-plus ^^'v

Oleh: Ust. Satria Hadi Lubis
0813-1644-4034

Dakwah itu tergantung eksistensi murabbi. Dakwah ngga akan berkembang kalau ngga ada murabbi, karena murabbi itulah yang melakukan follow-up.

Dakwah ammah, merupakan dakwah umum yang tujuannya untuk menstimulus agar mereka yang menjadi sasaran dapat terangsang untuk mempelajari Islam. Tetapi hal itu bukan sarana yang tepat untuk menjadikan mereka lebih penasaran terhadap Islam.

Dakwah khasha', merupakan dakwah yang lebih khusus serta mengerucut karena adanya peran seorang yang disebut murabbi. Hal ini dapat jauh lebih merangsang para mutarabbinya untuk lebih mengenal serta memahami Islam lebih jauh.

***

Berapa lamapun kita sudah ikut tarbiyah, yang penting adalak komitmen dan istiqomah. Apabila kita ingin menjadi seorang murabbi serta menjadi Muslim yang baik, bisa diterapkan rumus POWER:
(P) Pelajari sejarah orang-orang besar
(O) Obati hati dengan Al Qur'an
(W) Waspada terhadap maksiat
(E) Enyahkan kemalasan ibadah
(R) Rutin ikut tarbiyah

Mengapa kita perlu menjadi mentor SAAT INI ?

Jawabannya adalah:

1. Karena umat membutuhkan banyak mentor. Seorang mentorlah yang peduli dengan binaannya serta dapat mengantarkan menuju jannah-Nya. Aamiin.

2. Menjadi mentor adalah konsekuensi dari perjalanan hidup manusia. Seorang Muslim yang 'normal' maka memilih untuk menjadi seorang mentor karena riwayat Rasulullah SAW semasa hidupnya adalah sebagai seorang da'i. Dalam firman-Nya surah Ali Imran ayat 79, Allah meminta hamba-Nya untuk menjadi seorang mentor ataupun murabbi.
.
ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﺒَﺸَﺮٍ ﺃَﻥ ﻳُﺆْﺗِﻴَﻪُ ٱﻟﻠَّﻪُ ٱﻟْﻜِﺘَٰﺐَ ﻭَٱﻟْﺤُﻜْﻢَ ﻭَٱﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓَ ﺛُﻢَّ ﻳَﻘُﻮﻝَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻛُﻮﻧُﻮا۟ ﻋِﺒَﺎﺩًا ﻟِّﻰ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻥِ ٱﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻟَٰﻜِﻦ ﻛُﻮﻧُﻮا۟ ﺭَﺑَّٰﻨِﻴِّۦﻦَ ﺑِﻤَﺎ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗُﻌَﻠِّﻤُﻮﻥَ ٱﻟْﻜِﺘَٰﺐَ ﻭَﺑِﻤَﺎ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﺪْﺭُﺳُﻮﻥَ 
.
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
.
Sepanjang hidupnya, setiap orang harus berada dalam dua peran: sebagai murabbi dan sebagai mutarabbi. Dakwah itu hukumnya wajib, hal ini disebutkan dalam surah Luqman ayat 17:
.
ﻳَٰﺒُﻨَﻰَّ ﺃَﻗِﻢِ ٱﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓَ ﻭَﺃْﻣُﺮْ ﺑِﭑﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَٱﻧْﻪَ ﻋَﻦِ ٱﻟْﻤُﻨﻜَﺮِ ﻭَٱﺻْﺒِﺮْ ﻋَﻠَﻰٰ ﻣَﺎٓ ﺃَﺻَﺎﺑَﻚَ ۖ ﺇِﻥَّ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺰْﻡِ ٱﻷُْﻣُﻮﺭِ 
.
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
.
3. Kita berkejaran dengan waktu untuk menandingi gerakan perusak. Kita ini berkejaran dengan mereka yang ingin merusak tujuan hidup kita, merusak Islam, diantaranya:
  • gerakan para gamers, banyaknya game yang secara disadari ataupun tidak justru menyita waktu sampai-sampai ngga produktif
  • gerakan musik yang sebenarnya berisi lirik ngga manfaat
  • gerakan social media sehingga justru malah berlama-lama sampai-sampai lupa waktu
  • paham atau aliran lainnya yang justru lupa sama tujuan untuk mencetak kader-kader agar senantiasa dapat melanjutkan estafet perjuangan demi memperjuangkan agama Allah
Kita ini berlomba dengan para kelompok yang banyak menyita waktu manusia. Nah, ini adalah tantangan kita.

Mengapa masih ada orang yang belum menjadi mentor? Apa sih kendalanya?

・ Minder, merasa masih jarang baca Al Qur'an jadinya belum pantas. Padahal seiring berjalannya waktu, itu tuh bisa memotivasi diri kita juga. Ckck.

・ Malas, lebih tertarik dengan kegiatan lain yang lebih asik

・ Sibuk atau sok sibuk, padahal pengangguran tetapi merasa dirinya sibuk. Ckck.

・ Belum siap, terus mau nunggu sampai kapan? Kalau ajal duluan menjemput dalam keadaan masih belum siap, pas meninggal dunia bawa apa?

・ Masih banyak dosa, sampai kapan kita bersih dari dosa? Sedangkan manusia adalah tempatnya salah. Ckck.

Kendala tersebut dapat dikerucutkan menjadi:
- Kemauan: terlalu muda, minder, ...
- Kemampuan: masih kurang ilmu Agama, ...
- Kesempatan

Manusia itu paling pintar buat alasan, oleh karenanya kita diawasi oleh dua malaikat penjaga untuk mencatat seluruh amal perbuatan kita.

Terkait dengan kendala yang ada, perbaiki yang kurang maksimal dan lengkapi terus kekurangan tersebut. Memang manusia ngga ada yang sempurna, tetapi berusaha untuk menyempurnakan diri bukan menjadi suatu hal yang salah bukan? :)

Menjadi mentor itu ASYIK

1. Mendapat pahala berlipat ganda.

Pahala itu ngga terlihat, makanya ngga sedikit manusia yang lalai untuk memburunya bahkan justru merendahkannya. Padahal Allah tuh sudah kasih clue agar kita menjadi seorang yang menyebarkan kebaikan dan memberantas kemungkaran serta berburu pahala kebaikan. Waktu kita itu terlalu singkat oleh karenanya, kita harus kreatif untuk mengumpulkan pahala.

"Barangsiapa yang mengajak orang kepada suatu petunjuk (kebaikan), maka ia mendapatkan pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun." - HR. Muslim

Oleh karenanya dalam Islam, profesi paling terpuji adalah seorang guru atau pengajar karena pahala terus menerus mengalir dan tak pernah lekang oleh waktu.

2. Memperoleh tempat curhat, perhatian dan nikmat bersaudara.

Menjadi fitrah manusia untuk dihargai dan diperhatikan. Tetapi pada kenyataannya, sebagian orang mencari perhatian dengan cara yang salah bahkan dengan bermaksiat. Innalillah. Semoga aku, kamu, dia, mereka dan kita semua bukan termasuk daripadanya. Makanya kalau mau cari perhatian tuh dengan cara yang halal, yaitu jadi murabbi.

Imam Al Ghazali berkata bahwa ia lebih menghormati guru daripada orangtua, karena tidak sedikit orangtua yang tujuannya justru menyelamatkan anaknya agar dapat kesenangan di dunia tetapi bukan di akhirat kelak. Duh, innalillah.

3. Mendapatkan kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri, berarti:
- Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi diri.
- Merasa diri berarti hidup di dunia (karena telah turut serta mencetak pribadi pribadi unggul)

Seperti pada bulan Ramadhan ini, Rasulullah SAW bersabda bahwa sebagian manusia berpuasa hanya menahan lapar dan haus. Padahal lebih jauh daripada itu, kita juga harus menjaga panca indera; lisan; perbuatan; dan hal-hal yang tidak mengarah pada kebaikan lainnya.

PD menjadi seorang murabbi atau mentor

PT + PP x A = SC

PT : Positive Thinking,
Jangan pernah berpikir terlalu muda untuk menjadi seorang murabbi. Coba baca lagi kisah sahabat, termasuk kisah Muhammad Al Fatih.

PP : Potential Power,
Bertumpu pada kemampuan yang anda miliki, bukan pada kekurangan. Juallah kelebihan anda, munculkan kelebihan tersebut agar menimbulkan kesan tersendiri bagi mutarabbi. Jangan takut, tetap belajar untuk membina kemudian sekaligus memperbaiki kekurangan yang ada.

A : Action,
Jadilah seorang murabbi yang banyak akal dan patah semangat. Ilmu itu harus dipraktekkan agar ilmu itu bermanfaat.

SC : Self Confedence

Jadi seorang pemimpin itu ngga boleh terlihat ragu di hadapan anak buahnya. Begitu juga dengan seorang murabbi, pokoknya pede dulu aja dan jangan justru memunculkan keraguan di hadapan mutarabbi kita. Seharusnya kalau mau ngga pede tuh yaaa di hadapan Allah, kemudian di hadapan manusia justru kita siap berdiri gagah perkasa *benerin kacamata*

ACTION !

1. Segera bertindak, jangan terlalu banyak pertimbangan. Pokoknya jangan jadikan alasan untuk menunda
2. Kurunglah ketakutan yang ada pada diri anda
3. Yakini aktivitas membina itu penting
4. Yakini menunda bertindak berarti memperbesar kegagalan

Sebuah Renungan: Selamat Tahun Baru Kawan

Salah satu karangan KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus)

Kawan, sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk, memandang diri sendiri
Bercermin Firman Tuhan sebelum kita dihisabNya
Kawan, siapakah kita ini sebenarnya
Muslimin kah?
Mukminin?
Muttaqin?
kholifah Alloh?
Ummat Muhammad kah kita?
Khoiro ummatin kah kita?
Atau kita sama saja dengan makhluk lain?
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak-budak perut dan kelamin
Iman kita pada Alloh dan yang gaib rasanya lebih tipis daripada uang kertas ribuan
Lebih pipih dari rok perempuan
Betapa pun tersiksa, kita khusuk di depan massa
Dan tiba-tiba buas dan binal justru di saat sendiri bersamaNya
Syahadat kita rasanya seperti perut bedug
Atau pernyataan setia pegawai rendah aja, kosong tak berdaya
Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam Ibu-ibu
Lebih cepat dari menghirup kopi panas
Dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda
Doa kita sesudahnya justru lebih serius kita memohon hidup enak di dunia dan bahagia di sorga
Puasa kita rasanya sekedar mengubah jadwal makan minum dan saat istirahat
Tanpa mengeser acara buat sahwat
Ketika datang lapar atau haus kita pun manggut-manggut Oo beginikah rasanya
Dan kita merasa sudah memikirkan saudara-saudara kita yang melarat
Zakat kita jauh lebih dari berat terasa di banding tukang becak melepas penghasilannya untuk kupon undian yang sia-sia
Kalau pun terkeluarkan harapan pun tanpa ukuran
Upaya-upaya Tuhan menggantinya berlipat ganda
Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri
Mencari pengalaman spiritual dan matrial
Membuang uang kecil dan dosa besar
Lalu pulang membawa label suci asli made in Saudi, Haji
Kawan, lalu bagaimana, bilamana dan berapa lama kita bersamaNya
Atau kita justru sibuk menjalankan tugas mengatur bumi seisinya
Mensiasati dunia sebagai khalifahNya
Kawan, tak terasa kita memang semakin pintar
Mungkin kedudukan kita sebagai kholifah mempercepat proses kematangan kita
Paling tidak kita semakin pintar berdalih
Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran
Melaco dan menipu demi keselamatan
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan
Memukul dan mencaci demi pendidikan
Berbuat semaunya demi kemerdekaan
Tidak berbuat apa-apa demi ketentraman
Membiarkan kemungkaran demi kedamaian
Pendek kata demi semua yang baik halallah semua sampai pun yang paling tidak baik
Lalu bagaiman dengan cendekiawan dan seniman
Para mubaligh dan kyai
Penyambung lidah Nabi
Jangan ganggu mereka
Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya
Para seniman sedang merenungkan apa saja
Para mubaligh sedang sibuk berteriak kemana-mana
Para kyai sedang sibuk berfatwa dan berdoa
Para pemimpin sedang mengatur semuanya
Biarkan mereka diatas sana
Menikmati dan meratapi nasip dan persoalan mereka sendiri
Kawan, selamat tahun baru
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk, memandang diri sendiri

__________

SMA Negeri 5 Depok,
2016年06月11日
6 Ramadhan 1437H

No comments:

Post a Comment