Wednesday, December 26, 2018

Catatan "singkat" (menuju) Akhir... Tahun

Penghujung tahun,
2018.

Momen penghujung tahun, pada umumnya dipergunakan untuk introspeksi dan juga evaluasi.

Pada kesempatan kali ini, mari bersama rileks sejenak sambil kilas balik mengingat apa-apa saja yang terjadi dalam satu tahun belakangan ini.


Tahun lalu, tercetuslah warna-warni dalam perjalanannya. Maka, tahun ini menjadi tahun yang lebih nyata dari 'warna-warni' yang ada sebelumnya.

Alhamdulillah.

Kemudian, mengenai kelabu atau hal-hal terkait yang justru membuat sendu.. rasanya untuk tahun ini aku justru dituntut untuk benar-benar "beranjak" dari masa lalu. Beranjak melangkah maju, menuju berjuta hal-hal baru.

Yak.
Itu.

:)

Teringat pula bahwa tahun ini menghadirkan suatu impian dan keinginan sederhana yang alhamdulillah-nya dapat terwujud menjadi nyata. Tanpa terduga sebelumnya. Begitu tiba-tiba. Ahh, Allah memang LUAR BIASA!

kuterharuuu~~

Catatan penghujung tahun ini tentu saja menjadi sarana untuk meluapkan segala macam hal yang terjadi. Curahan hati terselubung-pun tentu ikut serta dalam catatan singkat ini. Kehadiran, kehilangan, suka-duka yang terjadi.. pada akhirnya menjadi kesan tersendiri bagi diri ini. Terima kasih telah mewarnai!

:)

Uniknya..

Tahun ini menjadi tahun dimana diri bersiap untuk menerima kenyataan bahwa aku tak lagi belia. Bukan lagi bocah labil yang tidak mengetahui apa-apa. Bukan lagi "si" bungsu yang enggan 'menjadi' dewasa. Duh, iya.. diri ini bukan lagi itu semua...

:'

Penghujung tahun seperti ini sebenarnya menjadi asyik apabila dapat masukan dan saran dari orang-orang terdekat. Mendapat pendapat singkat padat dan bermanfaat mengenai bagaimana kesan terhadap diri yang sungguh masih butuh banyak nasihat. Butuh banyak pengingat. Agar kelak tidak tersesat dalam hal-hal yang mudharat.

Duhai, maafkanku atas segala macam yang telah aku perbuat...

m(_ _)m

Penghujung tahun tentunya menjadi saat-saat dimana diri perlu mengepakkan sayap-sayap kebaikan lebih lebar lagi.

(!)

Boleh jadi telah ada temu yang justru mendatangkan jemu, tetapi masing-masing pribadi tak mau tau akan itu. 
Maka bantu aku memperbaiki diriku...
Boleh jadi telah ada kata yang justru mengundang luka, tetapi diri juga tak mengetahui akan hadirnya. 
Maka bantulah aku untuk memperbaikinya... 
Boleh jadi ada jenuh yang semakin lama semakin membuat keruh, tetapi tak ada satupun yang bermaksud membuatnya utuh. 
Maka tegurlah aku, bukan malah menjauh... 
Boleh jadi ada pinta yang justru menyisakan lara, tetapi tak satupun dari kita yang mau mengakuinya. 
Maka berilah aku nasihat agar menjadi lebih peka terhadapnya... 
-LY2018-

Penghujung tahun ini, untuk sekali lagi, tentunya sudah begitu banyak kisah yang dilalui. Duh, aku bisa berkaca sendiri apabila harus melanjutkan semua ini... *ambil tisu

Pada intinya..

Manusia sebagai makhluk sosial memang sangat membutuhkan manusia lainnya. Oleh karenanya, sebagai seorang manusia, masing-masing dari kita tentu perlu adanya masukan; saran; nasihat; sekaligus pengingat dari manusia-manusia lainnya guna menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya.

Bukankah dalam ajaran Agama kita juga disebutkan bahwa,
"Sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.." (HR. Muslim)
Ingatkanku atas perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan. Beri aku nasihat ketika diriku melakukan kelalaian.

Yuk, saling mengingatkan dan menasihati dalam kebaikan!

:)

Okay~
Barangkali itu saja sedikit catatan di akhir tahun kali ini.

Lantas, apakah blog ini akan berakhir sampai disini sebagaimana tahun masehi yang hanya tersisa beberapa hari ini?
Doakan yang terbaik bagiku dan "ruang cerita"ku ini...

Salam,
LY

:)

Saturday, December 15, 2018

PATAH ---

Pertengahan bulan terakhir,
2018

...

Hai, yang terindu. Betapa lama diri ini melupakanmu. Adakah KAU pun begitu? Merindukanku layaknya diri yang tetiba malam ini merasa rindu padamu, duhai "ruang cerita"ku?

:'



Malam ini, diri datang dengan segudang resah. Lautan masalah yang berisikan keluh dan kesah. Gundah. Gelisah. Ahh..!!!

Apabila diri tengah dihiasi kelabu, barangkali aku akan benar-benar mengisahkan semua itu. Alhamdulillah, yang sebenarnya terjadi dalam kurun waktu cukup lama ini adalah tentang "biru" kemudian "halaman baru" dan berjuta hal yang membuatku haru. Terima kasih, duhai segala macam indah di sekitarku..

Malam ini, izinkan diri menuangkan patahan-patahan yang sudah berusaha disatukan tetapi tetap saja patah. Patahan kecil yang masih tetap patah. Pun patahan lainnya yang juga.. patah...

Uniknya, ada berbagai macam hal yang dapat dengan mudahnya patah, meskipun tak ada yang ingin membuatnya patah.

Ada lainnya juga yang jadi 'terlanjur' patah, sekalipun tak ada yang menginginkan ia patah.

Ada yang harus dipaksa untuk patah, namun ia tidak dengan mudahnya patah dan terbelah.

Ada pula yang dapat patah, akan tetapi sekelilingnya tak menyadari bahwa ia tengah patah.

Ada patah yang dapat patah sekalipun tak ada yang menduga bahwa ia akan patah.

Ada patah yang begitu payah untuk patah, meski ia dikelilingi dengan berbagai macam yang membuatnya dapat begitu mudah untuk patah.

Lantas, patah yang mana yang sebenarnya patah?

Adakah patah-patah itu akan semakin patah atau justru payah untuk patah ketika ada lainnya yang mencoba untuk mematah?

Adakah patah yang patah akan tetap patah sekalipun sekeliling tak menginginkannya untuk patah?

Adakah patah yang tak patah ketika ia dipatah, meskipun boleh jadi dari sekitarnya tak ada maksud untuk mematah?

Adakah patah yang patah berusaha untuk mengalah? Ataukah ia justru berkeluh kesah?

Adakah yang tak patah menjadi si-pembuat-masalah? Ataukah ia justru dikelilingi dengan apapun yang salah?

Patah bisa mematah yang tak patah, sama halnya dengan yang tak patah dapat dengan mudahnya dipatah sekalipun tak diinginkan untuk patah.

Sekali lagi..
Patah manakah yang salah, yang membuat masalah?

Terima kasih, malam.
Selamat beristirahat dan biarkan matamu terpejam...