Tuesday, February 21, 2017

Sandiwara Kehidupan

Bismillahirrahmanirrahim.

Image result for ilustrasi sandiwara

Hai kawan,
pada kesempatan kali ini aku ingin sedikit mengingatkan
bahwa pada kenyataannya kita ini hanya lakon dalam pertunjukkan
yang siap berlaga dalam sebuah panggung kehidupan

“Sungguh, teman-teman sekolah akan menertawakan aku sekenyangnya melihat sandiwara bagaimana manusia, biasa berjalan sepenuh kaki, di atas telapak kaki sendiri, sekarang berjalan setengah kaki, dengan bantuan dua belah tangan. Ya Allah, kau nenek-moyang, kau, apa sebab kau ciptakan adat yang menghina martabat turunanmu sendiri begini macam? Tak pernah terpikir olehmu, nenek-moyang yang keterlaluan! Keturunanmu bisa lebih mulia tanpa menghinakan kau! Sial dangkal! Mengapa kau sampaihati mewariskan adat semacam ini?”
[Pramoedya Ananta Toer]

Apabila kita melihat kehidupan lebih mendalam, maka akan kita dapati aneka ragam sandiwara. Para pemain peran dalam tayangan televisi boleh jadi memainkan peran yang tidak sesuai dengan bagaimana dengan kehidupannya di dunia nyata. Tokoh antagonis dalam suatu drama belum tentu merupakan seorang yang berkepribadian keras dalam kehidupannya, begitupun sebaliknya.

Kawan,
pada kesempatan inipun aku kembali ingin mengingatkan
jangan sesekali memberi penilaian berdasarkan penampilan,
jangan sesekali memberi penilaian pada apa yang ditangkap oleh indera penglihatan dan pendengaran
jangan...

Orang yang terlihat sederhana, boleh jadi adalah seorang hartawan
hanya saja ia tak menunjukkan kekayaannya secara berlebihan
Orang yang mungkin terlihat hina, boleh jadi adalah seorang terhormat
sosok panutan yang tak mementingkan gelar ataupun pangkat
Orang yang bersikap acuh tak acuh, boleh jadi adalah seorang yang setia
meskipun terlihat tidak peduli, namun ia senantiasa menjaga lewat doa

Dunia ini mungkin bukanlah sebuah opera, karena bagaimanapun inilah dunia. Namun pada kenyataanya, ada sandiwara yang menjadi penghias di dalamnya.

Ketika kita menghadapi suatu kegagalan, maka anggaplah ia sandiwara
karena kita yakin bahwa ada sukses yang nantinya akan menjadi nyata
Ketika kita menemui suatu kesedihan, maka anggaplah ia sandiwara
karena kita yakin bahwa sudah ada kebahagiaan yang siap menyambut kita
Ketika kita menghadapi suatu penyesalan, maka anggaplah ia sandiwara
karena kita yakin bahwa hal itu sebagai awalan untuk tercapainya suatu impian

Oleh karena itu, kawan..
sekali lagi aku ingin sedikit mengingatkan
jadikan diri sebagai penebar kebermanfaatan,
perankanlah segala hal yang mengarah pada kebaikan
agar nantinya tak ada pihak yang kita rugikan
dengan begitu kitapun dapat merasakan kebahagiaan,
kebahagiaan yang dirasa dalam sandiwara kehidupan

:)

Tuesday, February 14, 2017

Sebagai Konsumen, Tentu Kita Punya Cerita

Bismillahirrahmanirrahim.

Tiap orang memiliki kebutuhan akan sandang, pandan dan papan yang serupa meskipun tak sama. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan cara yang berbeda-beda dan juga di tempat yang berbeda. 


Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan salah satu negara dengan ribuan masyarakat yang konsumtif. Hal ini cukup jelas terbukti dengan dibangunnya berbagai macam pusat perbelanjaan maupun kuliner, termasuk yang ‘maret-maret’ yang kian hari kian bertambah. 



Tidak terlepas dari itu, pertengahan Desember 2016 lalu, saya sempat membuat postingan sekaligus untuk mengingatkan bahwa kita sebagai konsumen merupakan pihak yang dilindungi oleh Undang-Undang. Oleh karena itu, kita harus bisa menjadi konsumen yang cerdas terlebih di era perkembangan zaman seperti ini..


Baru saja dua hari lalu ketika membaca weptun, saya diingatkan akan dua kata yang mungkin akan menjadi sajian utama pada postingan kali ini. Yap, kata tersebut adalah "Mini Market"

Ada apa sih di mini market?


...

Sebagai seorang konsumen, pastinya kita memiliki kisah dan cerita tersendiri yang kita alami, baik itu membuat kita menyanjung si pelaku usaha ataupun sebaliknya.



Baru saja kemarin, setelah menghadiri peristiwa sejarah di pedalamannya kota tetangga, saya sempat mampir di sebuah mini market. Ialah salah satu yang maret-maret, dimana saya membeli dua botol minuman dan satu plastik permen. Usai mengambil barang yang hendak dibeli, saya menyerahkan selembar uang kepada penjaga kasir. Ketika itu total yang harus dibayar XX.700,00 gitu, lalu saya sempat terkejut karena dikembalikan dengan PAS. Tanpa dikurangi untuk donasi ini atau itulah dan tanpa pembulatan.

Ini mungkin suatu hal yang biasa saja memang, tetapi tidak bagi saya. Ketika itu bukan kali pertama-kedua-ketiganya saya berbelanja di mini market macam itu. Nah, salah satu yang menjadi pembeda adalah uang kembalian sejumlah XX.300,00 yang diserahkan oleh si penjaga kasir. Sebelumnya, masih di tempat yang sama, ketika total belanja tidak utuh gitu maka ditanya dengan pertanyaan mainstream,
"sekian ratusnya mau didonasikan?"
Mungkin sebagian besar kita adalah orang yang merasa ngga enak gitu yaaa, kalau bilang "ngga mau" nanti khawatir dibilang "yaelah, sekian ratus doang"..
Lalu kalau mau tanya-tanya "donasinya kemana?" khawatir nanti ekspresi si penjaga kasir berubah karena berpikir "yaelah, sekian ratus doang tapi perhitungan banget"..
Rasanya disitulah dilema seorang konsumen hadir begitu saja (?) dan mungkin itu hanya bagian dari pikiran negatif yang ada pada diri saya karena tak menutup kemungkinan bahwa sebagian lainnya ada yang acuh tak acuh, tidak begitu peduli dan bodo amatlah..



Apabila merujuk lagi kepada hak-hak kita sebagai konsumen, maka tindakan yang dilakukan oleh penjaga kasir kemarin rasanya cukup saya apresiasi. Suatu tindakan yang berbeda apabila dibandingkan dengan penjaga yang tidak menyampaikan informasi dengan jelas ataupun memberi tanggapan yang kurang enak ketika kita hendak meminta informasi.


Hal tersebut sebagaimana Hak-Hak Konsumen yang disebutkan dalam Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen:
  • Huruf a, konsumen memiliki hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa
  • Huruf c, konsumen memiliki hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa
  • Huruf g, konsumen memiliki hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
  • Selengkapnya mengenai Hak-Hak Konsumen

Pada saat keluar dari mini market tersebut, saya kembali teringat bahwa sekitar empat atau lima tahun lalu sempat ogah singgah di yang maret-maret satunya karena merasa tidak dapat informasi yang seharusnya. 

Ketika itu saya hendak ke rumah seorang kawan di daerah Kelapa Dua Depok. Perjalanan kesana diiringi dengan turunnya hujan. Karena merasa tidak nyaman dengan alas kaki yang telah basah kuyup, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti di sebuah mini market dan membeli kaos kaki cadangan. Singkat cerita, saya mengambil kaos kaki dengan harga yang tercantum sekitar lima belas ribu rupiah. Namun ketika hendak membayar, si penjaga kasir meyebutkan bahwa total belanja hampir dua puluh lima ribu rupiah. Duh, gimana coba? Ketika itu saya masih memang belum mengetahui bahwa konsumen dilindungi oleh Undang-Undang, masih belum ada ilmunya. Jadi yaaa pada akhirnya hanya nerimo gitu aja meskipun sampai ketika saya keluar dari sana tidak 'bertemu' dengan tanda-tanda bahwa si penjaga kasir menyesal ataupun meminta maaf untuk itu.

Berikutnya di yang maret-maret yang sama dengan tempat saya membeli kaos kaki meskipun lokasi berbeda, untuk beberapa kali saya sempat mendapati (lagi) (lagi) (dan lagi) harga barang dan label yang tercantum tidak sesuai. Padahal saya ini tipe orang yang memperhatikan beberapa kali antara nama barang dan label harga sebelum membeli. Hal ini sudah menjadi kebiasaan mungkin yaaa, bukan karena apa-apa tetapi sebagai salah satu wujud antisipasi agar uang yang saya bawa tidak sampai kurang dari apa yang saya beli.

Oleh karena beberapa kalinya mendapati label yang tidak sesuai dengan barang yang ada di atasnya, hal itu sampai saat ini berdampak kepada diri saya yang merasa ogah memilih belanja di yang maret-maret satu itu. Iya, hanya untuk yang maret-maret satu itu saja karena saya merasa masih banyak yang maret maret lainnya. Lha wong sekarang tuh di pinggir jalan, dua mini market berbeda nama senantiasa operasi bersebelahan atau seberang-seberangan. Namanya juga perkembangan jaman. Ckck.

-

Mungkin itu tadi hanya segelintir kisah singkat saya ketika berbelanja di mini market, dalam postingan ini yaitu di salah satu yang maret-maret. Lebih jauh dari itu tentu saja masih banyak aneka ragam lainnya yang terjadi ketika kita melakukan transaksi, memilih barang, berkeliling sekaligus numpang ngadem *ehh dan juga lainnya.

Untuk beberapa waktu belakangan ini, saya menjadi orang yang apabila masuk yang maret-maret jadi bingung sendiri dengan apa yang hendak dibeli. Itu terjadi biasanya karena alasan masuk ke yang maret-maret tersebut hanya untuk ke mesin yang berisi uang (re: a-te-em), kemudian ketika hendak keluar jadi merasa ngga enak juga hingga pada akhirnya keliling cukup lama karena itu tadi... bingung mau beli apa. Yaaa, namanya juga ngga rencana buat beli meskipun pada akhirnya yang dibeli biasanya minuman atau permen ._.

Tentu saja sebagai seorang konsumen, saya tidak bermaksud menyalahkan pembangunan yang kian marak bahkan di daerah pedalaman yang sudah mulai ramai. Hanya saja, untuk sesekali saya berpikir bahwa pembangunan pusat perbelanjaan termasuk mini market dan yang maret maret itu secara disadari ataupun tidak justru menyingkirkan toko ataupun warung di pinggiran jalan secara perlahan. Oleh karena itu, beberapa bulan terakhir kalaupun ingin membeli sesuatu, saya mencoba memilih untuk belanja di warung ataupun toko dekat rumah kecuali apabila memang yang hendak dicari tidak ada di toko atau warung tersebut. Selain dapat membuat senang si penjual, hal itu mudah-mudahan bisa menjadi salah satu pintu rezeki si penjual sekaligus memotivasi agar mereka tetap semangat melanjutkan usahanya selama yang mereka lakukan itu halal.

Sebagai penutup...
Yuk, sesekali kita tengok saudara dan tetangga sekitar kita. Apabila mereka memang seorang pengusaha, maka hargai usaha mereka dengan cara menjadi konsumen ataupun pelanggan mereka. Bukankah yang namanya berbagi itu indah? Bukankah kita dapat lebih bahagia ketika melihat oranglain bahagia karena apa yang kita lakukan?

Jadi, bagaimana cerita kalian sebagai konsumen?
termasuk ketika menjadi konsumen di yang maret-maret itu tadi (^^;)

:)

Mohon maaf lahir dan bathin.

Selamat berbagi.
Selamat berbuat baik.
Selamat menebar kebaikan.

Saturday, February 4, 2017

Sebuah Buku: "Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia"

Bismillahirrahmanirrahim.

#Resensi Bulan Februari


Judul Asli : Madza Qaddamal Muslimuna lil 'Alam Ishamaatu al Muslimin fi al Hadharah al Insaniyah
Judul Terjemahan : Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia
Penulis : Prof. Dr. Raghib As-Sirjani
Penerbit : Pustaka Al Kautsar
ISBN : 978-979-592-555-2
Cetakan ke- : 4, bulan Maret
Tahun Terbit : 2015
Tebal: 862 Halaman
Resensor: L. Yuniasari

***

Jika kita masuk mesin waktu menuju kurun pertengahan sekitar abad ke-10 Masehi dan terbang menyusuri kota-kota dunia Islam dan kota-kota dunia Barat, maka kita akan tercengang.

Di satu sisi kita akan melihat dunia yang penuh dengan kehidupan, kekuatan dan peradaban, yakni dunia Islam. Di sisi lain kita akan melihat belahan dunia yang primitif, tak mengenal ilmu pengetahuan dan peradaban, yakni dunia Barat.

Prof. Dr. Raghib As-Sirjani berusaha mengungkap kembali kejayaan Islam tersebut. Beliau menulis buku ini sebagai persembahan untuk peradaban Islam. Sebuah peradaban mengagumkan yang telah menguras perhatian para peneliti objektif dari Barat.

Di dalamnya terdapat dua bagian, yaitu Buku 1 yang memuat lima bab dan Buku 2 yang berisikan delapan bab.

Buku 1

Bab pertama akan membawa kita ke dalam peradaban Islam diantara peradaban masa silam, mulai dari peradaban Yunani; peradaban India; peradaban Persia; dan peradaban Romawi termasuk di dalamnya mengenai peradaban sebelum datangnya Islam.

Bab kedua akan membawa kita mengetahui apa saja peran umat Islam dari berbagai sudut pandang, mulai dari sudut pandang hak-hak tertentu; sudut pandang kebebasan; sudut pandang keluarga; sudut pandang masyarakat; dan juga keterkaitan kaum Muslimin dengan hubungan antar negara.

Bab ketiga akan membawa kita untuk mengenal asas keilmuan dan juga asas pengajaran, termasuk hal-hal terkait keilmuan dan bidang ilmiah sampai dengan perpustakaan serta organisasi keilmuan dalam peradaban Islam.

Bab keempat akan membawa kita untuk mengetahui peranan umat Islam dalam bidang ilmu sains, mengenai perkembangan dan juga penemuannya.

Bab kelima pada bagian ini membawa kita untuk mengetahui peran kaum Muslimin dari sisi akidah, pemikiran dan juga sastra serta bahasan mengenai berbagai macam ilmu yang kian berkembang.

Buku 2

Secara keseluruhan, bagian ini akan membawa kita mengenal kelembagaan dan sistem pemerintahan dalam peradaban Islam. Apabila disebutkan secara berurutan dari bab pertama sampai dengan bab delapan, maka kita akan diperkenalkan mengenai: kekhalifahan dan pemerintahan dalam Islam, kementerian, dewan-dewan, lembaga peradilan, lembaga kesehatan, tempat menginap dan hotel, panorama keindahan peradaban Islam mulai dari seni; alat kerajinan tangan; lingkungan; penampilan manusia; akhlak dan perilaku manusia; nama serta gelar dan juga judul; terakhir kota-kota Islam yang sangat indah, kemudian bab terakhir akan membawa kita untuk mengetahui pengaruh peradaban Islam terhadap peradaban Eropa.

-

Dapat dikatakan bahwa peran peradaban Islam begitu luar biasa dalam membentuk sejarah manusia. Hanya saja, hal ini tidak begitu banyak diketahui oleh manusia termasuk saya pribadi. Tidak sedikit orang di luar sana yang belum mengetahui betul mengenai sejarah peradaban Islam, sekalipun ia adalah seorang Muslim.

Oleh karena itu, saya merasa bahwa Prof. Dr. Raghib As-Sirjani dapat dikatakan berhasil mengungkap puing-puing dari sejarah peradaban Islam dengan bahasa yang ilmiah, realistis dan menarik. Karya beliau yang satu ini benar-benar dirasa telah menjadi suatu persembahan yang sepertinya memang perlu dibaca oleh kita sebagai umat akhir zaman yang masih cukup minim pengetahuan akan sejarah peradaban Islam.

Terakhir, apabila tertarik untuk mengetahui bagaimana keindahan kota besar Islam seperti Baghdad, Damaskus, Cordoba, Granada, Sevilla serta peradaban lainnya sebelum dan setelah peradaban Islam maka menjadi pilihan yang tepat untuk membaca buku ini. Yaaa... meskipun mungkin tidak dapat dilahap habis dalam waktu satu hari, tetapi menjadi suatu hal yang luar biasa ketika kita dapat membaca habis karya-karya yang isinya-pun begitu luar biasa...

"Karakteristik peradaban Islam yang istimewa sama sekali tak ada tandingannya dengan seluruh peradaban lain di dunia. Ketika wajah dunia mulai dihiasi kerusakan karena neraca pemahaman dan keyakinan telah terbalik, maka peradaban Islamlah sebagai solusinya." - Prof. Dr. Raghib As-Sirjani

-

Tertarik untuk membaca? :)

Friday, February 3, 2017

Review: ORANGE Movie

Bismillahirrahmanirrahim.

-

Adakah penyesalan yang telah terjadi tetapi ingin kembali diperbaiki? Apabila kita dapat kembali kepada masa-masa itu, maka bagaimana cara kita memperbaikinya?


***

Film berjudul ORANGE yang merupakan adaptasi dari manga dengan judul yang sama ini menjadi salah satu yang saya rekomendasikan. Rasanya memang ketinggalan, tetapi saya merasa gatal sekali ingin membuat review film yang telah cukup lama tersimpan dalam hdd satu ini.

Film ini menceritakan persahabatan antara Naho Takamiya dengan keempat temannya bernama Hiroto Suwa, Takako Chino, Saku Hagita, dan Azusa Murasaka yang kemudian dipertemukan dengan hadirnya murid pindahan dari Tokyo bernama Kakeru Naruse.


Pada hari pertama memasuki tingkat kedua, Naho menerima surat dari dirinya di sepuluh tahun yang akan datang. Surat itu berisikan hal-hal yang akan terjadi padanya, berikut dengan harapan agar Naho dapat memperbaiki keadaan sehingga tidak lagi terjadi penyesalan untuk keduakalinya. Inti dari semua yang harus Naho perbaiki adalah untuk menyelamatkan dan melindungi si murid pindahan, Kakeru.


Suatu hari, guru Kimia menjelaskan perihal tentang adanya Dunia Paralel yang mungkin saja dapat membuahkan suatu masa depan yang baru tanpa menghapus atau meniadakan masa depan yang sebenarnya. Pada saat pelajaran berakhir, Kakeru sempat mengatakan kepada Naho bahwa ia ingin kembali ke masa lalu untuk memperbaiki yang telah terjadi agar tak lagi menjadi penyesalan.




Seiring berjalannya waktu, pada akhirnya Naho memberitahukan perihal surat yang ia dapatkan dari dirinya di sepuluh tahun yang akan datang tersebut kepada Suwa dan juga ketiga teman lainnya. Mereka semua bermaksud untuk tetap berada di sisi Kakeru dan membuat Kakeru bahagia hingga akhirnya dapat melupakan bayang-bayang kelam di masa lalu yang masih menghantuinya.


Satu persatu dari apa saja yang menjadi penyesalan sebagaimana dikatakan dalam surat yang diterima Naho dari dirinya di masa sepuluh tahun yang akan datang, secara perlahan dapat diperbaiki, termasuk kecelakaan yang sebenarnya adalah upaya untuk bunuh diri pada tanggal 31 Desember. Selain itu, perjalanan hidup Kakeru yang sebelumnya begitu ia sesali-pun mulai terungkap. 

Sampai akhirnya… Kisah ini diakhiri dengan ending yang saya suka.



Secara keseluruhan, film ini menjadi salah satu tontonan yang recommended! Kisah fantasi yang disajikan dapat dikatakan menarik dan sekilas mengingatkan saya akan anime Kimi No Na Wa dengan plot twist yang waaaahh. Ini menjadi nilai plus tersendiri bagi saya, meskipun alur yang dimainkan terbilang lambat. Beberapa orang kawan sempat kecewa dengan movie ini karena kurang lengkap dibandingkan dengan manganya. Jujur saja.. saya sendiri belum membacanya tetapi sekali lagi bagaimanapun kisah lengkapnya, saya tetap merekomendasikan film ini.

Oiya, mengapa judulnya "Orange" ?
Menurut saya pribadi, selain gambaran langit pada akhir cerita, mungkin jawabannya ada pada bagian berikut ini... Apakah kita sepemikiran? (^^;)



-

Terakhir...
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah melalui film ini saya merasa diingatkan kembali bahwa rasa senang, bahagia dan suka cita yang kita rasa adalah karena hadirnya orang lain di sisi kita. DIA Yang Maha Kuasa telah mengirimkan kebahagiaan, suka duka serta rupa-rupa rasa lainnya melalui orang-orang di sekitar kita. Dan tidak terlepas dari itu, boleh jadi bahagianya orang lain juga berada di tangan kita. Apa-apa saja yang kita lakukan dapat memberikan dampak terhadap orang sekitar kita, baik dampak positif ataupun sebaliknya. Oleh karenanya, sebisa mungkin jadikan diri ini sebagai pribadi yang dapat bermanfaat bagi orang-orang sekitar sehingga hadirnya kita dapat mendatangkan rasa suka, bukan duka..


-

Selamat menyaksikan dan berikan penilaian melalui kolom komentar (^^'b