Monday, May 20, 2019

15 Ramadhan | Ramadhan(mu) Bukan Omong Kosong, kan?


*

Bismillahirrahmanirrahim.

15 Ramadhan 1440H

-

Refleksi pertengahan Ramadhan...

Ada begitu banyak orang yang ikut-ikutan mengatakan bahwa Ramadhan merupakan bulan suci, tetapi kelakuannya sedikitpun tidak menunjukkan bahwa ia menyucikan bulan Ramadhan.

Ada yang begitu berani menyebut Ramadhan bulan mulia, tetapi akhlaknya selama Ramadhan justru mengekspresikan kalimat 'Ramadhan is bullshit'. Ramadhan hanya omong kosong. Ramadhan atau tidak, sama saja.

Yaa, Ramadhan hanya bullshit, bagi mereka yang sebelum dan setelah Ramadhan, kualitas ketakwaannya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Padahal Allah sudah membuka jalan yang sangat luas agar semua muslim bisa lebih mudah meningkatkan kualitas ketakwaannya.

Ramadhan hanya menjadi bullshit bagi mereka yang tak mampu mendulang pahala berlimpah di bulan ini, padahal Allah sudah sangat baik kepada hamba-Nya.

Ramadhan hanya menjadi bullshit, ketika kita mengetahui bahwa Ramadhan merupakan bulan maghfirah, tetapi dosa-dosa yang bersarang di tubuh kita masih saja menumpuk. Astaghfirullah.

Ramadhan hanya menjadi bullshit, ketika kita sudah mengetahui bahwa Ramadhan merupakan bulan turunnya rahmat, tetapi kita tidak kunjung mendulang pahala yang berlimpah di bulan ini. Astaghfirullah.

Ramadhan hanya menjadi bullshit, ketika kita mengetahui bahwa Ramadhan merupakan bulan idkum minan naar, pembebasan dari api neraka, tetapi kita begitu nekat mengerjakan amalan-amalan yang justru mendekatkan kita dari pintu neraka. Astaghfirullah.

Bagaimana tidak bullshit?
Di bulan ini Allah sengaja memberikan perintah puasa agar manusia bisa berlatih mengendalikan hawa nafsunya dengan lebih intens.

Tapi, apa yang terjadi?

Hal yang disayangkan adalah bahwa sebagian dari kita justru menjadikan puasa hanya sebagai aktivitas rutin tahunan yang tidak memiliki efek sedikitpun pada peningkatan kualitas diri dalam menahan godaan. Akibatnya, usai Ramadhan, hawa nafsu kembali diumbar tanpa batasan, kembali begitu saja dibiarkan. Astaghfirullah.

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang pada intinya menyebutkan bahwa, "Jihad paling besar adalah bertempur dengan nafsu sendiri untuk melawan kejahatan dalam diri kita."

Semoga Allah senantiasa melimpahkan karunia dan taufiq untuk menghidupkan siang dan malam pada bulan Ramadhan dengan penghambaan diri kepada-Nya.
Allahumma aamiin.

Jadi,
bagaimana kabar Ramadhanmu sampai dengan hari ini?
Apakah Ramadhan atau tidak,
memang (benar) sama saja bagi dirimu sendiri?

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

14 Ramadhan | Menjadi Golongan yang Sedikit


*

Bismillahirrahmanirrahim.

14 Ramadhan 1440H

-

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

"Betapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah, dan Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah : 249)

Ketika Umar bin al-Khattab (رضي الله عنه) sedang berjalan di pasar, ia melewati seorang pria yang sedang memohon,

"Ya Allah, jadikan saya dari yang sedikit! Ya Allah jadikan saya dari yang sedikit!"

Lalu 'Umar berkata kepadanya, "Dari mana kamu mendapatkan doa ini' (permohonan) ini?"

Dan orang itu berkata, "Allah di dalam Kitab-Nya berfirman:

"Dan (hanya) sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur." (QS. As Sajdah : 9)

Lalu 'Umar menangis dan menegur dirinya, "Orang-orang lebih berpengetahuan daripada kamu, yaa Umar! Ya Allah jadikan kami dari yang sedikit dari hamba-Mu.."

-

Kadang-kadang ketika kita menasehati seseorang untuk meninggalkan dosa, mereka merespon dengan berkata, "Tapi semua orang melakukannya, itu bukan hanya aku!"

Subhanallah..

Akan tetapi jika kita mencari kata-kata "kebanyakan orang" dalam Al-Qur'an, maka kita akan menemukan bahwa kebanyakan orang:

"Namun kebanyakan orang tidak mengetahui." (QS. Al A'raf : 187)

"Dan kebanyakan orang tidak menunjukkan rasa terima kasih." (QS. Al Baqarah : 243)

"Dan kebanyakan orang tidak beriman." (QS. Hud : 17)

Dan jika kita mencari kata "sebagian besar dari mereka", kita akan menemukan bahwa sebagian besar dari mereka adalah:

"...pasti tidak (taat) Fasiq" (QS. Al Maidah : 59)

"...tidak mengetahui." (QS. Al An'am : 111)

"...berpaling" (QS. Al Anbiyaa : 24)

Maka, jadilah golongan yang "SEDIKIT.."

Allah Ta'ala telah berfirman tentang mereka, di antaranya:

"...Maka sedikit sekali mereka yang beriman." (QS. Al Baqarah : 88)

"Dan (hanya) sedikit dari hamba-Ku yang berterima kasih." (QS. Saba' : 13)

"Tapi tidak ada yang percaya dengan Dia, kecuali sedikit." (QS. Hud : 40)

"Berada dalam Surga kenikmatan, segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian." (QS. Al Wãqi'ah : 12-14)

Semoga Allah memasukkan kita dalam golongan hamba-Nya yang sedikit. Aamiin Allahumma Aamiin.

Wallahu a'lam.
Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

13 Ramadhan | Melangitkan Doa di Bulan yang Mulia


*

Bismillahirrahmanirrahim.

13 Ramadhan 1440H

-

Menuju pertengahan bulan Ramadhan...

Tidak sedikit dari kita yang senantiasa memanjatkan do'a agar dapat diperjumpakan kembali dengan bulan yang penuh keberkahan ini, bulan Ramadhan.

Hal ini dituturkan juga oleh Ibnu Rajab bahwa Mu'alla bin al Fadhl berkata,

"Dahulu (para salaf) berdoa selama enam bulan agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan berdoa setelahnya selama enam bulan agar ibadah mereka diterima." (Lathaa'ful Ma'aarif hal. 148)

Dan pada hari ini..
Alhamdulillah, atas izin dan kuasa-Nya kita masih dapat menghirup nikmatnya udara segar di bulan yang mulia.

Lantas,
apa yang telah, sedang, dan akan kita lakukan ketika kita sudah kembali di pertemukan dengan bulan yang penuh dengan kemuliaan?

Ramadhan merupakan kesempatan emas untuk mengetuk pintu langit dengan memperbanyak do'a. Bahkan dalam suatu hadits disebutkan bahwa di antara do'a yang tidak tertolak adalah do'a orang yang berpuasa sampai ia berbuka puasa.

Maka,
tunggu apalagi?
Teruslah panjatkan rangkaian do'a terbaik yang hendak kita pinta pada-Nya. Karena melalui do'a, kita dapat menjangkau apa-apa saja yang tidak terjangkau bahkan yang tidak terbayangkan oleh diri kita.

Jangan takut ataupun ragu. Mintakan saja segala macam yang kau mau pada penciptamu, karena berdo'a juga menjadi salah aatu cara untuk mendekatkan diri dengan Dzat Yang Maha Satu.

Jangan tergesa-gesa dalam meminta, karena DIA yang lebih tau mana yang terbaik bagi kita. Tetaplah berbaik sangka terhadap segala macam ketetapan-Nya. Yakinlah bahwa ada begitu banyak bahagia yang telah menanti kita dan tentu saja, semua itu terjadi atas Kuasa dan Kecintaan-Nya kepada kita, hamba yang begitu dikasihi-Nya.

Berdoa itu gratis, tanpa biaya. Berdoa bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Berdoa boleh dilakukan oleh seluruh umat manusia. Berdoa menjadi salah satu bukti bahwa kita senantiasa mengingat-Nya. Dan berdoalah kita, dalam keadaan seperti apapun yang tengah dirasa....

Selamat memanjatkan rangkaian do'a terbaik yang kita punya, sahabat..

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

12 Ramadhan | Berburu Manfaat pada Bulan yang Penuh Rahmat


*

Bismillahirrahmanirrahim

12 Ramadhan 1440H

-

Nantinya, setelah bulan Ramadhan berlalu, maka akan terbagi setidaknya menjadi dua kelompok manusia.

Pertama, orang yang pada bulan Ramadhan tampak sungguh-sungguh dalam ketaatan, sehinggga orang tersebut selalu dalam keadaan sujud, shalat, membaca Al-Qur’an atau menangis, sehingga bisa-bisa kita lupa akan ahli ibadahnya orang-orang terdahulu karena kita akan tertegun melihat kesungguhan dan giatnya dalam beribadah.

Namun itu semua hanya berlalu begitu saja bersama habisnya bulan Ramadhan. Setelah itu, ia kembali lagi bermalas-malasan, kembali mendatangi maksiat seolah-olah ia baru saja dipenjara dengan berbagai macam ketaatan kembalilah ia terjerumus dalam syahwat dan kelalaian. Kasihan sekali orang-orang seperti ini.

Kedua, orang yang bersedih ketika berpisah dengan bulan Ramadhan. Mereka rasakan nikmatnya kasih dan penjagaan Allah, mereka lalui dengan penuh kesabaran, mereka sadari hakekat keadaan dirinya, betapa lemah, betapa hinanya mereka di hadapan Yang Maha Kuasa, mereka berpuasa dengan sebenar-benarnya, mereka shalat dengan sungguh-sungguh.

Perpisahan dengan bulan Ramadhan membuat mereka sedih, bahkan tak jarang di antara mereka yang meneteskan air mata.

Kedua golongan ini tidaklah sama, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Allah berfirman, artinya, “Katakanlah; Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaan masing-masing..” (QS. Al-Isra’ : 84)

Para ahli tafsir mengatakan, makna ayat ini adalah bahwa setiap orang berbuat sesuai dengan keadaan akhlak yang sudah biasa ia jalani.

Barang siapa berpuasa siang hari di bulan Ramadhan dan shalat di malam harinya, melakukan kewajiban-kewajibannya, menahan pandangannya, menjaga anggota badan serta menjaga shalat jum’at dan jama’ah dengan sungguh-sungguh untuk menyempurnakan ketaatannya sesuai yang ia mampu maka bolehlah ia berharap mendapat ridha Allah, kemenangan di Surga dan selamat dari api neraka. Orang yang tidak menjadikan ridha Allah sebagai tujuannya maka Allah tidak akan melihatnya.

Untuk itu, selagi masih ada waktu dan kesempatan di bulan yang penuh dengan kemuliaan ini, maka mulailah membiasakan diri untuk beramal setiap hari. Suatu amalan meskipun sedikit, apabila dilakukan secara terus-menerus menjadi lebih baik daripada amalan yang banyak namun terputus.

Hal ini sebagaimana hadits yang menyebutkan bahwa amalan yang disukai Allah adalah amalan yang terus-menerus meskipun sedikit.

Mari biasakan diri untuk mengerjakan kebaikan di bulan Ramadhan. Mohonkan perlindungan agar pembiasaan yang kita lakukan dapat berkelanjutan sampai pada bulan-bulan lainnya setelah Ramadhan.

Sungguh, betapa menyesal seseorang yang apabila keluar dari bulan Ramadhan dengan tangan hampa, tanpa adanya perbekalan.

Sungguh, betapa meruginya seseorang yang pada bulan ini hanya sekedar menahan lapar dan dahaga setiap hari.

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya ini, kecuali rasa lapar dan dahaga," (HR. Ath Thabrani)

Semoga aku, kamu, mereka, dan kita semua termasuk golongan yang dapat memanfaatkan sisa-sisa di bulan Ramadhan dengan mengerjakan amalan kebajikan serta menjauhi kemungkaran pun juga yang penuh dengan kemudharatan. Aamiin.

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

11 Ramadhan | Berkorban itu Bersabar...


*

Bismillahirrahmanirrahim.

11 Ramadhan 1440H

-

Hakikat dari ibadah yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang hamba-NYA, yaitu untuk mengukur sejauh mana keimanan; kepasrahan; ketaatan; kesabaran; serta keikhlasannya dalam menjalani perintah Allah subhanahu wa ta'ala.

Hal ini perlu diperhatikan agar diri kita tidak terlalu condong atau memiliki kecenderungan terhadap dunia yang menyebabkan rasa cinta pada pencipta kita justru di-nomor-sekian-kan. Karena bagaimanapun juga, cinta dunia; cinta harta; hawa hafsu; syahwat; serta cinta semu lainnya senantiasa akan menghalangi seorang hamba untuk taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Dalam firman-Nya, Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan bahwa,

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah.." (QS. Al Baqarah : 207)

Apabila dikaitkan dengan bulan yang mulia ini, salah satu dari 'efek' ibadah puasa terhadap jiwa seorang muslim dapat dilihat dari berubahnya cara pandangnya dalam menyikapi dunia.

Ketika masih begitu banyak manusia yang mendasari hidupnya dengan memperturutkan berbagai keinginannya, maka seorang muslim 'dikader' oleh Allah agar belajar untuk mengontrolnya.

Ketika masih begitu banyak manusia yang hidup dengan mengikuti hawa nafsunya, maka seorang muslim diajari oleh Allah agar bisa mengendalikannya.

Nah, sekarang pertanyaannya..
Sudahkah diri kita ini berkorban untuk Allah?
Sejauh mana pengorbanan yang telah kita berikan?
Sudahkah diri kita 'menyembelih' hawa nafsu, cinta dunia, dan lain-lain yang dapat menjauhkan diri kita dari mengingat-Nya?

Sudahkah diri kita termasuk seorang mukmin sejati yang senantiasa mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta, dan jiwa raga untuk Allah?

Sudahkah kita benar mengamalkan firman-Nya yang menyebutkan,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al An'aam : 162)

Bukankah apabila kita hendak mengetahui bagaimana kedudukan kita di sisi Allah, maka kita harus melihat bagaimana kedudukan Allah pada diri kita?

Maka marilah..
Selagi kita masih diberikan waktu dan kesempatan oleh Allah, lekas manfaatkan untuk kebaikan, terlebih lagi pada bulan penuh kemuliaan.

Ngga usah itung-itungan "balasan" dari apa yang telah kita lakukan, karena DIA Yang Maha Menentukan.

Ibadah dan perbuatan baiknya dulu aja di maksimalkan, insyaaAllah hadiah spesial yang tak terbayang indahnya-lah yang menanti kita di "hari kemudian".

Mohon maaf lahir dan bathin.
Saling memaafkan dan saling mengingatkan dalam kebaikan.
Bersabarlah dalam ujian, pun juga dalam menjalani hari-hari di sebuah 'ruang' bernama kehidupan..

Wallahu a'lam bisshawwab.

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

10 Ramadhan | Puasa BUKAN sekedar Menahan Haus dan Lapar


*

Bismillahirrahmanirrahim.

10 Ramadhan 1440H

-

Mari istirahatkan diri sejenak sambil merefleksikan bagaimana sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan tahun ini.

Sudah berapa langkah yang kita lakukan untuk mencapai "tujuan utama" di bulan Ramadhan ini?

Aksi-aksi apa saja yang telah kita lakukan? Ibadah apa yang kita unggulkan?

Kemudian, bagaimana perkembangan aktivitas harian yang sebelumnya sudah ditargetkan?

Adakah langkah maju terhadap kebiasaan-kebiasaan baru yang kita lakukan?

Sudah sejauh mana kita meninggalkan hal-hal kurang baik yang sebelumnya menjadi kebiasaan?

Terakhir, bagaimana interaksi kedekatan diri kita dengan Rabb, Dzat Yang Menciptakan kita?

Adakah hak-hak DIA yang menjadi kewajiban kita justru kita lupa?

Adakah perintahnya yang tidak kita penuhi bahkan justru ditinggalkan secara sengaja?

Kawan, marilah sejenak berkaca pada masing-masing diri kita. Jangan biarkan hari-hari kita di bulan Ramadhan menjadi biasa saja, seperti hari-hari sebelumnya, bahkan justru dipenuhi dengan aktivitas yang sia-sia. Astaghfirullah...

Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallaam bersabda,

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya ini, kecuali rasa lapar dan dahaga," (HR. Ath Thabrani)

Beberapa perkara yang dapat menghalagi atau menggugurkan pahala puasa seseorang di antaranya: berdusta, ghibah, menyebarkan fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, mengedepankan hawa nafsu dan syahwat, dan berbagai perbuatan lainnya yang bertentangan dengan apa yang disyariatkan.

Orang-orang seperti ini puasanya tetap sah, hanya saja tidak mendapatkan pahala atas puasanya.

Wallahu a'alam bisshawwab.

Semoga aku, kamu, mereka, dan kita semua termasuk dalam golongan hamba yang dapat berbaik-baik memanfaatkan waktu di bulan Ramadhan.
Allahumma aamiin :'

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

Tuesday, May 14, 2019

9 Ramadhan | Menjalani Hidup dengan Merasa Cukup


*

Bismillahirrahmanirrahim.

9 Ramadhan 1440H

-

Manusia memang tidak pernah merasa puas karena memiliki keinginan yang lebih tinggi daripada kebutuhannya. Hal ini wajar saja terjadi. Akan tetapi sebagai seorang manusia, kita harus bisa mengendalikan diri kita dan hawa nafsu kita agar tidak melampaui batas. Ingatlah bahwa Allah subhanahu wa ta'ala telah menciptakan makhluk dengan rezekinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak perlu untuk merisaukan apa yang belum kita miliki.

Ibnu Jauzy Rahimahullah mengatakan bahwa, "Musibah besar adalah seseorang yang merasa sudah baik dan cukup dengan ilmu yang dimiliki."

Dalam Firman-Nya, Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan,

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. An Nahl : 14)

Ayat ini menunjukkan bahwa rezeki yang halal yang bisa membuat orang bersyukur. Rezeki haram akan membuat orang merasa kurang dan semakin tamak serta rakus dalam menumpuk harta untuk kepentingannya semata karena merasa semua itu adalah rezeki yang diperolehnya karena hasil usahanya sendiri. Ia terlupa untuk melibatkan Allah.

Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallaam bersabda,
“Seorang hamba yang mencari harta tanpa cara yang haram akan mendapat keberkahan dalam hartanya. Adapun yang mencari harta dengan cara tanpa yang halal, ia akan dijerumuskan ke dalam neraka bersama hartanya tersebut.“

Abdul Al Qadir Al Izzi berkata,
“Kualitas keagamaan seseorang bergantung pada kualitas makanan yang ia dapat. Semakin halal makanan seseorang, semakin giat pula ibadahnya. Semakin banyak ia memakan yang haram, semakin terpuruk semangat ibadahnya. Semakin sering ia memikirkan cara mencari harta halal, semakin sering ia memikirkan cara meningkatkan amalanya. Semakin sering ia mencari harta haram, semakin banyak ia melanggar aturan Allah.“

Abdullah bin Abbas RA berkata,
“Allah tidak akan menerima ibadah seseorang jika dalam perutnya terdapat barang haram.“

Suatu saat Sufyan Al Tsauri menghadiri walimah dengan membawa makanan sendiri. Padahal tuan rumah telah menyediakan  makanan untuk para tamunya. Sang tuan rumah pun bertanya tentang alasan Al-Tsausri membawa makanan dari rumah. Al Tsauri menjawab, “Engkau mengetahui secara pasti dari mana engkau mendapatkan makananmu. Begitu pula aku mengetahui dari mana makanan yang kubawa ini. Seseorang hendaknya mengetahui asal-usul makanannya.”

Pada kesempatan lain Al Tsauri ditanya keutamaan shaf pertama dalam shalat berjamaah. Dia menjawab, “Periksa dulu makananmu! Sebab jika makananmu halal, di mana pun shaf shalatmu, engkau pasti mendapat keutamaan. Sebaliknya jika makananmu haram, engkau akan mendapat siksa dan murka Allah meski shalatmu di shaf terdepan.“

Makanan yang dikonsumsi seseorang berpengaruh terhadap kualitas kecerdasannya. Karena itu, kecerdasan dan kesalehan anak bergantung pada makanan yang diberikan oleh orang tuanya. Semakin banyak anak mengomsumsi makanan haram, kecerdasannya akan semakin turun.

Makanan halal adalah energi untuk meningkatkan semangat dalam berbagai hal. Semangat hidup bergantung pada makanan yang dikonsumsi. Semangat belajar bergantung pada makanan yang dimakan. Bahkan ketajaman tulisan seseorang bergantung pada kualitas makanan yang ia konsumsi saat menulis.

Wallahu a'lam.

Belum setengah perjalanan di bulan Ramadhan, jangan sampai kebablasan kalap sama makanan dan minuman.
Ingatlah pesan bahwa kita dianjurkan untuk berhenti makan sebelum kekenyangan.

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

📝 Artikel KUTUB
#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

Monday, May 13, 2019

8 Ramadhan | Bersiwak untuk Membersihkan Diri dan Mengharap Ridha Illahi Rabbi


*

Bismillahirrahmanirrahim.

8 Ramadhan 1440H

-

Hukum menggosok gigi dengan siwak adalah dianjurkan (mustahab), karena Nabi sendiri yang bersabda tentang siwak,

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

“Bersiwak membuat mulut bersih dan mendatangkan ridha Allah.” (HR. An Nasa-i dan Ahmad, shahih)

Di antara waktu yang dianjurkan untuk bersiwak ada 7, yaitu:

1. Ketika membaca Al-Quran

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا تَسَوَّكَ ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي قَامَ الْمَلَكُ خَلْفَهُ ، فَتَسَمَّعَ لِقِرَاءَتِهِ فَيَدْنُو مِنْهُ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيهِ فَمَا يَخْرُجُ مِنْ فِيهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ ، إِلاَّ صَارَ فِي جَوْفِ الْمَلَكِ ، فَطَهِّرُوا أَفْوَاهَكُمْ لِلْقُرْآنِ

“Sesungguhnya jika seorang hamba bersiwak, kemudian melakukan shalat, maka ada seorang malaikat yang berdiri di belakangnya untuk mendengarkan bacaannya. Malaikat itu akan mendekat kepadanya hingga meletakkan mulutnya pada mulut orang tersebut. Dan tidaklah keluar dari mulut orang tersebut berupa bacaan al-Qur‘an kecuali akan masuk ke dalam perut malaikat, maka bersihkanlah mulut kalian bila hendak membaca al-Qur‘an.” (HR. Al-Bazzar, hasan)

2. Ketika sebelum atau sesudah berwudhu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ

“Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Al-Bukhari)

3. Ketika hendak shalat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ

“Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak melaksanakan shalat.” (HR. Al-Bukhari)

4. Bangun shalat malam

Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila terbangun hendak shalat malam, beliau biasa bersiwak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

5. Saat masuk rumah

Dari Al Miqdam bin Syuraih dari ayahnya, dia berkata,

سَأَلْتُ عَائِشَةَ قُلْتُ بِأَىِّ شَىْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ قَالَتْ بِالسِّوَاكِ

Aku bertanya pada Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika mulai memasuki rumah beliau?” Aisyah menjawab, “Bersiwak” (HR. Muslim)

6. Bangun dari tidur

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata (yang artinya), 

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tidur pada malam hari atau siang hari kemudian beliau bangun melainkan beliau pasti gosok gigi terlebih dahulu sebelum berwudhu.” (HR. Abu Dawud, Shahih)

7. Ketika bau mulut berubah

Tujuan utama bersiwak selain meneladani praktik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memang untuk menghilangkan bau tak sedap yang ada di mulut dan membersihkan mulut, seperti hadits yang telah disebutkan di awal, yaitu “Bersiwak membuat mulut bersih dan mendatangkan ridha Allah” (HR. An Nasa-i dan Ahmad, shahih)

📝 MuslimOrId

Wallahu a'lam.

Jadi,
jangan malas untuk membersihkan gigi (!)

Tapi ketika kumur setelah menggosok gigi pada siang hari di bulan Ramadhan, jangan sampai airnya (secara sengaja) tertelah karena itu termasuk hal yang dapat membatalkan puasa..

Lantas,
sudah menggosok gigi menjelang tidur malam ini?

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

7 Ramadhan | Jangan Berhenti untuk Bersyukur


*

Bismillahirrahmanirrahim.

7 Ramadhan 1440H

-

Maka sabar dan syukur adalah wahana yang akan membawa hamba, menselancari kehidupan nan berrasa dua itu dengan iman di dalam dada.

Oleh hadirnya sabar dan syukur itulah, Nabi nyatakan betapa menakjubkan hidup dan ihwal orang beriman. Semua urusannya adalah kebaikan.

Sebab atas musibah dia bersabar, dan sabar itu membuatnya meraih pahala tanpa hingga, dicintaiNya, dan dibersamai Allah Subhanahu Wata’ala di segala rasa.

Sebab dalam karunia dia bersyukur; maka syukur itu membuat sang nikmat melekat, kian berganda berlipat, menenggelamkannya dalam rahmat.

Tapi hakikat sabar dan syukur sebenarnya satu saja; keduanya ungkapan iman tuk menyambut penuh ridha segala kurniaNya, apapun jua bentuknya.

Maka sabar adalah juga sebentuk syukur;  dalam menyambut kurnia nikmatNya yang berbentuk lara, duka, nestapa, dan musibah yang niscaya.

Maka syukur adalah sebentuk sabar dalam menyambut kurnia musibahNya yang berupa kesenangan, kelapangan, kelimpahan, sesuka nan melena.

Maka tak ada kata henti untuk bersabar dan bersyukur; sebab ia 2 tali yang hubungkan kita denganNya; hingga hidup terasa surga sebelum surga.

“Jika sabar dan syukur itu 2 kendaraan,” ujar Umar, “Aku tak peduli naik yang mana.” Keduanya berlintasan ridhaNya; berjurusan surga.

Maka marilah kita belajar untuk bersyukur, hingga syukur itu lebih nikmat daripada nikmat yang kita syukuri.

Sebab, mampu untuk bersyukur merupakan suatu karunia lebih tinggi..

Jangan lupa untuk bersyukur, termasuk bersyukur karena diri kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati indahnya Ramadhan sampai dengan hari ini. Semoga kita pun dapat sampai ke penghujung Ramadhan dengan perbekalan yang memadai. Allahumma aamiin.

Jadi, sudah bersyukur hari ini?

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

📝 @/salimafillah
#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

Saturday, May 11, 2019

6 Ramadhan | Bijaksana dalam Memanfaatkan Waktu di bulan Ramadhan


*

Bismillahirrahmanirrahim.

6 Ramadhan 1440H

-

Ya Allah, maaf aku sibuk. 
Aku memang takut neraka, tetapi aku kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkanku dari neraka-Mu.

Aku memang berharap surga, tapi aku hampir tak punya waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu.

Hari ini, berapa jam yang kita gunakan untuk mengingat Allah?
Berapa penghasilan atau uang jajan yang kita gunakan untuk sedekah?
Tak sadar di hadapan Allah seolah-olah kita adalah orang yang tersibuk.
Padahal, seluruh hidup kita seharusnya kita persembahkan hanya untuk mengabdi kepada-Nya.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku” (QS Adz Dzariyat : 56)

[Ahmad Rifai Rif'an]

Pada hakikatnya,
waktu yang kita miliki saat ini,
entah dimanfaatkan ataupun tidak,
tanpa disadari tetap saja akan berlalu secara perlahan demi perlahan..

Barangkali hari ini seseorang masih diberikan kesehatan sehingga ia berani menjanjikan aktivitas bahkan kewajiban untuk dilakukan di hari kemudian,
namun siapakah yang dapat memberikan jaminan bahwa dirinya masih dapat dipertemukan dengan esok hari yang sebelumnya telah ia rencanakan?

Dalam buku Happy Ending Full Barokah karya Solikhin Abu Izzuddin dituliskan:

Dalam memanfaatkan momentum, manusia dibagi menjadi empat golongan:

1) Orang yang melewatkan momentum.
Ia selalu merasa rugi karena tidak mempunyai persiapan dini, tidak sukses dan tidak bahagia.

2) Orang yang menunggu momentum.
Ia menuntut orang lain untuk berbuat, tetapi tak segera proaktif menggesa diri sendiri.

3) Orang yang menggunakan dan memanfaatkan momentum.
Ia beruntung dan sukses, Alhamdulillah.

4) Orang yang menciptakan dan menghadirkan momentum.
Ia adalah orang yang bahagia karena setiap waktu baginya momentum kebaikan. MasyaaAllah.

Lantas, termasuk golongan manakah diri kita???

Selamat memanfaatkan waktu yaaa, kawan.
Terlebih lagi pada bulan yang penuh dengan keberkahan.
Jangan biarkan hari-hari kita justru dipenuhi dengan kesia-siaan.
Sungguh, apabila demikian maka yang ada nantinya hanya penyesalan berkepanjangan.

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

Friday, May 10, 2019

5 Ramadhan | Ramadhan Bukan saat untuk Bermanja di atas Kasur


*

Bismillahirrahmanirrahim.

5 Ramadhan 1440H

-

Ramadhan itu bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Orang yang malas dan lamban untuk beribadah, maka keberkahan serta rahmat Allah subhanahu wa ta'ala juga lamban untuk datang menghampirinya.

...إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ...

“Sesungguhnya Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai ia bertekad untuk mau mengubahnya.“ (QS. Ar Ra’d : 11)

Dalam hadis qudsi yang lain, Allah ﷻ berfirman, “Siapa saja yang disibukkan oleh Al Quran dalam rangka berzikir kepada-Ku, dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaannya kalam Allah daripada seluruh kalam-Nya seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.“ (HR. Turmuzi)

Kawan,
jangan sia-siakan puasa kita.
Ini bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan, maka janganlah sampai kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja sedangkan ada pahala tak terhingga dan melimpah ruah yang tanpa kita sadari justru dilepaskan begitu saja.
Betapa meruginya...

Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu 'anhu berkata:

"Seandainya engkau berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram, serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu...

لا تجعل يوم صومك و يوم فطرك سواء

"Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja" (Latho’iful Ma’arif 1/168)

Isilah hari-hari kita dengan amalan yang bermanfaat, bukan dengan hal sia-sia atau bahkan mengandung maksiat.

Janganlah menghabiskan waktu lebih banyak untuk tidur, kemudian berdalih bahwa "ini merupakan sunnah dan ini cara saya untuk bersyukur.. ya... dengan tidur..."

Bangunlah wahai saudaraku..

Lelahkan diri di bulan ini.

Berpayahlah menggapai cinta Illahi Rabbi.

Naikkan keseriusanmu dalam mencapai target yang telah kau tentukan sendiri.

Manfaatkan waktumu di bulan penuh berkah ini dengan berbagai macam amalan baik agar kelak derajat keimanan kita juga ikut naik.

Semoga DIA menjadikan aku, kamu, mereka, dan kita semua sebagai golongan orang yang bertakwa serta memberikan ampunan bagi diri kita.
Aamiin allahumma aamiin.

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

Thursday, May 9, 2019

4 Ramadhan | Beranjak Tidur dalam Keadaan Suci


*

Bismillahirrahmanirrahim

4 Ramadhan 1440H

-

Berwudhu sebelum tidur merupakan hal sepele, namun tidak sedikit pula orang yang terlena sehingga melewatkan anjuran ini.

Dari Bara bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu:

قَالَ النَّبِيُّ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ

Nabi bersabda: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhumu ketika shalat.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Ini sunah, dan bukan kewajiban. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah berkata:

...لكن كونه يتوضأ ويأتي الفراش على طهارة هذا هو السنة التي أمر بها النبي -صلى الله عليه وسلم-.

"Tetapi keadaan berwudhu bagi seseorang lalu dia mendatangi kasurnya setelah bersuci, ini adalah Sunnah yang diperintahkan Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam (selesai)."

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda:

"Tidaklah seorang muslim yang tidur malam dengan berzikir sebelumnya disertai wudhu', lalu terbangun di tengah malam dan berdoa kepada Allah agar diberi kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah akan mengabulkan permohonan itu untuknya." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Sebagian ulama menyebutkan hikmahnya, bahwa tidur merupakan kematian kecil. Maka, sebagaimana dimandikan saat kematian besar, maka demikian pula saat kematian kecil, hendaknya dia berwudhu.

Selain bernilai ibadah, berwudhu juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan. Peneliti dari Universitas Alexsandria, dr Musthafa Syahatah, yang sekaligus menjabat sebagai Dekan Fakultas THT, menyebutkan bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu lebih sedikit dibanding orang yang tidak berwudhu.

Dengan ber-istisnaq (menghirup air dalam hidung) ketika berwudhu misalnya, kita dapat mencegah timbulnya penyakit dalam hidung.

Dengan mencuci kedua tangan, kita dapat menjaga kebersihan tangan. Kita juga bisa menjaga kebersihan kulit wajah bila kita rajin berwudhu.

Selain itu, kita juga bisa menjaga kebersihan daun telinga dan telapak kaki kita, artinya dengan sering berwudhu kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita.

Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhuma bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci maka malaikat akan bermalam di dekatnya, tidaklah dia terbangun kecuali malaikat mendoakannya: "Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini karena dia tidur dalam keadaan suci".

Wallahu a'lam. 

Semoga aku, kamu, mereka dan kita semua dapat mulai membiasakan diri untuk mengerjakan apa yang disunnahkan dan dianjurkan oleh baginda Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam. Aamiin.

Selamat rehat!
Sehat-sehat!
SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

3 Ramadhan | Menjaga Lisan di bulan penuh Keberkahan


*

Bismillahirrahmanirrahim

3 Ramadhan 1440H

-

Ramadhan adalah bulan yang dipilih Allah untuk menjernihkan diri kita dari kotoran-kotoran jiwa, termasuk kotoran keangkuhan; rasa ingin dihormati; gila pujian; dan segala macam sifat-sifat yang seharusnya kita hindari lainnya.

Nah, salah satu hal yang perlu digarisbawahi adalah...
Jangan mempersempit makna "Puasa" yaitu sekedar menahan lapar dan dahaga dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari saja.

Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga semata, melainkan juga menahan pandangan; pendengaran; tingkah laku dan perbuatan; perkataan melalui lisan; serta menjaga seluruh anggota tubuh dari segala macam hal yang membatalkan puasa.

Bukankah salah satu untuk menentukan bagaimana kualitas diri seseorang itu dilihat dari kata-katanya, dari apa yang diucapkannya?

Maka, belajarlah pula untuk diam.
Ketika kita tak perlu untuk berbicara, maka diamlah.
Ketika kita tak bisa untuk mengatakan sesuatu yang baik, maka kita lebih baik untuk diam.

An Nawawi rahimahullah menyampaikan dalam kitabnya Riyadhush Shalihin,

“Ketahuilah bahwa sepatutnya setiap orang yang telah dibebani berbagai kewajiban untuk menahan lisannya dalam setiap ucapan kecuali ucapan yang jelas maslahatnya. Jika suatu ucapan sama saja antara maslahat dan bahayanya, maka menahan lisan untuk tidak berbicara ketika itu serasa lebih baik. Karena boleh saja perkataan yang asalnya mubah beralih menjadi haram atau makruh. Inilah yang seringkali terjadi dalam keseharian. Jalan selamat adalah kita menahan lisan dalam kondisi itu.”

(Masih) mengenai kata-kata...

Dalam manga Detective Conan, ada salah satu karakter ada yang mengatakan bahwa:

"Kata-kata adalah pedang. Jika salah menggunakannya akan mengubahnya menjadi senjata yang kejam. Maka gunakanlah kata-kata secara bijaksana dengan merasakan perasaan orang lain, seperti apapun orang itu..."

Sekali lagi, pada kesempatan ini bermaksud untuk mengingatkan kembali, khususnya mengingatkan diri pribadi.

Bagaimanapun juga, disadari ataupun tak disadari, pada kenyataannya kata-kata benar menjadi penentu bagaimana kualitas diri.

Semoga aku, kamu, mereka, dan kita semua dapat sama-sama berbenah diri menjadi pribadi yang lebih lebih lebih dan lebih baik lagi di kemudian hari, sebagaimana yang IA sukai dan IA ridhai. Allahumma aamiin.

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

Tuesday, May 7, 2019

2 Ramadhan | Akhirkan Sahur, segerakan Berbuka


*

2 Ramadhan 1440H

---

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda,

، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ

“Orang-orang senantiasa dalam kebaikan manakala mereka mensegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Anas bin Malik RA berkata,

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ tidak mengerjakan shalat maghrib hingga berbuka puasa kendati hanya dengan seteguk air,” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia meng-hasan-kannya)

Maksud dari kalimat "menyegerakan berbuka" adalah segera membatalkan puasa ketika masuk waktu diperbolehkannya berbuka, yaitu setelah matahari terbenam.

Ada tiga cara untuk memastikan terbenamnya matahari:
1. Melihat secara langsung.
2. Mendengar dari sumber atau berita yang terpercaya.
3. Mendengarkan adzan Maghrib.
[Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 9/30, no. 19793]

Hal lain yang juga dianjurkan pada saat matahari terbenam adalah menjawab adzan ketika dikumandangkan. Ketika seseorang mendengar adzan kemudian menjawabnya, maka orang tersebut sedang menikmati karunia Allah. Balasan dari kenikmatan ini adalah dengan rasa syukur. Di antara bentuk syukur adalah dengan menjawab adzan, sehingga ini menjadi hal yang dianjurkan.

Apabila seseorang menyegerakan berbuka puasa pada saat matahari terbenam (pada waktu maghrib) kemudian ia menjawab adzan tersebut, maka ia dapat dikatakan telah melakukan dua hal yang dianjurkan.

Nah, pada saat hendak berbuka puasa jangan lupa membaca basmallah dan juga do'a. Selain itu, makan dan minum secukupnya saja, jangan berlebihan karena apabila terlalu kenyang maka dikhawatirkan nilai-nilai kebaikan dalam shalat kita justru malah berkurang dan berguguran akibat diri kita yang kurang fokus karena kekenyangan :(

Jadi,
bagaimana kabar Ramadhan keduanya?
Sudahkah ada peningkatan ibadah dibandingkan hari-hari sebelumnya?

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik

1 Ramadhan | Berburu Kebaikan di bulan yang penuh Keberkahan


*

1 Ramadhan 1440H

---

Bismillahirrahmanirrahim.

Ramadhan merupakan bulan yang penuh kemuliaan. Ramadhan adalah hadiah dari Allah subhanahu wa ta'ala bagi setiap muslim. Ia adalah ibarat sebuah oase ditengah tahun yang menyejukkan jiwa-jiwa yang kehausan dan kelaparan akan rahmat, keberkahan dan
cinta dari Allah.

Di antara keistimewaan bulan Ramadhan sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an dan teruraikan dalam hadits, sebagai berikut:

1. Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al Qur'an.

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)...” (QS.Al-Baqarah: 185)

2. Setan dibelenggu pada bulan Ramadhan. Selain itu, pintu neraka pun ditutup pada bulan mulia ini, sedangkan pintu surga terbuka lebar-lebar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (Muttafaqun 'alayhi)

3. Dalam bulan Ramadhan terdapat malam penuh kemuliaan dan keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan sebagaimana firman Allah dalam surah Al Qadr ayat 1-3.

4. Pada bulan ini, Allah subhanahu wa ta'ala melimpahkan ampunan kepada orang-orang yang melaksanakan puasa Ramadhan atas dasar keimanan yang jujur dan mengharapkan pahala di sisi Allah, sebagaimana hadits Muttafaqun Alayhi.

Berbagai keistimewaan bulan Ramadhan inilah yang membuat para orang-orang yang beriman begitu menantikan dan merindukan kedatangan bulan Ramadhan.

Selain yang dituliskan di atas, masih banyak keutamaan lainnya yang membuat bulan Ramadhan menjadi bulan yang begitu istimewa.

Maka,
tidakkah KAU tergiur untuk meraup segala macam balasan kebaikan yang ada pada bulan suci ini?
ataukah justru DIRIMU merasa bahwa tak ada yang spesial dari bulan ini, sehingga tetap biasa saja menjalani hari seperti bulan-bulan lainnya yang telah dilalui?

Yuk introspeksi diri. Lalu ibadahnya dimaksimalkan lagi di bulan ini (!)

SEMANGAT Ramadhan!
Selamat berburu kebaikan dengan senantiasa berbaik-baik melakukan segala macam amalan baik!

#LY1440H
#Ramadhan1440H
#RamadhanProduktif
#semangARTramadhan
#SEMANGATRamadhan
#YukMenujuBaik
#MenujuBaikItuBaik