Saturday, June 11, 2016

Membangkitkan Diri untuk Dapat Kembali Lagi Menuju Suatu yang Lebih PASTI

Bismillahirrahmanirrahim.

Mungkin ini yang disebut rasa, sedikit tetapi cukup.
Cukup membuat hati penuh di terasnya, bukan di dalamnya.
Mungkin memang iya.
Namun, beberapa ke-iya-an itu seringkali tersamar oleh ke-tidak-an yang kejam.
Karena aku tidak ingin menggiringmu.
Aku tak mau mendahului dan menuntunmu.
Karena aku tak mau mencampuri rasamu.
Rasamu rasamu, bukan rasa rasaku.
Karena aku tidak mau mengajakmu singgah di pelataran takdirku.
Aku hanya mempersilahkan, jika-jika kamu bersedia.
Itu saja.
Karena aku tidak ingin menatap mata bulat itu secara detail.
Aku takut bola mata itu memancarkan gemerlap yang akan menyinariku.
Tidak, aku tidak mau seperti itu.
Matamu itu, biarlah indah seperti itu.
Aku tidak akan menatapnya.
Karena aku bukan pemandangan yang bagus untuk mata indahmu.
Antara kau dan aku.
Antara benang merah yang terkait hingga membentuk kalimat penuh kekuatan.
Tetapi, aku tidak ingin menyeretmu dengan kekuatanku.
Kekuatanku terlalu kuat sepertinya.
Untuk semua kertas yang terbuang atau buku yang hangus.
Jangan sampai abunya membuat matamu perih.
Karena aku masih menginginkan kamu untuk bisa melihat yang indah.
Tetapi jangan diriku.
Aku akan menikmati senyum itu melalui CCTV-ku sendiri.

*sumber: pytepy.blogspot.com
__________

Ngga sengaja 'nemu' rangkaian kalimat itu. Adalah kalimat yang secara ngga langsung aku tangkap dengan makna versi aku sendiri dan secara ngga langsung rasanya salah satu hal yang tertahan. Ntah. Akupun tak begitu mengerti, mengapa.

Sebelumnya merasa gatal sekali karena secara ngga langsung telah melalaikan salah satu yang aku targetkan. Baiklah, sebut saja konsistensi untuk tidak membiarkan blog ini berdebu.

Alhamdulillah, beberapa waktu belakangan ini rasanya begitu banyak hal yang ingin diungkap melalui tulisan sebagai bentuk peng-abadian atas kenangan yang ngga sembarang boleh dilupakan begitu saja *halah* kemudian untuk bahan instrospeksi juga tentunya. Tetapi lagi-lagi... dalam hidup ini memang baiknya ada improvisasi agar kisah yang terjadi tidak monoton begitu saja sesuai dengan yang ada di narasi. Duh, duhai diri...

Sedikit saja ingin berkata kepada diri yang sebelumnya tak mengetahui apa-apa, bagaimanapun kau janganlah terlalu menaruh harap pada manusia karena harapan itu terkadang justru menyesakkan dada. Ckck.

Berbagai tamparan halus dari dan untuk diri rasanya kurang tersaji dalam beberapa waktu ini, padahal seharusnya kian hari selagi diri ini masih diperkenankan untuk berpijak di hamparan bumi ini tak lain adalah untuk terus berbenah diri sekaligus memperbaiki berbagai hal salah yang telah terjadi. Ckck.

Jadikan diri ini senantiasa berdoa serta berusaha, selain itu diri inipun perlu berlapang dada ketika menghadapi hal apapun itu yang tak disangka sebelumnya dan semoga diri ini dapat menjadi hamba yang lebih peka. Iyaaa 'peka'. Ckck.

Alhamdulillah, setidaknya rangkaian kata yang membentuk kalimat di atas telah menjadi wakil dari apapun yang dirasa. Meski tak secara keseluruhan dapat diungkap begitu saja, tetapi setidaknya diri ini telah merasa lebih lega. Duh.. duhai dirimu blog sekaligus saksi perjalanan hidup yang tercinta, mohon maafkan diri ini yang seolah tidak peduli begitu saja. Ckck.

Salam SEMANGAT!
Pokoknya aku, kamu, dia, mereka dan kita semua harus terus SEMANGAT!
Terlebih lagi pada bulan Ramadhan yang dirindukan ini :')

Mari cukupkan sejenak. Semoga masih ada esok untuk kita dapat mengucap syukur atas segala macam nikmat serta akan indahnya menghirup udara di dunia, sekaligus untuk merenung kemudian berbenah serta terus dan terus memperbaiki diri demi menjadi Muslim yang lebih baik lagi. Allahumma aamiin.

Alhamdulillah.
ditulis dengan senyuman akan suatu harapan yang semoga tak sekedar disemogakan tetapi dapat menjadi kenyataan

L. Yuniasari
:)

No comments:

Post a Comment