Wednesday, May 30, 2018

Lakukan yang kiranya perlu untuk KAMU lakukan (!)

Bismillaah..

Tak terasa, hari ini sudah hampir setengah perjalanan di bulan Ramadhan. Lantas, bagaimana kabar targetan dan segala pencapaian yang ingin diwujudkan? Sudahkah benar-benar secara maksimal dijalankan? Mari berdiam diri sejenak untuk merenungkan...

Pada kesempatan ini, rasanya ingin menghidupkan blog ini kembali. Menghilang sejenak dari akun 'pelarian' dan bermaksud untuk kembali kesini. Mengisi kekosongan tulisan dalam "ruang ini" dan kembali mencoba untuk menyampaikan hal-hal yang ingin disentil dari hati, melalui rangkaian kata yang entah seperti apa akhirnya nanti..

...

Tidak hanya pada bulan Ramadhan, pada bulan-bulan lainnya, bahkan setiap harinya tentu kita mengalami berbagai macam kejadian. Entah itu kejadian yang punya kesan tertentu sehingga tidak mudah dilupakan, maupun kejadian lainnya yang sekedar numpang lewat begitu saja kemudian menghilang dari ingatan.

Namun, ada pula kejadian yang tak ingin diingat tetapi justru teringat. Kejadian yang harapannya lekas segera minggat, tetapi makin dilupa justru membuat penat. Kejadian yang boleh jadi tak ingin dipendam, namun tak juga padam, tetapi justru semakin tertanam. Oke kira-kira seperti itu.

._.

Siang ini, ada salah satu kutipan yang tetiba terlintas dalam ingatan.

Bahwasanya Ali bin Abi Thalib berkata, “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu.”

Itu salah satu kutipan yang cukup mainstream dan banyak ditemukan di dunia maya. Seriusan. Kamupun tentu pernah membaca atau mendengarnya sebelumnya.

Memang benar..
barangkali apapun yang saat ini kita rasa, bagaimanapun rasanya, menjadi lebih baik untuk tidak diketahui oleh siapa-siapa.

Memang benar..
suka-duka, pahit-manis, bahagia dan kecewa kita di dunia menjadi lebih baik berhenti pada diri kita saja yang mengetahuinya.

Memang benar..
bukan menjadi hal yang perlu kita lakukan untuk mengumbar, menyampaikan kepada 'mereka' seolah-olah ini merupakan suatu hal yang besar, suatu hal yang perlu untuk 'mereka' dengar.

Akan tetapi,
dari beberapa yang aku tuliskan tadi bukan berarti kita justru menutup diri.

Sekali lagi..
Akan tetapi dari yang telah aku sampaikan tadi,
bukan berarti bagi kita untuk membuat batasan yang menjadi benteng dari sebuah ikatan, dari sebuah pertemanan.

Karena memang..
ada kalanya kita perlu bicara pada dia yang sekiranya bisa kita percaya untuk menceritakan apa yang kita rasa.

Karena memang..
ada kalanya kita perlu memberi tahu bagaimana yang kita rasa saat itu untuk sekedar menyingkirkan awan kelabu.

Karena memang..
ada kalanya kita perlu bercerita kepada siapapun orangnya, sekedar untuk membuat lega sekalipun tanggapan yang diterima tidak seperti harapan kita sebelumnya. *ini pengingat juga untuk ngga berharap sama manusia, ya ;)


Kawan..
Pada kesempatan inipun aku bukan bermaksud untuk menyalahkan, bukan bermaksud untuk menjadikan pihak tertentu sebagai sasaran.

Hanya saja,
pada kenyataannya manusia,
tentu ada saja yang justru disibukkan untuk mencari cela.
(!)

Dia yang seperti itu, disibukkan dengan kepentingan orang lain yang bahkan tidak beririsan dengan kehidupannya.

Karena...

Dalam kehidupan ini,
'ada' yang memang hari-harinya diisi dengan mencari aib sana-sini, seolah melupakan bahwa dirinya juga makhluk yang tak sempurna di dunia ini.

Dalam kehidupan ini,
'ada' yang memang seolah lupa akan aibnya sendiri, seolah merasa paling suci sehingga dengan mudahnya dapat mengumbar sana-sini, tanpa permisi, bahkan dengan percaya diri.

Dalam kehidupan ini,
'ada' yang memang sibuk menginterupsi. Ia sibuk memberi penilaian terhadap orang-orang di sekitarnya. Tidak jarang yang ia lakukan adalah menyalahkan yang sebenarnya benar, serta bukan malah meluruskan suatu yang salah.

Ya..

Dalam kehidupan ini,
'ada' yang memang pandai sekali melayangkan pandangan yang tidak jarang justru bertolak belakang dengan apa yang disebut kebenaran. Ia memang sibuk mengevaluasi, akan tetapi bukan dirinya yang dievaluasi, melainkan cela yang ada pada orang-orang sekitar yang ia temui.

Itulah yang terjadi dalam kehidupan ini.

Untuk itu,
terhadapnya aku ingin mengingatkan..
bahwa apabila yang seperti itu kita jumpai, maka menjadi tugas kita untuk mendo'akan;
layangkan do'a-do'a untuknya yang berupa suatu kebaikan;
bukan rangkaian do'a yang menjatuhkan ataupun berisi sumpah serapah yang tidak karuan;
melainkan rangkaian do'a terbaik yang apabila itu ditujukan pada diri kita, maka kitapun ingin untuk di-aamiin-kan.

Hidup ini indah, bukan?
Sungguh.. hidup ini menjadi indah karena adanya perbedaan.
Maka, sekarang kembali pada diri kita untuk mengkondisikan.
Pandai-pandaikan diri dalam menyikapi tiap kejadian.
Karena percayalah, barangkali 'pahit' itu dihadirkan untuk semakin menguatkan,
menguatkan diri yang lemah agar lebih handal untuk mengantisipasi keterpurukan.


"Apabila ada orang di sekitarmu yang berbuat tidak seperti yang kamu mau. Maka, menjadi tugasmu untuk mendo'akan yang terbaik yang kamu mampu. Lalu ingatlah bahwa biarkan mereka yang seperti itu, yang penting hal itu bukan dilakukan olehmu..
- LY, 2018

Tetap semangat ya, duhai kamunya aku (?)
*nahloh

Mohon maaf lahir dan bathin.

---
Siang ini panas?
Rwk, Ramadhan ke-empatbelas
LY 1439H