Thursday, June 22, 2017

Lailatul Qadr

Bismillahirrahmanirrahim.

-
Hari 26
#RamadhanAsyik
#Ramadhan1438H


Dalam suatu hadits Riwayat Al Bukhari disebutkan bahwa,

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ.

Dari Ibn Umar ra: Bahwa ada beberapa orang dari sahabat Nabi saw yang diperlihatkan Lailatul Qadar dalam mimpi mereka pada tujuh hari terakhir. Maka Rasulullah saw bersabda:

Aku melihat bahwa mimpi kalian jatuh pada tujuh malam terakhir, maka barang siapa yang ingin mencarinya, hendaklah ia mencarinya pada tujuh malam terakhir (dari bulan Ramadhan).
Selain itu, disebutkan pula bahwa,

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ، فَتَلاَحَى رَجُلاَنِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ، فَقَالَ:

خَرَجْتُ لأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلاَحَى فُلاَنٌ وَفُلاَنٌ فَرُفِعَتْ، وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ، فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ.

Dari Ubadah ibn Al-Shamit, dia berkata: Nabi saw keluar untuk memberitahukan kami tentang Lailatul Qadar. Tiba-tiba ada dua orang dari Kaum Muslimin yang beradu mulut. Maka beliau bersabda:

Aku datang untuk memberitahukan kalian tentang (waktu terjadinya) Lailatul Qadar namun fulan dan fulan beradu mulut sehingga (kepastian waktunya) diangkat (menjadi tidak diketahui). Namun semoga saja ini lebih baik untuk kalian, maka carilah ia (Lailatul Qadar) pada malam yang kesembilan, ketujuh dan kelima (pada sepuluh malam terakhir dari Ramadhan).
Mengenai hal ini, Riwayat lain menceritakan bahwa malaikat hendak memberitahu Rasulullah kapan Lailatul qadar, namun ada dua sahabat yang bertengkar, hingga malaikat itu pergi dan waktu Lailatul qadar tidak diketahui. Namun Rasulullah berdoa agar itu menjadi yang terbaik untuk kita, dan memberitahu kita bahwa lailatul qadar ada di malam ke 9, 7 dan 5 terakhir Ramadhan.

Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Ta’ala. Selain itu, karena pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah yang menyebutkan “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad Dukhaan:4)

Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim: “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?” Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya yang menyebutkan bahwa “Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan."
Beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, tilawah, dzikir, do’a, serta kebajikan lainnya sama dengan beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan dapat diartikan sama dengan 83 tahun 4 bulan.

Allah Ta'ala juga memberitahukan keutamaan lainnya yang diantaranya berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril ‘alaihis salam. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah.

Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al Qadr:5) Maksudnya bahwa malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikitpun ada kejelekan di dalamnya sampai dengan terbit fajar.

Di malam itu, para malaikat, termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di malam tersebut. Beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)

Tentang waktunya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al Bukhari, Muslim dan lainnya)

Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan. Waallahu’alam.

Mari kita Renungkan...

Jika sosok sekaliber Nabi yang akan membuka pintu Surga pertama kali di hari kiamat masih mencari malam tersebut, lalu bagaimana dengan kita?

Jika Kekasih Allah dan seseorang yang telah diampuni seluruh kekhilafannya masih mencari malam lailatul qadr, lalu apakah kita pantas santai-santai saja?

Jika Seorang Nabi terbaik bangun untuk menghidupkan malam-malamnya, lalu kita membaca doa tidur?

Jika Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam- sibuk membaca Alquran, lalu orang seperti kita sibuk nongkrong di luar?

Lalu,
apakah kita justru meremehkan?
:(

Kawan,
Ingatlah bahwa inilah babak final bulan suci

Dan ingatlah,
kekalahan yang paling menyakitkan adalah kekalahan ketika sampai di FINAL...

Lantas,
apa yang setelah ini akan kita lakukan?

Semoga ALLAH senantiasa memberikan taufiq untuk kita semua. Aamiin.

Selamat berjuang!

No comments:

Post a Comment