Tuesday, February 2, 2016

Di Bawah Kibar Panji Rasulullah

Bismillahirrahmanirrahim.

(belum usai)

Sabtu pagi sebelum pecahnya Perang Uhud, Nabi berpidato.

"Saudara-saudara, kupesankan pada kalian sebagaimana Allah berpesan kepadaku dalam kitab-Nya untuk menaati-Nya dan menjauhkan diri dari yang diharamkan-Nya. Hari ini kalian berada di suatu tempat penuh pahala. Tempat bagi yang sadar akan apa yang pasti diperolehnya, memantapkan diri untuk sabar dan yakin sepenuh hati, giat dan semangat. Sungguh, jihad melawan musuh itu sangat menyakitkan. Hanya sedikit yang sabar, yaitu mereka yang ditetapkan akan diberi petunjuk oleh Allah. Sesungguhnya, Allah bersama orang yang menaati-Nya, sedangkan setan bersama orang yang mendurhakai-Nya. Bukalah amalmu dengan ketabahan jihad, lalu harapkanlah janji Allah. Pegang teguhlah perintah-Nya, sebab aku sangat ingin kalian diberi petunjuk. Perselisihan, konflik dan berkecil hati adalah kelemahan. Sesuatu yang tidak disukai Allah dan tidak akan membawa pada kemenangan."

"Saudara-saudara, Allah meneguhkan hatiku bahwa yang berbuat haram akan dipisahkan dari-Nya. Barangsiapa membenci perbuatan itu akan diampuni dosanya. Barangsiapa bershalawat kepadaku, akan dishalawati oleh Allah dan malaikat-malaikatnya sepuluh kali. Siapapun yang berbuat kebaikan, muslim atau kafir, pasti akan diberi imbalan oleh Allah, baik yang langsung di dunia maupun yang ditangguhkan di akhirat. Barangsiapa yang beriman kepada Allah, wajib ia mengerjakan shalat Jum'at kecuali anak-anak; perempuan; atau hamba sahaya. Barangsiapa merasa tidak perlu mengerjakan shalat Jum'at, Allah pun merasa tidak perlu kepadanya. Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Rasanya tak ada lagi amal yang mendekatkan kalian kepada Allah yang tak ku perintahkan. Tak ada lagi amal yang mendekatkan kalian ke neraka yang tak kularang. Jibril membisiki hatiku bahwa orang takkan mati sebelum terpenuhi puncak rezekinya. Takkan kurang sedikitpun, meski terlambat datangnya. Bertakwalah kepada Tuhan kalian, dan baik-baiklah mencari rezeki. Jangan karena rezeki itu lambat datang, lalu kalian mencarinya dengan cara maksiat. Apa yang menjadi milik kita bergantung pada ketaatan kita. Telah Allah jelaskan pula kepada kalian yang halal dan yang haram. Namun, ada beberapa yang syubhat, yang banyak sekali orang tak mengetahuinya kecuali yang dijaga oleh Allah. Barangsiapa meninggalkan syubhat berarti telah menjaga kehormatan diri dan agamanya. Barangsiapa terperosok ke dalamnya, ia seperti menggembala di sisi padang terlarang dan hampir menerobos ke dalamnya. Ia tak akan menemukan apapun selain padang itu. Ingatlah, sesungguhnya padang terlarang Allah itu adalah segala yang Dia haramkan. Seorang mukmin bagi mukmin lain tak ubahnya kepala bagi tubuh, jika kepala sakit maka seluruh tubuh ikut sakit. Wassalamu'alaykum."

Selanjutnya Nabi menyulut semangat kaum mukmin. Gelora jihad dikorbankan. Keberanian mereka dibangkitkan. Beliau mengangkat sebilah pedang dan menawarkannya kepada segenap prajurit, "Siapa yang sanggup memegang ini?"

Pasukan mukmin serentak berebut mengacung, "Aku! Aku! Aku....!!!"

"Siapa yang akan memegang pedang ini sesuai tugasnya?"

Senyap. Seluruh prajurit bertanya-tanya apa maksud pertanyaan itu. Beberapa orang- antara lain Ali, Umar dan Zubair- meminta pedang itu dari Nabi, tetapi ditolak. Lalu berdirilah Abu Dujanah alias Simak ibn Kharasyah sambil bertanya, "Apa tugas pedang itu, Rasulullah?"

"Kau hantamkan ke wajah musuh sampai bengkok!"

Kemudian dengan mantap dan penuh rasa percaya diri Abu Dujanah menjawab, "Aku yang memegangnya dan akan ku tunaikan tugasnya, wahai Rasulullah"

Nabi pun menyerahkan pedang itu kepada Abu Dujanah. Begitulah cara Nabi menyemangati para sahabat. Beliau tahu persis keberanian Abu Dujanah yang waktu itu mengenakan serban warna merah. Setelah menerima pedang dari Nabi, Abu Dujanah melangkah ke tengah-tengah barisan dengan berlagak dan kepala tegak. Melihat tindakannya itu, Nabi bersabda, "Cara berjalan seperti itu dibenci Allah, kecuali dalam situasi seperti ini".

_____________

Assalamu'alaykum.
Salam sehat dan SEMANGAT!

Bacaan pembuka postingan kali ini adalah kutipan dari sebuah buku yang aku baca malam ini mengenai perang-perang yang terjadi pada zaman Rasulullah. 

Banyak peperangan dan konfrontasi terjadi pada masa Nabi. Sekitar 10 tahun beliau tinggal di Madinah, terjadi 64 kali peperangan: 26 peperangan dipimpin Nabi sendiri dan selebihnya adalah pasukan utusan Nabi.

Beberapa orang -terutama orientalis dan mereka yang berkacamata sinis- menuding Islam tumbuh dari ayunan pedang dan Nabi Muhammad maniak perang. Astaghfirullah. Di sisi lain, sebagian umat Islam menjadikan peperangan Nabi sebagai legitimasi untuk melakukan kekerasan atas nama keyakinan. Ckck.

Definisi PERANG

Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan.
-wikipedia

Nah, dalam Islam sendiri tuh memang ada loh ayat yang menganjurkan untuk berperang. Tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa berperang itu ngga bisa dilakukan dalam segala macam situasi. Berikut beberapa ayat mengenai perang, terlebih ini tuh yang cukup sering diulang dalam buku yang sedang aku baca.

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.."
- Al Baqarah : 190 - 194

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
- Al Baqarah : 216 - 217

...dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
- At Tawbah : 36

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
- Al Hajj : 39 - 41

MasyaaAllah.. lumayan banyak juga kan yaaa *o*/

Kenapa harus PERANG?

Ini sub-judul yang sebenarnya bukan untuk menyebutkan latar belakang terjadinya perang, tetapi lebih ke... mengapa aku ambil topik bahasan mengenai perang ._.
Baiklah.. ini mungkin juga karena pengaruh TG, Un-T, WW, OM, No-B, dan tadi ONS aaaahhh sudahlah kita lewati kalimat ini... m(_ _)m

Beberapa hari lalu, ada seorang kawan yang tetiba mengingatkanku dan kawanku lainnya akan dunia yang rasanya memang sudah mulai menua :')

Pernah dengar atau baca kalau sebelum akhir zaman tuh secara ngga langsung akan kembali kepada era kenabian. Dimana berkuda dan memanah dapat dikatakan menjadi tren pada saat itu. Yaaaa... oleh karenanya, sebagai seorang muslim kita tuh memang dituntut dan harus tau akan sejarah, terutama sejarah Islam. Dari sana kita bisa belajar banyak hal, selain dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sekaligus kejadian serta peristiwa yang terjadi termasuk bagaimana Rasulullah menyelesaikan permasalahan pada masa itu.

Terkait dengan bahan bahasan kali ini, adaaaa saja beberapa yang mengartikan bahwa perang dengan jihad adalah sama atau identik. Padahal kalau ditelisik lebih jauh dan lebih mendasar, makna jihad itu ngga hanya sebatas perang. Kali ini ngga akan berpanjang lebar untuk meributkan hal seperti itu, tetapi akan menjadi hal yang baik pula jika kita memang ngga pernah bosan untuk terus menerus mengkaji, ingin tau dan haus akan ilmu. Oleh karenanya, yuk semangat membaca dan menimba ilmu! Dalam hal ini lebih ditekankan kepada ilmu Agama :)

Masih berkaitan dengan perang. Selain disebutkan dalam Al Qur'an, Al Hadits juga ada yang menyebutkan mengenai perang. Dalam hal ini lebih kepada niatan perang yang dilakukan..

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻗَﺎﻝَ ﺟَﺎﺀَ ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳُﻘَﺎﺗِﻞُ ﺣَﻤِﻴَّﺔً ﻭَﻳُﻘَﺎﺗِﻞُ ﺷَﺠَﺎﻋَﺔً ﻭَﻳُﻘَﺎﺗِﻞُ ﺭِﻳَﺎﺀً ، ﻓَﺄَﻯُّ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﻣَﻦْ ﻗَﺎﺗَﻞَ ﻟِﺘَﻜُﻮﻥَ ﻛَﻠِﻤَﺔُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫِﻰَ ﺍﻟْﻌُﻠْﻴَﺎ ، ﻓَﻬْﻮَ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ‏

Dari Abu Musa, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi SAW lantas ia berkata, ada seseorang yang berperang (berjihad) untuk membela sukunya (tanah airnya); ada pula yang berperang supaya disebut pemberani (pahlawan); ada pula yang berperang dalam rangka riya’ (cari pujian), lalu manakah yang disebut jihad di jalan Allah? Beliau SAW pun bersabda, “Siapa yang berperang supaya kalimat Allah itu mulia (tinggi) itulah yang disebut jihad di jalan Allah.”
-HR. Bukhari dan Muslim

Daaaaann aku agak bingung bagaimana merangkai kalimat penutup :'D
Biarkan postingan kali ini agak gantung karena akunya juga belum menyelesaikan buku yang aku baca saat ini.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang yang ngga pernah merasa puas akan ilmu Agama.. allahumma aamiin :)
Wassalamu'alaykum.

No comments:

Post a Comment