Wednesday, May 4, 2016

Sebuah Ruangan Tanpa Siapapun


Bismillahirrahmanirrahim.

Malam adalah salah satu momen yang tepat untuk bisa lebih mendekat kepada-Nya.

Keheningan malam serigkali membuat diri ini tertunduk dan membisu teringat akan Kebaikan-Nya. Padahal terkadang diri ini justru lupa atau pura-pura lupa dengan segala macam pemberian-Nya. Yaa Allah, sungguh.. Kebaikan-Mu tiada tandingannyaaaa :'

Malam kemarin, aku diantarkan kepada yang telah cukup lama berlalu. Hilang. Pergi. Tiada lagi. Dan seolah aku melihatnya kembali. Meskipun tak ada kata-kata yang langsung terucap dari lisan ini.

Nostalgia. Rasanya aku kembali menemui hal-hal lama. Suatu yang memang tidak pernah lagi dijumpa dan disapa. Tetapi ada hal lainnya yang membuat diri ini masih dapat mengingatnya. Duh, betapaaa...

Mengenai hal-hal yang sebelumnya sempat tersimpan. Terekam samar dalam ingatan. Bukan diri ini bermaksud dengan mudahnya untuk melupakan. Hanya saja, banyak hal lain darinya yang memang harus ditinggalkan.

Malam lalu...

Kudapati sebuah pesan dari salah seorang pujangga bermusim. Pesan yang memang tidak secara langsung ditujukan kepada siapa disana, kemudian atas Kebesaran-Nya hingga pesan itupun terbaca. Ya, meskipun dengan tafsiran ambigu yang juga membuahkan tanya.

Rasanya pujangga itu masih tetap saja sama. Selalu dapat menghasilkan buah pikir berupa tulisan yang tak secara langsung dapat dicerna begitu saja. Kali ini ada satu kalimat yang aku tuliskan secara sederhana, "masa lalu bukan untuk terus menerus diingat" itu inti dari paragraf pertama dalam pesannya.

Jujur saja, sepertinya aku memang agak sensitif ketika dihadapkan dengan kata "masa lalu". Sebelumnya aku ingatkan bahwa sensitif disini adalah karena darinya aku mendapat banyak ilmu, pengalaman serta hal-hal baru. Oleh karenanya, bukan suatu penyesalan serius yang terlintas ketika membaca kata itu.

Tanpa adanya Merkurius ketika itu, persoalan tak begitu saja dapat terselesaikan. Hanya saja, ada satu cacatan penting bahwa perlu adanya perjalanan serta perjuangan yang cukup panjang untuk dapat menjumpai Merkurius. Semoga diri ini bisa mengambil pelajaran darinya.

Ketika diajukan pertanyaan, "Jika kau bisa kembali ke masa lalumu, hal apakah yang ingin kau perbaiki?" maka tentunya dengan senyuman akan ingatan tentang kenangan (?) akan aku jawab bahwa semua yang telah terjadi sudah lebih dari cukup.

Rasanya tak ada yang ingin aku perbaiki, termasuk hal itu; yang itu; lalu yang satu itu. Semua yang terjadi saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Disadari ataupun tidak, tetapi memang seperti itu adanya. Terimaksih telah diingatkan. Terimakasih atas segala macam pelajaran. Titik.

Setelah musim itu beranjak pergi, ternyata ada hal lainnya yang kudapati. Suatu hal yang memang belum pernah terpikir sama sekali. Illahi Rabbi, bukan maksud diri untuk menyesali. Hanya saja... betapa payahnya diri ini...

Musim berganti, malam lalupun telah membawa arti tersendiri. Suatu yang memang tak bisa diungkap secara terperinci. Tetapi telah menyadarkan diri ini. Dan juga sedikit terkenang di relung hati. *uhuk*

Kemudian selanjutnya...

Malam ini dihadirkan dengan ingatan lain dari yang lainnya. Sebuah ingatan yang muncul secara tiba-tiba. Tanpa disangka-sangka. Illahi Rabbi.. semoga diri ini dapat mengambil hikmah daripadanya.

Tanpa sadar, seketika diri ini bergumam kecil. Apabila bunga tulip tak lagi kuncup, maka tindakan seperti apa yang akan diambil? *kemudian hening*

Alhamdulillah, malam ini banyak kisah. Mulai dari hal biasa sampai dengan hal yang membuat gundah *halah* Tetapi untung saja tak terlalu membuat resah. Ahh, Illahi Rabbi.. Kuasa-Mu begitu indaaaaahhh (´,,•ω•,,)♡

Duhai Dzat Pemilik Seluruh Jagat Raya, maafkan diri ini yang seringkali membuat-Mu kecewa. Maafkan pula atas segala macam perbuatan yang sebenarnya tidak Kau suka. Maafkan diri atas salah dan khilaf yang juga membuat orang lain luka. Semoga aku bisa lebih introspeksi untuk ke depannya.
Allahumma aamiin..

Pujangga bermusim sempat berpesan sebelumnya, "Pendengar yang baik mencoba memahami sepenuhnya apa yang dikatakan orang lain. Pada akhirnya mungkin saja ia sangat tidak setuju. Tetapi sebelum ia setuju, ia ingin tahu dulu dengan tepat.. apa yang tidak disetujuinya." begitu katanya. Terimakasih banyak atas segala macam pengingatnya. Selamat berbagi, selamat menebar kebaikan dan salam sukses teruntuk dirimu disana. Kamu... iyaaa... kamuuuuu... X'D

Tak terasa sudah memasuki bulan kelima. Bulan dimana 'akan' berakhirnya apa yang telah disepakati bersama. Hey orang yang jauh lebih tua *sengaja di bold, italic, underline* disana, bagaimana kabar challenge-nya? Nanti bahas berbama terkait perpanjangannya yaaa. Sampai jumpa *lambaikan sapu tangan*

Sebelum diakhiri, ada ingatan teruntuk diri sendiri. Sungguh, DIA tuh Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi diri ini. Ini tentang kebutuhan, bukan sekedar hal yang diinginkan. Dan terimakasih banyak kepada pihak yang malam ini telah memberi kejutan. Maafkan aku yang telah banyak menyusahkan. Semoga DIA Membalas segala macam kebaikan kalian *aamiin*

Baiklah...

postingan kali ini ditulis dengan senyuman
serta rasa haru atas segala macam kejadian
semoga Allah senantiasa memberi kemudahan
daaann selamat melanjutkan perjuangan~

Salam sehat dan SEMANGAT!

No comments:

Post a Comment