Tuesday, March 1, 2016

Tuhan... Maaf, Kami Sedang Sibuk

Bismillahirrahmanirrahim.

Tuhan, maaf, kami sedang sibuk. kami memang takut neraka, tetapi kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkan kami dari neraka-Mu. kami memang berharap surga, tapi kami hampir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu.

Beberapa tahun lalu sempat diajak ke acara bookfair (bukan IBF) sama seorang senior di salah satu komunitas. Karena yang namanya bookfair itu kaitannya dengan buku, maka tanpa pikir panjang aku tuh setuju.

Ketika sampai di lokasi, langsung saja melihat-lihat judul buku yang disusun random pada rak secara hati-hati dan perlahan. Nah, tiba-tiba ada salah satu buku yang seolah memancarkan cahaya serta melambai minta diambil gitu *o*/

Beberapa saat setelahnya tuh sempat liat-liat lagi yang lainnya, tapi rasanya ngga se-spesial sebelumnya. Itu mungkin karena ngga sabar mau baca buku yang aku dapat tadi :'D

Taukah?
Judul buku itu adalah, "Tuhan, maaf, kami sedang sibuk" karya Ahmad Rifa'i Rif'an. Pada halaman pertama buku itu tertulis tanggal 1 Juni 2014.

Tuhan, harap maklumi kami,
manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan.
Kami benar-benar sibuk, sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu.

Tuhan, kami sangat sibuk.
Jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda.
Jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajiban-Mu yang lima waktu saja sudah sangat memberatkan kami.
Jangankan puasa Senin-Kamis, jangankan ayyaamul baith, jangankan puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh.

Tuhan, maafkan kami, kebutuhan dunia ini masih sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu.
Jangankan sedekah, jangankan jariah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib saja sering kali terlupa.

Tuhan, urusan-urusan dunia kami masih amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat. Kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadap-Mu. Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam rukuk, menyungkur sujud, menangis, mengiba, berdoa, dan mendekatkan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu.
Tuhan, tolong, jangan dulu Engkau menyuruh Izrail untuk mengambil nyawa kami.
Karena kami masih terlalu sibuk.

-----・・・-----

Kemudian dalam perjalanan waktu menuju dua tahun kemudian, di salah satu sosial media dan sebut saja instagram tuh muncul postingan dari salah satu akun yang aku follow dan pada akhirnya aku posting ulang...

Ya Allah Aku Sibuk

Ya Allah, maaf aku sibuk.

Aku memang takut neraka, tetapi aku kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkanku dari neraka-Mu.

Aku memang berharap surga, tapi aku hampir tak punya waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu

Hari ini,
berapa jam yang kita gunakan untuk mengingat Allah? 

Berapa penghasilan atau uang jajan yang kita gunakan untuk sedekah?

Tak sadar di hadapan Allah seolah-olah kita adalah orang yang tersibuk.

Padahal,
seluruh hidup kita seharusnya kita persembahkan hanya untuk mengabdi kepada-Nya.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku” (QS Adz Dzariyat : 56)

Setiap sholat,
kita mengucapkan
“Innasholatii wa nusukii wa mahyaya wa mamaatii lillahirabbil’alamiin” yang artinya “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanya milik Allah, Tuhan semesta alam”.

Tetapi,
kelakuan kita justru mengingkarinya.

Setiap kali HP berdering, kita selalu bergegas menghampirinya. 

Tapi,
kala adzan berkumandang untuk menyeru umat muslim melaksakan shalat, dengan berani kita menundanya. 

Allah Maha Adil,
tetapi kenapa kita tidak adil terhadap-Nya? 

Masih pantaskah kita berharap surga?

Saudaraku, dengarlah ketika panggilan Allah dikumandangkan muadzin. 

Seolah Allah berkata, "wahai hamba-Ku, berhentilah dari rutinitas kerjamu."

Istirahatlah sejenak dari kesibukanmu. 

Shalatlah dan sambutlah kemenangan.

Shalat dan raihlah kesuksesan.

Setiap orang mengaku takut dengan neraka, tetapi kelakuan-kelakuan mereka seolah meminta untuk dimasukkan ke neraka. 

Setiap orang mengaku ingin masuk surga, namun kelakuan-kelakuannya justru menjauhkan dirinya dengan surga.

Betapa banyak orang yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafannya sedang ditenun.

“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan memasukinya. Siapa yang mentaatiku akan memasuki surga, dan siapa yang mendurhakaiku maka dialah yang enggan masuk surga” (H.R Bukhari)

Teguhkanlah hati ini..
Semoga renungan ini bermanfaat..

sumber: Instagaram @tausiyahku_

-----・・・-----

MasyaaAllah, postingan beberapa hari yang lalu itu seolah mengingatkan kembali akan buku karya Ahmad Rifa'i Rif'an yang telah tuntas aku baca sebelumnya.

Kemudian, sore ini. Di salah satu grup, pengingat seperti itu muncul kembali. Meski tidak sama persis, tetapi tetap saja hampir serupa. Terimakasih :)

Termasuk postingan kali ini...
Mudah-mudahan akunya diberi kesempatan untuk bisa berburu pada Islamic Book Fair tahun ini *aamiin!
Nah, sebelum waktunya tiba... alangkah baiknya diri ini membaca kembali bacaan yang cukup jleb itu sebagai salah satu pengingat juga supaya diri ini ngga semakin lalai.

Alhamdulillah, beberapa pekan terakhir ini dapat banyak sekali pelajaran dari orang sekitar. Terutama pelajaran untuk berbenah, introspeksi serta menuju perbaikan diri. Semoga diri ini menjadi pribadi yang kuat dan tidak mudah tersinggung atas saran, nasehat bahkan kritikan. Aamiin..

Tuhan, maaf, selama ini kami terlalu sibuk. Kami terlalu sombong kepada-Mu, seolah kami tak membutuhkan-Mu. 
Mohon cahayai hati kami, guyur jiwa kami dengan hidayah-Mu. Agar jiwa ini tawadhu' di hadapan-Mu. Agar jiwa kami ikhlas menuruti tuntunan-Mu. Agar diri ini tegar di saat yang lain terlempar. Agar jiwa ini teguh di saat yang lain runtuh.

Tuhan, maaf, selama ini kami merasa sok sibuk. Padahal Engkaulah Yang Maha sibuk.

Kami sering kali telat mengahadap-Mu, padahal Engaku tak pernah sekalipun telat memberi kami makan dan minum setiap hari. Kami sering kali lupa menunaikan kewajiban pada-Mu, padahal Engkau tak pernah lupa menerbitkan mentari di pagi hari. Kami sering kali lalai mengingat-Mu, padahal Engkau tak pernah sekalipun lalai mempergilirkan siang dan malam.

Setiap saat kerburukan kami naik disampaikan para malaikat-Mu, sementara kebaikan-Mu setiap detik tercurah kepada kami.

Tuhan, maafkan kami..

Semoga aku, kamu, dia, mereka dan kita semua senantiasa dalam penjagaan-Nya.
Semoga kita semua ngga menjadi hamba-Nya yang mengecewakan.
Aamiin allahumma aamiin..

Rawakalong, 2016年03月01日
ditulis dengan senyuman tanda terimakasih
:)


Add caption

5 comments:

  1. Makasih mbak.. postingannya sungguh menggugah untuk senantiasa muhasabah diri. Semoga kita senantiasa diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Dan pada akhirnya bisa khusnul khotimah. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Allahumma aamiin, saling mengingatkan dalam hal-hal baik yaaa mba :)

      Delete
  2. Membaca ini jleb banged, semoga diri tetap istiqomah memperbaiki diri... Aamiin..

    ReplyDelete
  3. Membaca ini jleb banged, semoga diri tetap istiqomah memperbaiki diri... Aamiin..

    ReplyDelete