Wednesday, March 9, 2016

Kusuufis Syamsi (2)

Bismillahirrahmanirrahim.

SEMANGAT pagi!

Alhamdulillah, pagi ini masih diberikan kesempatan untuk menghirup segarnya udara pagi. Sebelum bersiap untuk memulai aktivitas hari ini, pagi ini aku di rumah dan seperti yang diketahui sebelumnya... sampai dengan saat ini, dimana-mana masih ramai pemberitaan terkait dengan gerhana matahari.

Duh, aku merinding~

Pagi ini masih dapat banyak bacaan bagus tentang gerhana matahari. Benar atau tidaknya, coba kita renungkan dan kita filter sendiri deh yaaaa :')

Sebelumnya.. pagi ini liat berita di televisi tuh sebagian besar memang isinya tentang pemberitaan itu tadi. Mulai dari warga daerah yang ngga terkena gerhana total berkumpul ke boscha, Bogor untuk melihat gerhana matahari sebagian.

Kemudian ada juga warga Palembang yang berkerumun di Jembatan Ampera demi menyaksikan gerhana matahari total disana, sekalipun kondisi disana kadang agak tertutup awal. Duh, aku sempat neting gitu deh. Gimana kalau itu jembatan tiba-tiba.... karena muatan berupa lautan manusia yang.... ahh, sudahlah~

Selain itu di Ibukota sendiri, tepatnya di Planetarium Taman Ismail Marzuki juga ramai orang berkerumun demi melihat matahari sebagian yang terjadi di Ibukota.

Pagi ini dag dig dug~
Salah seorang pembawa acara di televisi sempat bilang bahwa dia tuh iri dengan warga yang berada di tempat yang mengalami gerhana matahari, sebut saja Palembang; Palu; Ternate; dan beberapa lainnya. Duh, sekali lagi.... aku mah malah dag dig dug~

Aku dag dig dug (╥_╥`)
Merasa amalan masih teramat sangat sedikit, tetapi kesalahan dan dosa kian hari kian menumpuk. Jadi teringat akan salah satu pict yang aku sertakan dalam postingan semalam, "Bagaimana ketika dalam keadaan total, matahari justru tidak kembali menyinari bumi?" Duh, astaghfirullah..

MasyaaAllah, ada hal yang buat takjub juga hari ini. Allah tuh yaaaa memang LUAR BIASA deh pokoknya! Ituloh atas Kuasa dan Kebesaran-Nya dalam penciptaan-Nya, manusia di dunia sampai ber-lebay-lebay 'mengejar' lokasi terjadinya gerhana total. Bukankah alangkah baiknya jika kita banyak dzikir sebagai bentuk syukur dan takjub atas Kuasa-Nya? Yaa Rabb, semoga kami termasuk dalam golongan hamba yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Mu dan bersabar atas ujian-Mu.

Di sekian tempat yang dilewati gerhana matahari total, dikabarkan penginapan dan yang semacam itu sudah dipesan sejak beberapa Minggu lalu. Duh, manusia~
Semoga kita sama-sama bisa berbenah diri *aamiin :')

~ Indo*nesia pengundang Bencana ~

#17HalYangDialamiRasulullahSaatGerhana

Tanggal 9 Maret 2016 diprediksikan di Indonesia akan terjadi gerhana matahari total.

Gerhana bukanlah sebuah fenomena yang menjadi tontonan semata dan bersorak gembira menyambutnya, tapi sebuah pertanda kekuasaan Allah sekaligus peringatan bahwa kiamat diambang pintu.

Tapi sayangnya, sebagian daerah di Indonesia justru mengadakan festival dan berhura-hura menyambut bencana ini.

Katanya Indonesia berpenduduk mayoritas Islam, tapi sikapnya gak jauh beda dengab kaum Jahiliyah?
Dimana kalian kaum mayoritas?
Ditindas pemikiran kekinian?
Menjadi budak pengundang bencana yang lebih dahsyat?

Yang kalian lakukan bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah (yang kalian ngaku mengikutinya dan paling "nyunnah")

Rasulullah gemetaran saat gerhana, kalian malah berpesta pora.
Tidak malukah engkau kepada Baginda?

Berikut 17 peristiwa yang dialami Rasulullah saat terjadinya Gerhana, yaitu :

1. Pada saat Gerhana Rasulullah diperlihatkan surga dan neraka, HR Bukhari 84. HR Muslim 1509, HR Muwatta Malik 401.

2. Pada saat gerhana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memuji Allah dan mensucikan-Nya. lalu bersabda: Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka, HR Bukhari 84. HR Muslim 1509.

3. Pada saat Gerhana Rasulullah diperlihatkan surga yang seakan-akan dapat diambil buah kurma dari dalamnya HR Bukhari 703,

4. Pada saat Gerhana Rasulullah diperlihatkan surga dan diberikan setandan anggur. Yang jika diambil niscaya kita akan memakannya dan terabaikannya urusan dunia. HR Bukhari 706.

5. Pada saat Shalat Gerhana Rasulullah terlihat bergerak ke depan ketika diperlihatkan surga dan ingin mengambil diberikan setandan anggur yang diberikan. HR Bukhari 1136.

6. Pada saat sujud Shalat Gerhana Rasulullah diperlihatkan surga dan yang sampai-sampai jika Rasul membentang tangannya akan dapat menggapai buah-buahan darinya. HR Ahmad 6472.

7. Pada saat setelah shalat gerhana Rasulullah bersabda: "Surga telah memanggilku sehingga kalau sekiranya aku diizinkan, maka aku akan mendatangkan buat kalian buah dari buah-buahannya. HR Ahmad 25724.

8. Pada saat Shalat Gerhana Rasulullah Menangis dalam sujudnya, memohon ampunan untuk umatnya. HR Ahmad 6472.

9. Pada saat Gerhana Rasulullah diperlihatkan Neraka dengan suatu pemandangan yang sangat mengerikan (Neraka telah diperlihatkan kepadaku, dan belum pernah sekalipun aku melihat suatupemandangan yang lebih mengerikan dari pada hari ini) HR Bukhari 413.

10. Pada saat Gerhana Rasulullah diperlihatkan neraka dengan seorang penghuninya adalah seorang pemilik tongkat (yang ujungnya bengkok) sedang menyeret ususnya di neraka, karena ia (dahulu) pernah mencuri harta jama'ah haji dengan tongkatnya tersebut. Dengan alasan tak sengaja sangkut pada tongkatnya. HR Muslim 1508, HR Ahmad 6195, HR Ahmad 13897.

11. Pada saat Gerhana Rasulullah diperlihatkan neraka dengan seorang penghuninya adalah seorang wanita pemilik kucing. Dia mengikat kucing itu namun tidak diberinya makan, dan tidak pula dilepaskannya agar kucing tersebut bisa mencari makannya sendiriseperti rumput-rumput kering, hingga akhirnya kucing itu mati kelaparan HR Muslim 1508, HR Ahmad (6195, 13897, 14487) dalam riwayat lain dinyatakan bahwa dineraka wanita tersebut dicakar-cakar oleh kucing. HR Ahmad 25724.

12. Pada saat Gerhana Rasulullah diperlihatkan neraka dengan seorang penghuninya adalah seorang wanita yang kufur kepada suaminya. Yaitu kufur (tidak menerima) kelebihan suami, dan mengkufuri kebaikannya. HR Muslim 1512, HR Muwatta Malik 399.

13. Pada saat Shalat Gerhana Rasulullah setelah dalam sujud menangis dan mohon ampunan umatnya diperlihatkan neraka orang yang telah mencuri dua unta milik Rasul. HR Ahmad 6472.

14. Pada saat Shalat Gerhana Rasulullah setelah dalam sujud menangis dan mohon ampunan umatnya diperlihatkan neraka saudara Bani Dada pencuri (harta) jama'ah haji. HR Ahmad 6472, 13897.

15. Pada saat Shalat Gerhana Rasulullah setelah dalam sujud menangis dan mohon ampunan umatnya diperlihatkan neraka sampai Rasul meniup karena khawatir panas apinya akan mengenai jamaah shalat gerhana. HR Ahmad 6472.

16. Pada saat Shalat Gerhana Rasulullah diperlihatkan neraka yang isinya pemilik tongkat yang berkeluk kepalanya dan orang yang membelah telinga Unta, kemudian Shahibatul Himyar yaitu pemilik kucing. HR Ahmad 6472.

17. Pada saat Shalat Gerhana Rasulullah diperlihatkan neraka Jahannam yang bertumpang tindih sebagiannya pada sebagian lagi (Apinya saling membakar satu sama lain) didalamnya ada Abu Luhaiy yaitu orang yang membiarkan (mengirim) unta Saibah (hewan persembahan untuk berhala)'. HR Sunan An Nasa’i 1455 HR Bukhari 1136 HR Muslim 1500.

Rasulullah Takut Akan Gerhana, Tapi Umatnya Malah Menyepelekan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ketika Madinah terjadi gerhana matahari, ketahuilah bahwa Rasulullah merasa takut dan segera mengajak umat Islam untuk shalat di mesjid. Meskipun beliau adalah manusia yang paling mengetahui segala sesuatunya [ lewat ijin Allah ] tapi Rasulullah tidak menunjukkan sikap yang tenang ketika terjadi gerhana.

Sebaliknya, Rasulullah malah waspada. Beliau takut dan khawatir akan terjadi kiamat.

Lihatlah, sungguh berbeda dengan sikap umat [ Islam ] sekarang ini. Merasa teknologi sudah demikian canggihnya, sehingga menganggap peristitwa gerhana [ matahari atau bulan ] adalah sebuah peristiwa alam ‘biasa’ yang tidak perlu disikapi apapun. Jika Rasulullah takut, umatnya malah gembira. Jika Rasulullah waspada, umatnya malah sibuk berencana foto selfie. Jika Rasulullah khawatir akan terjadi kiamat, umatnya malah larut dalam rencana pesta gemerlap.

Astagfirullah.

Akan jadi apakah umat ini jika sikap Rasulullah tidak menjadi teladan bagi kita? Janganlah kita merasa sok lebih pintar, sok lebih hebat, lebih canggih ketimbang jaman Rasulullah.

Meskipun jaman Rasulullah belum ada satelit luar angkasa, belum ada teropong bintang, bahkan belum ada mobil. Tapi ketahuilah, ilmu yang dimiliki Rasululah adalah yang paling luas, dalam dan lengkap yang pernah dimiliki oleh manusia.

Kita hanya tahu peristiwa gerhana matahari hanya dalam perspektif ilmu pengetahuan. Tapi apa kandungan peristiwa dibalik semua itu, kita buta sama sekali. Kita tidak punya ilmu sedikitpun untuk menyingkap tabir dibalik peristiwa gerhana yang terjadi di tahun 2016 ini. Mengapa gerhana tidak terjadi tahun sebelumnya, atau mengapa tidak 4 tahun lagi ?

Jawabannya bukan hanya persoalan science. Tapi sesungguhnya ada sesuatu yang menyelimuti hal itu, yang tidak kita ketahui. Ada ‘suatu pesan’ yang hendak disampaikan Allah Ta’ala dari peristiwa gerhana ini.

Sesuatu yang menyelimuti itulah yang diketahui oleh Rasulullah, sehingga beliau merasa khawatir, takut dan waspada. Dan sebagai solusi dari ketakutan beliau, Rasulullah melakukan shalat kusuf,

Sungguh, Nabi Takut Akan Gerhana

عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, ”Sesungguhnya ini adalah tanda tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba hambaNya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdoa dan memohon ampun kepada Allah.”

An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:

Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat.

Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah.

Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat.

Siapa yang tahu peristiwa ini ternyata adalah tanda datangnya bencana atau adzab? Atau tanda semakin dekatnya hari kiamat, misalnya dengan semakin lemahnya tembok yang mengukung Ya’juj dan Ma’juj? Atau akan semakin keringlah sungai Eufrat di Iraq?

Sesungguhnyam, ada ‘pesan’ apakah yang hendak disampaikan Allah Ta’ala dari peristiwa gerhana ini?

Tidak patutlah umat Nabi Muhammad menyambut gerhana [ matahari atau bulan ] dengan suka cita. Karena tuntunan Rasulullah menyuruh kita untuk menghadapi gerhana dengan mempertebal keimanan, dan terus menerus berzikir mengingat Allah. Kita tidak tahu bencana apa sesungguhnya yang tengah menanti kita, tapi kita pasrahkan semuanya kepada Allah Ta’la.

Perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya. Dan bukannya malah berpikir untuk foto selfie atau mengagumi peristiwa gerhana itu sendiri.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)

Wallahu a’lam bishowab
______

NASEHAT SEPUTAR GERHANA

Saudaraku, takutlah dengan fenomena alami ini. Sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalah takut, khawatir akan terjadi hari kiamat. 

Bukan kebiasaan orang seperti kebiasaan orang sekarang ini yang hanya ingin menyaksikan peristiwa gerhana dengan membuat album kenangan fenomena tersebut, tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika itu. 

️Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab, atau tanda semakin dekatnya hari kiamat. 

️Lihatlah yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ ».

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, ”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah.” (HR. Muslim no. 912)

An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. 

Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:

Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda-tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat. (Syarh Muslim, 3/322)

Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabishallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah. Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat. 

Na’udzu billahi min dzalik.
______

#Repost @pedulijilbab
Bagaimana Jika Ini Adalah Akhir?

Pernahkah terpikir saat gerhana akan terjadi, bagaimana jika mentari tak lagi menampakkan diri? Gelap tak lagi bermuara pada terang, cahaya siang tenggelam selamanya. Tak ada lagi pendar cahaya mentari yang menghangatkan. Bayangan hilang ditelan gulita. Dunia menjelma gelap yang tak berkesudahan. Masihkah terpikir untuk menyambut gerhana dengan pesta pora?

Bagaimana bila fenomena langka ini adalah tanda, bahwa akhir kehidupan manusia sudah sangat dekat. Tanda bahwa dunia sudah renta dan tinggal menunggu waktu untuk meregang nyawa. Tanda bahwa zaman sudah mendekati batas akhir yang sebenarnya. Peringatan agar manusia bersiap untuk kepulangan yang tak mengenal kata kembali. Masihkah kita akan tertawa untuk kesenangan duniawi yang fana?

Bagaimana bila waktu berhenti di detik ketika segalanya menjadi gelap. Detak jam tak lagi terdengar, hembus angin menderu memekakkan telinga. Dunia berguncang dan kita tak bisa melihat kemana harus berlari. Bagaimana bila dalam gelap alam tak lagi mau menjadi sahabat manusia, berbalik melontarkan serangan yang membuat segalanya tak bersisa. Masihkah kita akan larut dalam kelalaian yang membinasakan?

Bukan pesta pora yang seharusnya dilakukan untuk 'menikmati' fenomena langka bernama gerhana, melainkan rukuk dan sujud yang lebih lama dan lebih khusyuk dari biasanya. Bukan kacamata khusus yang dibutuhkan saat gerhana, Kawan. Melainkan hati yang semakin takut pada-Nya, hingga ketakutan itu terus menerus membuat kita semakin mendekatkan diri pada-Nya.

Kawan, gerhana seharusnya menjadi peringatan untuk kita. Menjadi pengingat bahwa zaman sudah mendekati batas akhirnya. Fenomena langka ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita. Bahwa apa yang terlihat mustahil, menjadi sangat mungkin jika Allah sudah berkehendak.

Jangan salah prioritas, Kawan. Menikmati gerhana dengan sujud penuh taubat akan terasa jauh lebih nikmat, dibandingkan menikmatinya dengan pesta pora tak bermakna.

Bukan,,,
Bukan aku menakut-nakuti, Kawan. Aku hanya menyuarakan banyak pertanyaan 'bagaimana' yang berputar dalam pikiranku.
...
______

Bersyukurlah karena atas Kuasa-Nya, kita masih diberikan nikmatnya nafas sampai dengan saat ini.

Bersyukurlah karena atas Kebesaran-Nya, kita masih dapat bersiap untuk segala macam aktivitas yang telah direncanakan.

Bersyukurlah karena DIA masih tidak bosan untuk menunjukkan rasa Kasih Sayang-Nya kepada kita semua sebagai hamba-Nya.

Bersyukurlah, pokoknya jangan sampai lupa untuk bersyukur (!)

Yaa Allah.. semoga kami termasuk hamba-Mu yang senantiasa dapat mengambil pelajaran dalam setiap peristiwa yang terjadi.

Duhai diri,
Selamat evaluasi.
Selamat introspeksi.
Selamat berbenah diri.
Selamat perbaiki diri menuju yang lebih baik lagi :')

SEMANGAT pagi!

Salam sehat dan SEMANGAT!

Wassalamu'alaykum.





No comments:

Post a Comment