Bismillahirrahmanirrahim.
Seperti yang kita tahu bahwa setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional, termasuk 25 November 2016 lalu. Berbagai macam bentuk ucapan mulai bermunculan di timeline segala akun jejaring sosial milik saya, mulai dari postingan yang dilakukan oleh Official Account sampai dengan akun pribadi.
Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit bercerita sekaligus nostalgia mengenai guru favorit pada jenjang pendidikan yang telah saya lalui dari masa ke masa.
Sekolah Dasar
Salah satu hal yang saya suka pada masa ini adalah bahwa masa SD tuh semangat mengejar prestasi akademik karena bersaing secara sehat untuk mendapat posisi terbaik ketika pengambilan raport. Nah, guru yang saya kagumi ketika SD adalah guru Matematika, Pak Idris namanya. Beliau baik sekali, murah senyum dan saya rasa beliaulah yang membuat saya suka dengan pelajaran yang menurut sebagian orang rumit dan menakutkan itu.
Suatu hari ketika itu ada Pekerjaan Rumah yang ternyata perlu diselesaikan dengan logika. Coba deh, anak kelas empat atau lima SD diminta mengerjakan soal mantap yang kalau mengira-ngira jawabannya akan memakan waktu yang lama. Tetapi usai mengerjakan soal tersebut (ketika itu saya dibantu oleh kakak saya untuk dapat menemukan jawabannya), saya mulai menyukai Matematika. Duh, terimakasih kepada pak Idris yang telah membuat saya tidak merasa anti dengan mata pelajaran yang satu itu. FYI.. Saat ini beliau sudah kembali kepada Pemiliknya, semoga dia dicintai-NYA. Aamiin :')
Sekolah Menengah Pertama
Berlanjut ke jenjang berikutnya. Ketika itu kelas dua SMP, dimana wali kelas saya adalah seorang guru PKN (Pendidikan Kewarganegaraan). Beliau adalah Pak Sahir, seorang wali kelas yang telah membuat saya menyukai pelajaran PKN, meskipun sebenarnya ketika kelas satu SMP saya sudah mulai tertarik dengan PKN. Hal yang membuat saya senang adalah karena cara mengajar beliau cukup berbeda dengan guru-guru mata pelajaran lainnya. Kabar terakhir yang saya tau mengenai beliau adalah beliau mutasi tugas di sekolah lain setelah sebelumnya menjadi Kepala Sekolah di sebuah SMP yang berada di daerah Gandul Depok.
Selain itu, ada juga guru Matematika yang tegas ketika mengajar tetapi mudah menyerap apa yang diajarkan, Ibu Endang namanya. Beliau mengajar di kelas satu SMP dan beliau juga yang secara tidak langsung membuat saya tidak move-on karena masih dapat menyukai pelajaran yang satu itu. Terakhir bertemu beliau sekitar tahun 2015 lalu, masih di sekolah yang sama. Semoga beliau dan guru-guru lainnya senantiasa diberikan kesehatan Jasmani dan Rohani oleh-NYA. Aamiin.
Kemudian ada satu guru IPA bernama Pak Nurrohim. Salah satu hal mengagumkan dari beliau adalah bahwa ketika beliau mengajar, para Muslimah diwajibkan untuk menggunakan kerudung bahkan apabila ada yang lupa membawanya maka diminta untuk menggunakan mukenah. Wuih, ketjeh betul pokoknya. Hal menarik lainnya adalah ketika sebelum memulai pelajaran, ada salah seorang murid yang ditunjuk untuk memimpin doa di depan kelas secara bergilir. Jadi, beliau itu meminta murid-murid menghafal sekitar lima sampai enam baris doa yang kemudian dibacakan sebelum dimulainya pelajaran. Sudah lama sekali tidak bertemu beliau. Terakhir bertemu ketika saya di awal SMA, datang ke SMP untuk meminta stempel dan saya sempat melihat beliau tetapi hanya sekilas. Kabar terakhir yang saya tahu, beliau sudah tidak mengajar di sekolah itu. Semoga beliau mendapat perlindungan-NYA dan terus bisa menginspirasi serta mengajak dalam berbuat baik. Aamiin.
Satu lagi guru yang membuat saya tertarik ketika SMP adalah guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bernama Ibu Hasanati. Rasanya selalu ada senyuman ketika saya mengingat beliau. Selain itu, ada rasa bangga tersendiri yang aaahh.. pokoknya terimakasih banyak teruntuk beliau dan guru-guru lainnya. Sesekali saya masih suka bertemu beliau di sekolah lain tempat beliau mengajar saat ini. Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan Jasmani dan Rohani oleh-NYA. Aamiin.
Sekolah Menengah Atas
Sebenarnya saya agak merasa bingung untuk bercerita mengenai jenjang SMA ini. Mungkin salah satu alasannya adalah pada saat SMA, saya termasuk orang yang tidak begitu mengaktifkan diri di kelas sehingga dapat dikatakan semangat belajar ketika SMA mulai menurun huhuhu :(
Beruntungnya, saya tergabung dalam Organisasi serta Ekstrakulikuler yang membuat saya tidak begitu kudet ataupun menjadi anak yang anti sosial. Alhamdulillah, terimakasih kalian {}
Kembali kepada topik yang dibahas kali ini...
Salah satu mata pelajaran yang saya suka adalah 日本, yap.. Bahasa Jepang. Pada awalnya yang disuka bukan mata pelajarannya, tetapi karena merasa "Akhirnya ada tempat dimana bisa menemukan teman yang memiliki kegemaran yang sama..", kira-kira seperti itu. Dari sanalah saya diperkenalkan dengan マンガカ yang sampai dengan saat ini masih berjaya, bertemu teman-teman yang memiliki kegemaran yang sama dan juga sempat dipercaya untuk menjabat. Duh, nostalgia~
Berkaitan dengan pelajaran Bahasa Jepang, sampai dengan saat ini saya masih mengenal dan menjaga komunikasi dengan pengajarnya. Sebut saja Badriah Sensei, salah seorang pengajar cantik yang juga menjadi pembina ketika itu. Saya sempat bertemu awal November lalu dan sampai saat ini terkadang masih berkomunikasi. Selain itu ada juga Cici Sensei, salah seorang pengajar lainnya yang sempat mengantar ke sebuah Universitas untuk mengikuti perlombaan ketika saya kelas satu SMA bertahun-tahun lalu dan dari situlah saya bertemu..... *some text missing*. Terakhir kami bertemu pada acara マノマ, awal Oktober 2016 lalu. Berikutnya ada Anggi Sensei yang sempat mengajar ketika saya di kelas dua SMA. Kabar terakhir yang saya tahu adalah bahwa beliau sudah tidak lagi mengajar di sana lagi, sehingga ketika SMA adalah saat terakhir kali saya bertemu beliau. Semoga ketiga Sensei senantiasa mendapat perlindungan-NYA. Aamiin.
Berbicara tentang masa SMA, terlebih lagi itu adalah SMANLI maka rasanya takkan ada habisnya. Oleh karenanya, mungkin akan ada "ruang khusus" untuk mengupas habis kenangan semasa SMA. Selain para sensei yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak guru yang saya kagumi, diantaranya :
- Pak Tjepy, guru Kimia yang lucu dan masyaaAllah
- Pak Sofyan, guru Matematika yang sempat memberi nasehat secara tidak langsung ketika saya kelas satu SMA
- Ibu Meilisma, guru Agama sekaligus pembina Rohis yang sempat memberi nasehat secara tidak langsung untuk semangat menghafal
- Ibu Ros, guru PKN yang rajin memberi kuis sebelum pelajaran dimulai. Hal itu juga yang menjadi salah satu alasan bagi saya untuk bertahan dalam menyukai pelajaran PKN
- Ibu Ety, guru Fisika yang duh... malulah kalau mengingatnya (^^;)
- Pak Puji, guru SBK khususnya Seni Menggambar yang membuat saya bisa menuangkan apa yang saya pikirkan ketika kelas tiga melalui gambar
- Ibu Ria, guru TIK yang karena tugas dari beliaulah sehingga sampai dengan saat ini saya masih bisa nge-blog
Perguruan Tinggi
Sebenarnya ini adalah jenjang yang masih dilalui, tetapi karena status saya saat ini adalah mahasiswa mahasiswi tingkat akhir maka tidak ada salahnya untuk menyertakan bukan?
Salah satu pengajar yang saya kagumi pada masa ini adalah tentu saja dosen pembimbing saya, Pak Yulianto namanya. Bagaimana tidak, beliau sebenarnya adalah dosen pembimbing materi tetapi beliau juga memperhatikan teknis penulisan sehingga bisa memperbaiki di awal. Dengan gaya yang cool tetapi alhamdulillah tidak begitu pendiam, beliau menjadi dosen pembimbing yang saya syukuri hadirnya. Ini mungkin akan dijabarkan lebih lanjut dalam post yang berbeda. Semoga kita baik-baik saja sampai akhir yaaa, pak! Aamiin ;)
***
Rasanya masih begitu banyak nama-nama yang belum dituliskan, tetapi hal tersebut bukan berarti saya tidak mengagumi guru-guru lainnya. Terimakasih banyak atas jasanya, duhai para pahlawan tanpa tanda jasa. Maafkan diri ini yang belum bisa mengucapkan terimakasih secara langsung kepada kalian. Semoga semuanya senantiasa mendapat perlindungan-Nya serta dibalaskan segala kebaikannya, baik bagi beliau-beliau yang saya tuliskan namanya dan yang belum saya tuliskan namanya. Aamiin.
Sebagai penutup, berikut ini puisi tentang GURU yang ada dalam buku kelas dua SD yang masih saya hafal...
wahai guruku
terimalah terima kasihku
lewat bait-bait
puisiku ini
telah kupahat
tegur sapamu lembut
ku abadikan dalam hidup
ku abadikan dalam puisiku
...
Wah kalau bicara soal guru, semua guru yang mengajar saya waktu sekolah itu favorit (kecuali guru yang jarang masuk), haha..
ReplyDeleteTapi yang buat saya jatuh cinta waktu SMA itu guru Kimia, karena beliaulah yang membuat saya awalnya nggak suka jadi cinta banget sama Kimia, bahkan karena cara ngajar beliau Kimia terasa mudah, haha.
Dan saat kuliah dosen favorit saya adalah dosen pembimbing skripsi saya, yang kalau kita bimbingan bukan kita yang ngejar beliau, tapi beliau yang ngejar kita supaya skripsi kita cepet beres.
Jadi kangen ketemu beliau" lagi nih, hehe.
Btw, salam kenal ya :)
Wah, lalu kuliah ambil jurusan apa kak? Kimia juga? *o*/
DeleteIyaiya, pembimbing aku juga cool dan ngga sulit sampai harus dikejar. Bersyukur juga pokoknya :')
Salam kenal kembali yaaa kak, terimakasih sudah singgah ^^/