Sunday, May 28, 2017

Laa Taghdhab (!)

Bismillahirrahmanirrahim.
-
Hari 2
#RamadhanAsyik
#Ramadhan1438H


Kisah Pengantar: Kenapa Orang Berteriak Ketika Marah?

Seorang Syeikh berjalan dengan para muridnya, mereka melihat ada sebuah keluarga yang sedang bertengkar, dan saling berteriak.

Syeikh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya: “Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?”

Salah satu murid menjawab: “Karena kehilangan sabar, makanya mereka berteriak.”

”Tetapi, mengapa harus berteriak kepada orang yang tepat berada di sebelahnya?
Bukankah pesan yang ia sampaikan, bisa ia ucapkan dengan cara halus?” Tanya sang Syeikh menguji murid-muridnya.

Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yang mereka sepakati.

Akhirnya sang Syeikh berkata: “Bila dua orang sedang marah, maka hati mereka saling menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar. Semakin marah, maka akan semakin keras teriakannya. Karena jarak kedua hati semakin jauh.”

“Begitu juga sebaliknya, di saat kedua insan saling jatuh cinta?” lanjut sang Syeikh.

“Mereka tidak saling berteriak antara yang satu dengan yang lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara ke 2 hati sangat dekat.”

“Bila mereka semakin lagi saling mencintai, apa yang terjadi?”, Mereka tidak lagi bicara. Mereka hanya berbisik dan saling mendekat dalam kasih-sayang. Pada Akhirnya, mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup hanya dengan saling memandang. Itu saja. Sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi.

Sang Syeikh memandangi muridnya dan mengingatkan dengan lembut : “Jika terjadi pertengkaran diantara kalian, jangan biarkan hati kalian menjauh. Jangan ucapkan perkataan yang membuat hati kian menjauh. Karena jika kita biarkan, suatu hari jaraknya tidak akan lagi bisa ditempuh...”

[SMART, Januari 2017]

-

Sebagai seorang manusia, sekali-duakali kita mungkin pernah marah. Nah, sebisa mungkin, kita harus bisa mengendalikan amarah itu untuk hal-hal yang memang tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya dan juga Rasul-Nya. Marahlah untuk hal-hal yang berdasar kepada kebaikan.

-

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhohullōh berkata,
"Setiap insan akan diuji dalam kehidupan ini, maka akan dihadapkan kepadanya berbagai penderitaan dan kesulitan serta perkara-perkara yang dibenci, akan tetapi hendaknya dia bersabar..

karena (setiap) kesulitan pasti akan sirna dan tidak akan hinggap selamanya...

maka hendaknya dia hadapi kesulitan dengan kesabaran hingga Allah hilangkan kesulitan tersebut darinya dan jangan dia murka ataupun marah karena jika insan itu marah dan murka maka pastinya Allah akan menghinakan dirinya."

[SMART, Januari lalu]

-

Sungguh, perjalanan hidup ini begitu singkat bahkan dari apa yang kita bayangkan. Oleh karenanya, usahlah mengedepankan ego yang nantinya justru menguasai diri bahkan menjadi tak terkendali.

Beberapa waktu lalu sempat diingatkan bahwa hati yang keras hanya untuk manusia yang tidak memiliki pemikiran ke depan karena pada dasarnya, dengan menurunkan sedikit ego maka kita 'kan mampu mengecap beribu kebahagiaan lainnya yang tak terduga hingga nantinya mendatangkan senyuman (*˙ᵕ˙ *)

Terakhir sebagai renungan, khususnya buat diri saya pribadi...
"Janganlah kamu marah ketika ada seseorang yang terlambat membalas pesanmu, apabila kamu termasuk dalam orang yang (masih) lambat dalam menunaikan perintah Allah..." #ntms (╥﹏╥)

Selamat mengingatkan dan berlomba dalam kebaikan, terlebih lagi ini bulan Ramadhan (。•̀ᴗ-)و ̑̑✧
-

No comments:

Post a Comment