Friday, December 30, 2016

Sebuah Buku: "Metode Menjemput Kematian"

Bismillahirrahmanirrahim.

#Resensi Bulan Desember


Judul Asli : Dzikir Al Maut Wa Ma Badahu

Judul Terjemahan : Metode Menjemput Kematian
Penerjemah : Amin Nasir
Penerbit : Jabal
ISBN : 979-2423-32-7
Cetakan : 9
Tahun Terbit : 2014
Tebal: 150 Halaman
Resensor: L. Yuniasari


***

Setiap harinya, pertambahan penduduk berupa angka kelahiran semakin banyak terjadi. Bersamaan dengan hal tersebut, angka kematian di bumi ini tiap harinya juga dapat dikatakan tidak sedikit.

Pada hakikatnya, ketika kita berbicara tentang kematian maka dapat dikatakan bahwa kita membicarakan hal yang menjadi misteri. Kematian merupakan suatu hal yang pasti terjadi, hanya saja tak ada seorangpun di dunia ini yang mengetahui akan 'kapan', 'dimana' serta 'bagaimana' mereka menghadapi kematiannya. Karena sungguh... kematian itu tidak memandang usia, kawan.

Boleh jadi kemarin ada kerabat kita yang meninggal dunia lantaran usia, kemudian hari ini kita temui saudara kita lainnya yang meninggal dunia padahal masih di bawah umur. Boleh jadi kemarin ada teman kita yang meninggal dunia karena sakit yang ia derita, lalu hari ini teman lainnya meninggal dunia padahal tepat sehari sebelumnya dia masih tertawa diantara kita.

Buku ini menjadi salah satu pilihan yang pas untuk mengingatkan diri kita sendiri akan kematian yang nantinya pasti datang menghampiri...

Bagian pertama dalam buku ini mengajak kita untuk mengingat kembali keutamaan-keutamaan yang bisa kita dapatkan ketika mengingat kematian. Ketahuilah, bahwa orang yang lebih mementingkan dunia bahkan begitu terlena dalam tipu dayanya serta menyukai nafsu syahwatnya akan lalai hatinya dalam mengingat kematian. Ia tidak mengingatnya karena merasa hidupnya di dunia maaih sangat lama, padahal kenyataannya kita ini layaknya seorang musafir yang hanya 'numpang singgah' di dunia yang sebenarnya fana. Firman Allah dalam surah Al Jumu'ah ayat 8 :

"Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui Yang Ghaib dan Yang Nyata, lalu dia berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.."

Cara yang dapat dilakukan untuk mengosongkan hati seseorang dari segala sesuatu adalah dengan mengingat kematian yang selalu ada di dekatnya. Se'erti orang yang berpergian ke tempat yang berbahaya atau berlayar di tengah lautan, maka ia tidak memikirkan apapun kecuali memikirkan keadaannya. Apabila hatinya selalu mengingat kematian, maka sedikit sekali kesenangan dan kegembiraan yang dicarinya.


Bagian kedua dalam buku ini mengajak kita untuk menyembuhkan diri dari pribadi yang panjang angan. Manusia itu dimabukkan dengan angan-angan yang tak ada habisnya sebagaimana fitrah manusia sebagai makhluk yang tidak akan pernah merasa puas, kecuali diri sendiri yang memberikan batasan atau benteng. Oleh karena hal tersebut, sehingga manusia selalu ingin mendapatkan apa yang telah dicita-citakannya. Maka bagian ini disajikan untuk mengupas terkait dengan hal-hal yang menyebabkan manusia menjadi panjang angan serta obat yang dapat dijadikan penawar dari panjang angan tersebut. Sesungguhnya cinta yang mulia adalah cinta yang akan menghapus cinta yang hina dari hati. Maka jika seseorang melihat kehinaan dunia dan indahnya akhirat, ia tidak akan berpaling kepada dunia seluruhnya, walaupun diberikan kerajaan di dunia yang membentang dari Timur hingga ke Barat.

Pada bagian ketiga, kita diajak untuk mengetahui dahsyatnya sakaratul maut. Bagian ini mengingatkan kita untuk mulai mempersiapkan diri, termasuk bersiap akan datangnya sakaratul maut yang bisa jadi telah siap menanti di belakang kita. Astaghfirullah. Ketahuilah, bahwa pedihnya sakit ketika sakaratul maut tidak ada yang mengetahui dengan sebenarnya, kecuali orang yang merasakannya. Innalillah...

Dilanjut pada bagian keempat dalam buku ini akan mengingatkan kembali perihal mengenai wafatnya Rasulullah serta para khalifah setelahnya. Bagian ini mengingatkan kembali bahwa malaikat pencabut nyawa begitu taat kepada Allah. Dia takkan membeda-bedakan derajat kenabian dan juga berat, ringan ataupun seberapa pedihnya seseorang menghadapi kematiannya. Semoga dengan adanya kisah-kisah wafatnya mereka, kita dapat mengambil hikmah serta pelajaran daripadanya. Aamiin.

Bagian kelima dalam buku ini bercerita mengenai perkataan para khilafah, pemimpin serta orang-orang shaleh ketika menghadapi ajalnya. Bagian ini menjadi pengingat nantinya kita akan menghadapi ajal dalam keadaan seperti apa. Apakah menunjukkan bahwa kita adalah makhluk yang takut akan pedihnya azab dan api neraka? Apakah kita termasuk hamba yang merindu serta mendamba akan perjumpaan kita dengan kekasih-Nya? Ataukah justru sebaliknya? Oleh karenanya, bagian ini mengingatkan kembali bahwa amal perbuatan kitalah yang akan menjadi penentu dari itu semua.

Bagian keenam dalam buku ini bercerita tentang jenazah, kuburan dan hukum ziarah kubur. Bagian ini mengingatkan bahwa dengan adanya orang yang meninggal di sekitar kita membuat kita tersadar bahwa pada hakikatnya kehidupan di dunia tidaklah kekal, kehidupan di dunia ini nyatanya hanyalah sementara. Maka tidaklah seorang hamba melihat pada jenazah, melainkan ia harus memikirkan dirinya bahwa suatu waktu akan dibawa sebagai jenazah entah besok ataupun lusa. Bagian ini juga bercerita mengenai perkataan serta harapan orang-orang yang lebih dahulu menjadi satu dengan tanah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran untuk semakin berbenah daripadanya.

Pada bagian ketujuh, kita akan diingatkan mengenai hakikat kematian dan alam kubur. Sebagian manusia mempunyai prasangka yang salah mengenai kematian karena sebagian diantaranya menduga bahwa kematian adalah ketiadaan, maksudnya tidak akan ada hal-hal yang akan terjadi setelah kita meninggal dunia. Padahal apabila disadari, hak tersebut berlainan dengan rukun Iman kepada Allah yang merupakan Tuhan Semesta Alam dan juga Iman kepada Hari Akhir. Bagian ini juga mengingatkan akan siksa kubur serta keadaan manusia ketika berada di kuburan. Tidaklah dari dunia yang akan ditinggal oleh manusia ketika mati, melainkan akan menjadi kesengsaraan dan penyesalan.

Bagian kedelapan dalam buku ini menyingkap mimpi tentang orang yang sudah mati, berikut dengan keadaan orang-orang yang meninggal dunia dan amal perbuatannya yang bermanfaat di akhirat serta mimpinya para ulama besar. Semua yang diceritakan ini menunjukkan kepada keadaan orang yang meninggal dunia dan amal perbuatannya yang mendekatkan kepada Allah.

Terakhir, bagian kesembilan mengingatkan kita tentang pemeriksaan amal dan timbangan, dimana pada bagian ini kita diminta untuk merenungkan huru-hara serta dahsyatnya hari kiamat sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi oleh manusia di kemudian hari. Bagian ini secara tidak langsung mengingatkan bahwa kita termasuk orang yang beruntung karena masih diberikan waktu dan kesempatan untuk menikmati keindahan dunia sampai dengan saat ini. Oleh karenanya, bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi suatu hal yang pasti terjadi di kemudian hari yaitu kematian...

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa buku ini cocok untuk menjadi pengingat sekaligus bahan untuk kita introspeksi serta berbenah diri. Semoga nantinya aku, kamu, dia, mereka dan kita semua dapat menjumpai kematian dalam keadaan khusnul khatimah. Allahumma aamiin.

8 comments:

  1. Tentang sakaratul maut, Itu adalah part yang paling...... (Nggak bisa diungkapin) Aku yang berada disebelah ayahku saat ia koma, tidak sadar. Lalu dengan keadaannya itu ia hanya menangis. Entah apa yg ia rasa, entah apa yang ingin ia sampaikan ke aku saat itu, entah apa yg sedang ia lihat kala itu. ��
    Saat sakaratul maut.. Entah apa yg ia rasakan, hanya mulutnya yang menganga lebar menarik napas yang amat sangat dalam. Lalu... Sudah.. Terlepaslah nyawa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Innalillah.. Turut berduka, kak cindra :'
      Itu memang menjadi salah satu hal yang agak mengerikan jika dibayangkan, tetapi seringkali ngga diingat bahkan dilupakan huhu :(

      Delete
  2. woww ... temanya dalam , gk brani meresapi .. tapi buat nambah pengetahuan .. mksh

    ReplyDelete