Bismillahirrahmanirrahim.
Selamat siang, salam sehat dan semangat bagi kita semua :)
"Alhamdulillah" merupakan kata pertama yang harus senantiasa terucap sebagai wujud rasa syukur kita atas segala macam nikmat yang tak pernah bosan dilimpahkan oleh-Nya.
Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk mengemukakan opini melalui postingan kali ini. Selain itu juga, Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri, termasuk memperbaiki rangkaian tulisan yang nantinya akan tersusun rapi hingga pantas disebut sebagai skrip-sweet ehh skripsi.
Menurut pandangan saya pribadi, revisi bukan suatu hal yang harus ditakuti ataupun disegani.
#SelowWae 😎😎😎 |
Sebelum berlanjut, menjadi suatu hal yang sangat perlu untuk disyukuri karena saya dapat dibesarkan dalam keluarga yang luar biasa, keluarga yang sejak saya kecil sudah memperkenalkan saya dengan buku-buku dan membuat saya begitu senang membaca. Terang saja, sampai dengan saat ini membaca telah menjadi salah satu kegiatan wajib yang sebisa mungkin tidak dilewatkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada saat membaca suatu buku, saya pasti menyiapkan alat tulis baik berupa pulpen ataupun pensil yang tidak lain digunakan untuk menandai kesalahan pengetikan (typo) pada buku yang tengah saya baca. Nah, hal yang telah menjadi kebiasaan ini sepertinya sudah berlangsung sejak saya duduk di bangku SMA karena memberi tanda serta mengoreksi kata demi kata serta tanda baca menjadi salah satu hal yang begitu asyik dilakukan. Bukan untuk menjatuhkan atau semacamnya, hal ini secara tidak langsung menjadi pengingat bagi diri saya pribadi untuk berhati-hati dalam merangkai kata serta membentuk kalimat yang nantinya akan tersusun menjadi suatu bacaan.
Oleh karenanya, apabila dalam mengerjakan suatu karya tulis atau tulisan seperti apapun jenisnya, saya cukup mengapresiasi siapa saja yang telah memberi masukan serta mengoreksi atas tulisan yang telah diciptakan. Alhamdulillah, sampai dengan buku terbit keempat dalam program nulis bareng bersama salah seorang penulis yang karyanya cukup saya kagumi, belum sekalipun saya mendapat email balasan untuk me-revisi tulisan. Jujur saja, disatu sisi ada rasa bangga tersendiri karena tidak perlu memperbaiki tulisan yang 'sudah jadi'. Namun, disisi lain diri ini seringkali merasa bahwa sebenarnya tulisan tersebut masih banyak kurangnya. Iyaaa, kurang yang tidak dapat didefinisikan secara jelas, ntah kurang bagus bahasanya ataupun kekurangan lainnya. Namanya juga manusia yaaa, makhluk yang ngga pernah ada puasnya. Astaghfirullah...
Lalu, kembali lagi kepada topik utama bahasan...
Mengapa REVISI Menjadi Hal yang Disegani?
Pada intinya, sesuai dengan apa-apa saja yang telah saya sampaikan dalam paragraf sebelumnya, saya termasuk orang yang begitu menikmati proses revisi (mungkin karena itu saya terkesan paling santai diantara kawan seperjuangan yang lainnya). Saya akui bahwa itu mungkin tidak sepenuhnya menjadi hal yang perlu dibanggakan, tetapi saya cukup merasa nyaman akan hal tersebut. Dalam pandangan saya, ketika suatu karya kita termasuk skripsi memang mengalami proses revisi maka yang perlu kita lakukan adalah bersyukur karenanya. Sungguh, adanya revisi menandakan bahwa karya kita tersebut memang benar-benar diperhatikan. Karya tersebut tidak sekedar 'dilihat' ataupun 'dibuka-buka' saja setelah itu dengan mudahnya mendapat persetujuan, tetapi katya tersebut diperhatikan secara keseluruhan hingga nantinya dapat diperbaiki sampai mencapai batas maksimal kesempurnaan. Maka sedihlah apabila skripsi kita dengan mudahnya mendapat acc, tetapi ternyata pada saat sidang esok harinya justru dipertanyakan dan diminta pertanggungjawaban dan disanalah 'sensasi' rasa sesak dalam dada begitu terasa.. *halah
Kebiasaan menandai kesalahan pengetikan yang saya lakukan rasanya cukup berdampak pada kehidupan sehari-hari. Mungkin tidak hanya satu atau dua orang kawan yang ketika memposting suatu tulisan kemudian saya komentari karena terjadi kesalahan pengetikan, termasuk mereka yang melakukan komunikasi dengan saya melalui chat. Bukan berarti saya adalah orang yang tidak pernah melakukan salah pengetikan, tetapi yaaa mungkin namanya juga kebiasaan karena biasa dilakukan sehingga dalam keseharian-pun tidak sekali-duakali saya menjadi cukup sensitif ketika ada yang melakukan kesalahan dalam pengetikan. Mohon maafkan (^^;)
Kemudian hal lainnya yang tak lupa saya syukuri adalah karena tanpa disadari tahun 2016 lalu telah begitu berarti. Berawal dari azzam serta tekad untuk lebih produktif dalam menulis (karena merasa kalah, jumlah postingan di tahun 2015 lebih sedikit dibandingkan tahun 2014), hingga akhirnya saya diantarkan kepada beberapa komunitas serta grup kepenulisan yang bahkan saya dapat tergabung di dalamnya. Hal ini juga yang membuat saya dalam satu tahun lalu menjadi lebih terbiasa untuk menulis, yaaa meskipun masih terbilang awam dan juga amatiran (^^;)v
Secara garis besar yang ingin saya sampaikan adalah bahwa jangan jadikan skripsi, revisi ataupun revisi dalam skripsi menjadi suatu beban. Jika diri ini hanya sibuk berpusing-ria kemudian mengeluh sana sini tanpa ada usaha berupa tindakan untuk mengerjakan, bagaimana mungkin solusi atas skripsi ataupun revisi akan kita dapatkan?
Sadarlah bahwa memang hidup ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Jika hanya dengan mengeluhkan atupun pusing memikirkan, tanpa adanya tindakan nyata untuk mengerjakan maka sudah sewajarnya kita tidak lekas sampai kepada yang namanya "keberhasilan" sebagai akhir dari pencapaian. Bukankah dalam peribahasa legendaris disebutkan, "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian." yang maknanya adalah ketika kita memang ingin mencapai suatu keberhasilan, maka siapkanlah diri untuk bersusah payah sebelumnya.
Hari ini mungkin skripsi dan revisi begitu dirasa sulit, tetapi ketika lulus nanti kita teringat bahwa sebelum sampai di titik ini... kita telah berjuang sebelumnya....
Selamat berSEMANGAT,
para pejuang semester akhir!
Ah, *_lelah_* Revisi waktu TA kemaren 😥
ReplyDeleteUntung aja pas sidang lancar 😌😊😂
Dosen Penguji nya gak nanya aneh aneh 😂
Penguji Lapangan nya juga banyak ngasih masukan dan saran ^^
Bukan menghakimi
*emang enak gitu beneran Kak Luck, revisi nya habis habisan aja sekalian, nanti pas sidang rasanyaaaaaa enaaaaaak sekali ^^
Plong, ^^
Apalagi saat revisian selesai dan ke fotokopian buat hardcover ^^
Ah, masa masa itu tak akan pernah terlupa
Smpe ujan ujanan pulang hardcover nya sm temen, wkwk :v
Wah, insyaaAllah aku segera menyusul untuk mengalami hal yang hampir serupa ^^/
DeleteSaat ini masih dalam tahap 'ontheway' menuju plong hihi :3