Monday, July 25, 2016

Sebuah Buku: "Hak Rakyat Digasak, Mahasiswa Bergerak!"

Bismillahirrahmanirrahim.

Kali ini mulai resensi perdana di bulan Juli 2016



Judul Buku: Hak Rakyat Digasak, Mahasiswa Bergerak!
                    Praktik Gerakan Sosial untuk Rakyat Marginal
Penulis: Inayah Adi Oktaviana, Elvira J, Saraswati, Egi Mahira Irham, dkk.
Penerbit: Beasiswa Aktivis Nusantara - Beastudi Indonesia
Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa
ISBN: 978-602-7807-59-4
Cetakan: Pertama
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 204 Halaman

Resensor: L. Yuniasari


___________

"Negeri ini belum bertindak bijak terhadap warganya, terutama warga marginal. Dan bagi saya, jika negeri ini belum bijak kepada warganya, para mahasiswalah yang harus berperan menjadi garda terdepan untuk membantu mereka (warga marginal) menyelesaikan permasalahan hidupnya, setidaknya kebutuhan utama mereka dalam pendidikan dan kesehatan tercukupi." - Vica Asrianti Dwiputri, mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang juga sebagai idaman maju atau tidaknya suatu negeri. Bukan hanya bermodalkan prestasi akademik yang telah diperoleh, bukan juga sekedar kegagahan ketika berorasi apalagi jika hanya bungkam dan berdiam diri.

Buku ini terdiri dari 4 sub-judul dengan 34 aktivis muda sebagai penulis berbeda di tiap sub-judulnya. Mereka menceritakan berbagai kisah, kejadian, pengalaman, kesaksian bahkan rencana aksi dalam rangka menggalang kepedulian bagi rakyat marginal yang mungkin jarang sekali dipandang oleh para orang-orang yang memiliki kedudukan di negeri tercinta ini.


Tanpa terlepas dari itu semua, tanpa berbasa-basi dengan teori ataupun sekedar menyanjung diri sendiri, mahasiswa sebagai idaman bangsa dan negara harus dapat berperan aktif serta terjun langsung ke dalam satu kondisi dimana mereka bisa mengabdikan diri agar keberadaan mereka benar-benar dikatakan sebagai generasi yang dapat diharapkan oleh suatu bangsa. Mereka harus bisa membuktikan melalui tindakan nyata yang bukan sekedar omong kosong belaka. Mereka harus bisa membuktikan bahwa mereka bisa menjadi pion-pion penggerak suatu bangsa untuk dapat mencapai apa yang dicitakan oleh bangsanya.

"Pelajaran terpenting adalah bagaimana kita mampu membaca dunia masyarakat atas dasar kacamata mereka sendiri, kemudian mengungkapkannya melalui aksi nyata. Dalam setiap tidakan kita, atasi ketakutan diri, lakukan saja terus perbaikan itu jika dirasa benar berdasar pada hati nurani dan keyakinan kuat. Adapun terhadap masyarakat, kita tumbuhkan rasa keberpihakan dan keadilan untuk diperjuangkan bersama. Bukan tentang jubah dan gelar pembela kebenaran. Bukankah kebenaran harus ditegakkan, terlebih lagi atas mereka yang tertindas? Dan lagi, tiada yang membesarkan nama mahasiswa, selain mereka tumbuh dari dan bersama dengan masyarakat." - Siti Qulsyum Shofiyani, mahasiswa Psikologi UGM


Untuk itulah, melalui buku ini dapat dilihat aksi nyata beberapa orang mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia. Selain itu, melalui buku ini para pembaca juga secara tidak langsung diajak melihat bagaimana kondisi negeri ini berdasarkan realita yang terjadi dalam negeri, namun tidak begitu disorot oleh media atau pemberitaan lainnya.



Melalui buku ini pula, mahasiswa (seperti saya) dan juga para pembaca lainnya dapat merasa tergerak untuk melakukan berbagai macam tindakan sosial guna meminimalisir permasalahan yang terjadi dalam negeri. Sebut saja mulai dari masalah kemiskinan, pendidikan yang layak, permasalahan ekonomi, diskriminasi serta berbagai permasalahan lainnya.



Mahasiswa yang 'cuma' bisa duduk menimba ilmu di ruang kuliah? Bersibuk di kampus hingga akhirnya masa wisuda tiba lantas 'getol' mencari pekerjaan yang membuatnya bahagia? Sungguh kasihan negeri ini apabila kaum terpelajarnya seperti ini.. *jleb



Sebagai penutup, beberapa aktu belakangan ini Indonesia tengah dilanda krisis moral. Anak-anak di bawah umur seolah "tua sebelum waktunya". Mereka tidak segan berbuat layaknya 'orang dewasa' tanpa ada lagi rasa malu. Hal itu bahkan bukan lagi sebagai 'rahasia' yang melanda generasi muda saat ini.



Oleh karena itu, buku ini dapat menjadi salah satu motivator serta sumber inspirasi agar generasi muda sebagai penerus bangsa dapat melakukan tindakan nyata sebagai upaya pencegahan terjadinya hal-hal yang jauh lebih buruk lagi yang dapat melanda negeri ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa di samping adanya peran orang tua serta keluarga di rumah, peran generasi penerus bangsa termasuk mahasiswa juga sangat dibutuhkan sebagai perwujudan untuk merawat negeri ini.


"...Jika hari ini dunia pendidikan cuma memproduksi ‘robot-robot bernyawa’, masa depan bangsa akan jauh dari kreativitas dan berdaya. Jika hari ini kampus hanya menghasilkan sarjana yang pandai beretorika, kebangkitan bangsa Indonesia hanya akan berkutat dalam wacana. Namun, ketika hari ini banyak sekumpulan pemuda yang peduli terhadap masyarakatnya, dan berkontribusi nyata dengan segenap cinta bagi bangsa dan negara, masa depan bangsa akan cerah dan berjaya. Menuju kegemilangan Indonesia yang dimulai hari ini, dari diri kita, untuk mulai menebar karya dan kontribusi nyata demi kemajuan bangsa..." (Purwo Udiutomo, 2016 : xii)



Maka, ketika sebagian orang termasuk mahasiswa tengah melakukan advokasi sosial melalui tindakan nyata.. lantas, masihkah diri ini hanya duduk berdiam diri serta termenung sebagai penonton saja?


Depok, 25 Juli 2016

*ditulis sekaligus teguran untuk diri sendiri

2 comments:

  1. Mahasiswa dan rakyat bersatu.. Tak terkalahkan..

    Jadi inget yel2 demo jaman kuliah dulu.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mahasiswa dan rakyat bersatu, ditambah lagi 'mereka' yang berkedudukan serta masyarakat sama-sama bisa berbenah diri dan introspeksi juga saling melengkapi..
      duh, jadi Tanah Air idaman banget deh itu :')

      Delete