Wednesday, October 12, 2016

Sebuah Buku: "Andai Si Mati Bisa Bicara"

Bismillahirrahmanirrahim.

#Resensi Bulan Oktober


Judul Buku : Andai Si Mati Bisa Bicara
Penulis : Sufyan Fuad Baswedan, M. A.
Penerbit : Akbar Media
ISBN : 978-602-9215-19-9
Cetakan : Pertama
Tahun Terbit : 2013
Tebal: 116 Halaman
Resensor: L. Yuniasari

***

Kematian adalah misteri Tuhan yang tak terpecahkan hingga hari ini. Dan pagi hari ini saya mendapat dua kabar kematian dari lingkungan sekitar rumah. Sungguh, tak ada seorangpun yang mengetahui tentang kapan; dimana serta bagaimana dia akan meninggalkan dunia yang fana ini.

Tidak sedikit orang yang menjadikan kematian sebagai akhir dari kebahagiaan mereka, sehingga mereka justru takut mati dan selalu berusaha untuk 'lari' dari kematian. Padahal dalam surah An Nisa' ayat 78 disebutkan bahwa, "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..."

Di sisi lain, tidak sedikit pula manusia yang menjadikan kematian sebagai akhir dari penderitaan, sehingga mereka memilih untuk menjadikan kematian sebagai 'alternatif' untuk meraih kebahagiaan yang tidak mereka dapatkan di dunia misalnya dengan cara bunuh diri. Padahal dalam Firman-Nya yang lain disebutkan bahwa, "...Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An Nisa' : 29)

Buku ini membahas tentang hakikat kematian serta bagaimana kondisi manusia pasca kematiannya yang juga dilengkapi dengan beberapa kisah sebagai bahan renungan kita dalam menghadapi suatu hal yang akan menghampiri tiap manusia di bumi ini. Hal tersebut tak lain adalah kematian.

Kematian merupakan salah satu kata yang familiar di telinga, akan tetapi sedikit sekali yang mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya. Ialah tamu yang datang tanpa permisi dan menghampiri siapapun tanpa basa-basi.

Bagian pertama buku ini menjelaskan bahwa pada hakikatnya kematian merupakan suatu peristiwa yang datang secara tiba-tiba, tidak bisa dihindari, menghampiri seluruh manusia tanpa terkecuali serta tidak dapat disegerakan ataupun diakhirkan. Selain itu, pada bagian ini juga dijelaskan mengenai dahsyatnya sakaratul maut sampai dengan hikmah dibalik kematian yang dirahasiakan. Oleh karenanya, pada bagian ini kita sekaligus diajak untuk mempersiapkan diri serta terus dan terus berbenah diri untuk menghadapi satu hal pasti yang akan terjadi suatu hari nanti.

Bagian kedua dalam buku ini membahas tentang angan-angan mereka yang sudah lebih dahulu tiada ataupun pergi meninggalkan dunia ini, mulai dari perjalanannya saat berada dalam keranda; kemudian setelah masuk ke liang kubur; serta angan mereka yang syahid sekaligus yang fasik. Oleh karenanya, bagian ini dapat menjadi pengingat kita untuk lebih tepat dan cermat dalam mempergunakan sisa waktu yang kita miliki di dunia sehingga nantinya tiada penyesalan yang dirasa. 

Saat ini kita belum merasakan mati. Tetapi, kedatangannya itu adalah suatu hal pasti meskipun tak seorangpun yang tau kapan maut akan datang menghampiri. Saat ini mungkin belum ada hal yang kita sesali, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan datang esok hari ketika penyesalan tiada berguna lagi.

Penyesalan itu memang selalu datang belakangan. (Kalau datang di awal namanya pendaftaran) Sungguh, akan menjadi amat merugi apabila penyesalan kita terjadi setelah kematian menghampiri. Maka, beruntunglah kita yang masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum akhirnya menyesal di kemudian hari.

Bagian tiga dalam buku ini berisi kisah-kisah yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan, termasuk tentang bagaimana dan apa yang akan menimpa diri kita setelah kita tiada lagi hidup di dunia.

Andai saja mereka yang mati bisa bicara...
Andai kita yang masih diberi hidup dapat mendengar rintihan mereka...
Andai saja kita mengetahui apa saja yang mereka rasa...


Mungkin kita semua akan menjadi lebih beriman, meskipun pada kenyataannya telah banyak dikisahkan beberapa penyesalan serta angan-angan mereka yang telah tiada. Oleh karenanya, menjadi suatu hal yang tidak salah apabila kita dapat mengambil hikmah dari kisah orang-orang yang telah tiada serta kisah perjalanan mereka semasa hidupnya. Jangan sia-siakan sisa waktu yang kita punya karena kesempatan hidup di dunia takkan datang untuk yang kedua kalinya.

Kematian merupakan ujian dari Allah untuk melihat siapa diantara kita yang banyak beramal semasa hidupnya. "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," (QS. Al Mulk : 2)

Sebelum sampai pada bagian penutup, dalam buku ini disajikan sepuluh rambu-rambu keselamatan sebagai peringatan bahwa hidup di dunia ini hanya sekali sedangkan perjalanan hidup di kemudian hari masih begitu panjang dan belum kita tapaki. Oleh karenanya, yuk semangat untuk terus dan terus introspeksi serta berbenah diri. Selain itu, mulai siapkan perbekalan untuk menghadapi kematian yang sudah pasti akan datang menghampiri.

Selamat mengingatkan dalam kebaikan...
:)

5 comments:

  1. Judulnya menarik perhatian untuk membeli dan membacanya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, pertamakali baca judul buku inipun saya tertarik dan akhirnya memutuskan untuk membeli. Yuk kak, dibaca juga bukunya (๑ ˙˘˙)/

      Delete
  2. Buku yang mengingatkan kita pada kematian. Jadi bahan renungan juga, seberapa besar persiapan kita untuk menghadapi kematian. Buku yang menarik untuk dibaca.

    ReplyDelete
  3. Buku yang mengingatkan kita pada kematian. Jadi bahan renungan juga, seberapa besar persiapan kita untuk menghadapi kematian. Buku yang menarik untuk dibaca.

    ReplyDelete
  4. buku ini mempunyai makna tersendiri buat diri saya pribadi, apa yg saya alami pada malam itu membuat saya spontan lgsg membeli tanpa saya tau judul & isi dari buku ini. setelah saya sadar ternyata apa yg saya ucapkan semuanya ada di dalam buku ini.
    pengen sekali bertemu dgn penulisnya.. pengen cerita ttg apa yg saya alami

    ReplyDelete