Saturday, October 25, 2014

SEMANGAT membina! :')

Assalamu'alaykum.
Hai Sabtu!
Alhamdulillah, Sabtu pagi tadi tuh aku dihadapkan dengan hal atau kejadian yang begitu MasyaaAllah :')
aaaaa~ sebelumnya terimakasih banyak untuk kakaku, PURWO UDIUTOMO. Beliau tuh orang HEBAT dan MasyaaAllah memang! Daaaaann karena beliaulah, aku bisa mendapat nasehat baru pagi hari tadi. MasyaaAllah :')
hm... kira-kira garis besar dari nasehatnya adalah seperti ini dengan sedikit revisi.... *jeng..jeng..jeng..*

Bismillahirrahmanirrahim.
"Berbahagialah dan begembiralah dengan kesempatan ini. Bersedih dan mengangislah ketika kita tak bisa berada di 'jalan ini'.."

Orang yang berada dalam barisan dakwah ini adalah mereka yang mewarisi kemenangan, memiliki kemuliaan dan kejayaan.
Allah akan tegakkan Agama ini, di dunia ini, sampai dengan hari akhir nanti.
Dalam bidang politik belakangan ini tuh orang justru akan 'ikut' dalam barisan yang MENANG. Menang adalah sesuatu yang dirasa begitu menguntungkan, walaupun ngga ada hadiah atau apapun yang didapat karena kita sudah merasakan menang. Nah, apalagi kalau sudah menang lalu ada 'hadiah' yang juga didapat?
Islam adalah dakwah dan tarbiyah. Secara karakter mungkin kita mengatakan bahwa dakwah lebih ke eksternal, sedangkan tarbiyah lebih ke internal.
Mekanisme untuk menyalurkan itu semua dinamakan dakwah. Nah, untuk dapat tersalurkan nilai-nilai itu maka dibutuhkan SDM yang disebut kader dakwah. Tapi kader ini ngga langsung ada begitu aja. Kader itu ngga 'muncul' secara tiba-tiba, meskipun pada kenyataannya Allah tuh Maha Berkehendak. Tetapi perlu kita sadari bahwa itu tak semata-mata 'ada' begitu saja tanpa adanya PROSES.
Sebagai contoh, bisa kita lihat pada kisah Nabi Musa. Atas kehendak-Nya, hanya dengan memukulkan tongkat ke tanah, Nabi Musa dapat membelah lautan. MasyaaAllah.
Nah, pertanyaannya... yang hebat tuh ketika Musa memukulkan tongkat atau ketika Musa dapat membelah laut?
Ketahuilah.. memukul tongkat adalah sebuah proses, sedangkan membelah lautan merupakan output dari proses yang telah dilakukan.
Ingat, selalu ada proses dalam segala hal yang ingin kita 'capai'. Dan DIA-lah yang menentukan bagaimana hasilnya :')
Contoh lain dapat kita lihat dari kisah Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail.
Dalam kisah itu apakah Ibrahim tau untuk apa dia menyembelih anaknya? Apakah dia protes ketika Allah meminta ia untuk menyembelih Ismail? Apakah Ibrahim mengetahui sebelumnya bahwa Ismail akan digantikan dengan seekor domba?
Itu adalah salah satu bentuk sikap penghambaan yang begitu luar biasa. Ibrahim PERCAYA bahwa Allah Maha Mengetahui segala macam hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Hal seperti itulah yang sudah seharusnya kita contoh. Selama itu merupakan ketentuan serta ketetapan Allah, maka jangan ragu untuk melaksanakan dan menunaikannya. Begitu juga sebaliknya, jika Allah melarang kita melakukan sesuatu maka jangan sampai kita justru mendekatinya. Sesungguhnya hanya Allah-lah sebaik-baiknya Dzat yang Maha Baik :')

Lanjut lagi....
Jadi.. Dakwah itu membutuhkan kader. Kader itu ngga ada begitu aja. Kader itu perlu dibentuk. Pembentukkan kader itulah yang dinamakan tarbiyah. Nah, lalu ngga semua orang bisa menjadi kader.
Sesungguhnya kualitas tiap orang itu memang berbeda. Nah, bagaimana kita bisa memanfaatkan, mengembangkan serta meningkatkan potensi tiap pribadi agar dapat dikatakan layak menjadi kader.

Sekarang bagaimana kita memposisikan diri kita, terutama di lingkungan sekitar kita. Jangan sampai ada atau tidak adanya kita di lingkungan kita tuh ngga ada efek atau pengaruhnya sama sekali. Jangan sampai ada atau tidak adanya 'peran' kita di lingkungan sekitar kita tuh ibarat ngga apa-apa, ngga ada masalah dan ngga ada pengaruhnya sama sekali.

Dalam barisan itu ada yang kuat dan ada yang lemah. Kalau kita lemah, maka kita akan terseret-seret. Tetapi sadarkah? Meskipun kita terseret-seret atau mungkin terinjak, tetapi selama kita masih berada di dalam barisan maka kita akan tetap jalan. Nah, gimana kalau kita ngga berada dalam barisan? Secara sadar atau tidak, yang ada tuh mungkin kita akan berhenti karena tak tau jalan. Ibarat sebuah sepeda.. Sebuah sepeda dapat terus berjalan karena adanya keseimbangan. Keseimbangan didapat apabila sepeda itu terus dikayuh. Nah, itulah yang menjadi salah satu hal yang memotivasi kita untuk membina :)

Membina itu capek? Yaaa.. memang capek.
Seperti halnya bertani. Jadi petani tuh juga ngga kalah capek. Tapi bagaimana coba kalau ngga ada petani? Bagaimana kalau para petani tuh pada ngeluh karena merasa capek? Bagaimana?
Hm... tentunya kita ngga bisa mencicipi apa yang menjadi makanan pokok kita.
Jadi... berbahagialah karena kita ada dalam barisan ini. Berbangga hatilah karena DIA telah memilih kita untuk 'ikut' terlibat dalam jalan dakwah ini. Jangan sampai ada penyesalan karena kita berada disini. Daaaann jangan sampai kita malah tergabung dalam 'barisan sakit hati' yang hanya karena 'pernah' kecewa dengan bagian dari jamaah ini, kita justru mundur secara perlahan kemudian menghilang.. jangan sampai~ ><
Wallahu a'lam..

Yak, itulah kira-kira garis besar dari nasehat yang secara ngga langsung memotivasi diri aku pribadi khususnya. MasyaaAllah :')
Sebenarnya banyak kalimat yang cukup nge-jleb juga itu tuh yaaaa... semoga bisa jadi bahan introspeksi dan perbaikan buat diri akunya *aamiin allahumma aamiin :')

*uhuk* sebagai penutup...
Jika bersama dakwah saja kau serapuh itu, bagaimana jika kau seorang diri?
Sekuat apa kau jika seorang diri?
Sekuat apa kau jika seorang diri?
Sekuat apa kau jika seorang diri?
*istighfar :"

Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya :')
Wassalamu'alaykum.

No comments:

Post a Comment