Sunday, June 22, 2014

"Kecenderungan Kepada Apa yang Telah Berlalu"

Bismillahirrahmanirrahim.
Ketika seseorang hendak bersikap konsisten, tiba-tiba ia merasakan suatu perpindahan dalam hidupnya, di mana pada masa lalu ia hidup dengan penuh keguncangan dalam hidupnya, kemudian ia berpindah menuju kestabilan rohani dan ketentraman. Di sini ia menemukan perbedaan yang amat jauh antara kehidupan masa lalu dengan kehidupan sekarang.
Akan tetapi pada masa-masa tertentu dia teringat pada masa lalunya, sahabat-sahabat masa lalu dan berbagai perilakunya bersama mereka, kemudian ia melepaskan tali kekang pikirannya untuk menelusuri masa lalu pada ingatannya, sikapnya yang semacam ini secara tidak langsung telah memberi peluang kepada setan untuk melancarkan serangan tipu daya serta bermain dengannya, sehingga ia berpikir untuk kembali kepada masa lalunya dan teman-teman lamanya. Teman-teman masa lalu itu pun menggerogoti benih-benih keimanan yang baru bersemi dan kebersihan jiwanya dari dalam dirinya, sebagaimana dikatakan bahwa teman itu adalah penggerogot (perampas).
Maka saat itu ia sedang hidup antara dua arus yang saling tarik menarik, arus ketaatan dan kemaksiatan, sedang ia sendiri hidup di dalam kondisi pertempuran psikologis antara kebenaran dan kebatilan. Oleh karena itu, dalam suatu kisah tentang seseorang yang telah membunuh seratus jiwa manusia, seorang Alim berkata kepadanya, "Pergilah engkau ke negeri anu karena sesungguhnya di negeri itu terdapat orang-orang yang menyembah Allah, maka hendaknya engkau menyembah Allah bersama mereka, dan jangan engkau kembali ke negerimu, karena sesungguhnya negerimu itu adalah negeri yang buruk.."
Para ulama berkata, "Sepatutnya orang yang telah bertaubat untuk memisahkan dirinya dari keadaan-keadaan yang biasa ia lakukan di masa lalunya (dalam keadaan bermaksiat) serta berpaling secara menyeluruh dari semua ith dan menyibukkan diri pada hal-hal lain (yang mendukung sikap konsistennya).."
Ini adalah poin penting yang harus diperhatikan, sebab setan selalu berusaha untuk melakukan tipu dayanya terhadap mereka yang telah bertaubat agar kembali kepada teman-teman lamanya dengan alasan mengajak mereka untuk kembali kepada Allah, sementara ia belum memiliki keteguhan dalam menerima petunjuk, ini adalah suatu kesalahan dalam langkah strategi pengaturan waktu saja. Yang wajib ia lakukan adalah memperkuat diri dan selalu waspada dengan cara memperkaya diri dengan ilmu-ilmu agama sebagai perisai diri untuk menangkal syubhat dan syahwat yang akan dihadapi dalam perjalanan dakwahnya. Jika karakteristik-karakteristik seorang pengemban dakwah telah sempurna, maka saat itu ia boleh bertemu dengan teman lamanya untuk mengajak mereka kepada Allah dengan selalu memohon pertolongan-Nya.

*dikutip dari buku "31 SEBAB LEMAHNYA IMAN" halaman 17-19

No comments:

Post a Comment