Friday, April 1, 2016

Kita ini adalah PENULIS

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaykum.

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) sanggup menembus jutaan kepala.." - Sayyid Quthb

Berkaitan dengan menulis..
Seketika aku teringat kembali akan salah satu postingan yang telah lalu..
:)

Tanggal 17 Maret 2016 lalu, sempat ada email masuk yang dari judulnya saja sudah membuat diri ini merinding. Email serupa pernah aku dapat beberapa minggu sebelumnya.

Hal itu juga mengingatkanku akan komentar seorang kawan di salah satu postingan tahun 2013 lalu. Selain itu, sekitar tahun 2012 - 2013 atau sekitar menjelang lulus SMA tuh aku memang lagi gencar-gencarnya mempromosikan blog ini terutama kepada teman-teman pesbuk. Duh, jadi nostalgia...

Jika harus mengingat hal itu, terkadang rasa malu yang justru muncul terlebih dahulu. Bagaimana tidak? Kalau melihat postingan yang lalu-lalu tuh yaaa memang ngga beda jauh dengan postingan lainnya, tetapi tidak sedikit diantaranya yang isi postingannya cuma lirik lagu yang aku suka. Ya ampun :'D

Kembali kepada email yang dua kali aku dapat...

Duh, ngga kebayang deh bagaimana ekspresi dan shock-nya aku ketika baca email seperti itu. Jujur saja, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar tuh rasanya aku memang sudah suka baca buku termasuk meluapkan segala macam hal yang dipikirkan melalui gambar ataupun tulisan. Secara ngga langsung, diri ini memang senang menulis atau mengetik sejak lama. Tetapi aku tuh 'agak' lemah kalau harus menuliskan apa yang dituntut, misalnya diminta untuk merangkum tugas ini dan tugas itu. Lemah disini maksudnya jenis tulisannya yang dibuat akan berbeda. Menulis untuk hal seperti itu seolah dikerjakan setengah hati lebih dikit deh, jadinya yaaa tulisannya apa adanya saja. Nah, alhamdulillahnya masih bisa untuk dibaca koq :'D

Ada beberapa penulis yang aku hafal, aku kagumi dan aku ikuti karya-karyanya. Sebut saja beberapa diantaranya: Fathi Yakan, Salim A. Fillah, Solikhin Abu Izzuddin, Ahmad Rifai Rif'an, Tere Liye, serta beberapa penulis sekaligus penerbit lainnya.

Kali ini pertanyaannya dikaitkan kepada bahasan sebelumnya, "Apakah ada keinginan untuk menjadi penulis? Dengan ciri tersendiri tanpa harus didasarkan keinginan untuk bersaing dengan penulis lainnya?"

*bertanya di depan kaca, kemudian tertunduk*

Jujur saja, sebelumnya sama sekali tidak ada keinginan semacam itu. Ketika ada pertanyaan serupa yang ditujukan untuk diri ini, maka secara spontan akan aku jawab dengan gelengan kepala. Rasanya yang seperti itu sudah cukup mewakilkan jawaban yang seharusnya aku sampaikan melalui ucapan. Hanya saja... itu kan sebelumnya...

Beberapa waktu belakangan ini, seolah adaaaa saja yang "mancing" dan secara ngga langsung buat diri ini semakin terpacu untuk menulis. Salah satunya adalah email yang aku dapat itu serta komentar salah seorang kawan dipostingan tahun 2013 lalu.

Satu hal yang menjadi prinsip aku untuk terus posting adalah bahwa tiap orang punya cara sendiri dalam menyampaikan apapun itu melalui kata-kata. Maka sudah sewajarnya apabila kita semua ini adalah seorang penulis. Hanya saja, kembali kepada bagaimana cara kita menyampaikan dengan bahasa kita sendiri. Oleh karenanya, sampai dengan saat ini aku tuh masih tetap nekat buat posting. Bagaimanapun hasilnya yaaa tidak masalah, optimis aja dulu sama diri sendiri serta siapkan diri untuk mendapat masukan dari orang lain yang telah membaca tulisan kita. Hehehe (/ω\*)

Beberapa hal lain yang menjadi pendukung untuk terus menulis adalah karya-karya orang hebat lainnya. Mereka yang mungkin belum menghasilkan tulisan dalam buku, tetapi sudah banyak karyanya melalui blog pribadi. Mereka yang mungkin memang belum dikenal oleh masyarakat luas. Mereka yang secara tidak langsung telah menjadi sumber inspirasi. Dan mereka yang telah menuangkan ide-ide luar biasa ke dalam tulisan dengan ciri khas tersendiri. Duh, aku ucapkan terimakasih banyak karena telah memotivasi diri ini. Semoga Dia Membalas kebaikan yang telah kalian sampaikan melalui tulisan. Aamiin~

Dalam salah satu buku karya Ahmad Rifa'i Rif'an ada bacaan seperti ini...

Ya, prokdutivitas bukan terkait dengan fasilitas. Ia lebih bergantung pada niat dan minat kita untuk selalu menulis. Dulu sebelum ada mesin ketik, sebelum ada laptop, sebelum ada komputer, Imam Ghazali, Imam Syafi'i, Imam Nawawi dan beberapa ulama lampau saja bisa menghasilkan kitab segitu banyaknya. Tebel-tebel lagi. Lalu bandingkan dengan kehidupan kita saat ini yang sebenarnya sangat mendukung.

Mengapa Napoleon Bonaparte mengatakan dirinya lebih merasa takut terhadap satu orang penulis ketimbang seribu orang tentara? Mungkin kalimat KH. M. Isa Anshary berikut bisa menjawabnya. "Revolusi-revolusi besar dunia," kata beliau. "..selalu didahului oleh jejak pena seorang pengarang. Pena pengarang mencetuskan suatu ide dan cita, menjadi bahan pemikiran pedoman berjuang."

Syaikh Abdullah Azzam, salah seorang pejuang pasukan Islam yang gugur di medan perang, juga pernah bertutur bahwa sejarah hanya ditulis dengan nuansa dua warna yakni merah darah para syuhada' dan hitam tinta para ulama'.

Saran saya, apa pun profesi dan sosial yang Anda pegang saat ini, sempatkan waktu untuk menulis. Bukan hanya untuk menerbitkan karya, tapi lebih untuk menerbitkan cita dan harapan bagi generasi mendatang.
________

Untuk kemudian, apabila aku mendapat email (serupa) lagi.. mungkin saja keinginan sebelumnya justru malah berbalik 180゜
Semoga untuk ke depannya, kita semua tetap bisa menjadi pribadi yang produktif. Yaitu pribadi yang senantiasa memanfaatkan waktu luang yang dimiliki untuk hal-hal bermanfaat, baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang sekitar.

Selamat memanfaatkan sisa-sisa usia kita untuk hal-hal baik, salah satu diantaranya adalah membaca dan menulis.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
- Pramoedya Ananta Toer

Rawakalong, 2016年04月01日
dari dan untuk diri pribadi
L. Y

Salam sehat dan SEMANGAT!

Wassalamu'alaykum.

No comments:

Post a Comment