Sunday, April 17, 2016

Mencintai Kehilangan


Bismillahirrahmanirrahim.

Pada kesempatan kali ini insyaaAllah akan bahas sedikit terkait dengan pengorbanan. Sebelumnya terimakasih banyak teruntuk siapa saja yang sudah saya temui sepanjang hari ini dan terimakasih juga atas semangat yang secara tak langsung telah diberikan. Semoga kita semua menjadi hamba-Nya yang tidak ragu untuk terus berkorban. Allahumma aamiin...

Berikut ini pernyataan dari seorang pemberi jawaban di Yahoo Answer:

Pengorbanan adalah proses pertukaran untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan bernilai lebih atau minimal setara daripada yang ditukar (dikorbankan) baik langsung maupun tidak langsung. Pengorbanan tanpa pamrih lebih cenderung ke arah cinta, sedangkan pengorbanan dengan pamrih lebih cenderung disebut investasi.

Petang ini seketika terpikir secara spontan. Kalau bagi saya sendiri, yang mananya pengorbanan itu merupakan salah satu langkah awal yang dilakukan untuk dapat mencintai kehilangan *uhuk*


Ketika seseorang berkorban, maka diharapkan dia tak semata-mata berkorban begitu saja. Tetapi ada suatu niatan baik yang oleh karenanya diapun bisa merelakan apa yang telah dia korbankan. Pengorbanan yang telah dilakukan juga diharapkan justru semakin menumbuhkembangkan kecintaan pada-Nya, Dzat Yang Maha Membolak-balikkan Isi Hati serta Maha Segalanya.

Satu kalimat yang lagi-lagi terlintas di pikiran, "Jangan sampai salah niat yaaa.."
Termasuk ketika kita merasa telah mengorbankan suatu hal, apapun itu.. Maka, jangan sampai niat miring atau melenceng yang justru mendominasi. Semangat berjuang! Lekas bergegas untuk memperbaiki niatan! *sambil ngomong depan kaca*

Pengorbanan itu TEMA DAKWAH
Rasulullah SAW telah banyak berkorban untuk umat beliau. Tanpa pengorbanan beliau, maka indah serta pahit-manisnya perjuangan dakwah tak dapat kita rasakan.

Inti dari pengorbanan adalah berjuang. Ketika seorang muslimah sudah memantapkan diri untuk menutup aurat, maka itu dapat dikatakan sebagai pengorbanan. Ketika seorang hamba melakukan ibadah di sepertiga malam disaat orang lain tengah dibuai dalam impian semu, maka itu dapat dikatakan sebagai pengorbanan. Ketika sang pejuang subuh dapat mengendalikan dirinya untuk beranjak ke masjid agar dapat mengikuti shalat subuh berjamaah, maka itupun bagian dari pengorbanan. Kemudian ketika kita semua mulai berdahwah, saling mengingatkan dalam kebaikan serta saling menasehati dalam kebenaran maka hal itu juga termasuk bagian dari pengorbanan.

Demikianlah keadaan iap orang yang membawa panji dakwah dan telah berjanji kepada Allah untuk melanjutkan estafet perjuangan Rasulullah dalam mengemban amanah dakwah ketika orang lain tidak peduli dengan apa yang menjadi perintah Allah.

"Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui." [QS. At Tawbah : 11]

Katakanlah (wahai Muhammad SAW): "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan tempat-tempat kediaman yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (juga) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." [QS. At Tawbah : 24]


Imam Hasan Al Banna pernah mendefinisikan pengorbanan sebagai Tadhiyah, yaitu merelakan jiwa; harta; waktu; kehidupan dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan.
“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap, totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah, dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul amanah ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban dakwah ini.”


Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Oleh karenanya, kita jangan sampai mempersempit makna dari pengorbanan karena yakinlah bahwa akan ada balasan yang jauh jauh jauh lebih indah dari pengorbanan yang telah kita lakukan.

"Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka sendiri adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." [QS. At Tawbah : 20]

Pengorbanan itu ANTARA KEWAJIBAN dan REALITAS

Kewajiban kita sebagai aktivis adalah untuk berjuang di jalan-Nya serta berkorban dan menegakkan ajaran Allah. Imam Hasan Al Banna sempat menuturkan yang intinya, "Apabila kita tidak bisa menunaikan konsekuensi dari sebuah pengorbanan, maka tidak ada nilainya slogan kering yang diucapkan oleh lisan mereka dan perbuatan nilai mereka tidak bernilai dakwah."
Contoh sederhananya dalam hal ini misalkan si Fulan diberikan amanah oleh atasannya, maka akan terlontar perkataan ‘Kamu pasti bisa mengemban amanah ini..”
*kemudian tertunduk, terdiam dan membisu...*


Teruntuk kalian para pejuang dimanapun kalian berada, persiapkanlah diri kalian selalu untuk suatu pengorbanan yang besar. Ialah pengorbanan yang pasti akan datang secara tiba-tiba..

*jeng.. jeng.. jeng..*

SEMANGAT berjuang, duhai para pejuang!

usai diketik sejak ba'da isya dan baru diposting pada penghujung malam
dengan semangat perjuangan
dalam upaya untuk mencintai kehilangan
semoga Allah mengijinkan
terkabulnya tiap asa dan harapan
aamiin~

L. Yuniasari

Salam sehat dan SEMANGAT!

No comments:

Post a Comment