Wednesday, April 20, 2016

Catatan Perjalanan: Menikmati Kesendirian di Kawasan Pemerintahan :p

Bismillahirrahmanirrahim.

Kisah pagi ini berawal dari niatan mantap yang hanya perlu direalisasikan saja.
Pukul 10.00 pagi ini siap lepas landas dari kediaman di Rawakalong. Selanjutnya mampir ke SMP yang sempat aku tinggalkan selama dua bulan, duh.. maafkan aku yaaaa m(_ _)m

Satu.. Dua.. Tiga.. Empat dilanjut plan berikutnya yaitu kuli-ah lalu ke Pusatnya Jakarta.
Setelah lebih dari setengah jam mampir, kemudian aku bersiap ontheway sambil memikirkan untuk parkir dimana yaaa. Seketika terpikirlah 'titip' si blurry di dekat stasiun POCIN, yaitu Pondok Cinta ehh Pondok Cina ._.

Subhanallah, tempat parkir ternyata penuh kemudian disarankan untuk parkir di tempat lainnya yang ngga kalah penuh juga. Sebelum sampai putus harapan, pada akhirnya memilih parkir di Kampus dech *pake -ch*

Ada beberapa hal 'ajaib' yang mungkin akan aku lewatkan. Mulai dari beli minuman lalu teringat lupa bawa uang, lalu ada niatan 'nebeng' salah seorang kawan buat ke ATM, kemudian mencari-cari seorang kawan lainnya yang 'akan' UTS siang tadi untuk pinjam bahan perkuliahan kelas sebelumnya, photocopy, teringat kalau masih ada sisa uang daaaann malu... (/ω\*)

Pukul 12.48 beres kelas tetapi karena satu dan lain hal akhirnya baru lepas landas dari kampus menuju stasiun sekitar 13.18 :')

Tiba di stasiun menanti kereta siang menuju Tanah Abang, sempat disapa dan ditanya oleh seorang ibu: "Itu tadi kereta tanah abang atau bukan, mba?"

"Oh, bukan bu.. masih dua kereta lagi. Kebetulan saja juga nunggu kereta menuju Tanah Abang."
"Oiya, terimakasih.."

Agak menarik juga karena beliau sempat bahas sepatu gitu lalu tau-tau sempat bilang kalau baiknya tuh ngga buru-buru nikah, ini tuh mendadak dibahas sama beliau karena ada perempuan yang jalan lalu gendong anak gitu deh. Ya ampun, yang tadinya lagi sambil ngetik tuh jadi mau ketawa juga jadinya. Iya loh yaaa, hal unik dari ibu-ibu atau lebih tepatnya seorang perempuan kayaknya tuh yaaaa... ngga kehabisan bahan bahasan, adaaaa aja 'isu' yang bisa dijadikan topik bahasan. Semoga aku, kamu, dia, mereka dan perempuan lainnya lebih banyak terlibat dalam pembicaraan atau bahasan yang mengarah kepada hal-hal baik yaaa.. allahumma aamiin :')


Kereta tiba, si ibu tadi segera mengajak untuk naik. MasyaaAllah, baiknya beliau. Setelah berhasil masuk ke kereta, ternyata aku terpisah dengan ibu tadi. Alhamdulillah, kali itu menikmati perjalanan ditemani surat cinta-Nya. Duh, nikmat syekali.
Allahumma shayyiban naafi'aan. Ternyata di luar hujan. Alhamdulillah ketika itu sudah di dalam kereta dan ngga kena hujan sama sekali :')


Tiba di Tanah Abang dengan keadaan langit yang cerah. MasyaaAllah, ngga nyangka juga kalau di perjalanan tadi hujan deras syekali.
Kemudian lanjut bersiap naik kereta menuju Palmerah. Namanya juga orang yang terbilang jarang naik angkutan umum termasuk kereta, aku sempat memutuskan untuk bertanya untuk benar-benar memastikan.

"Maaf bu, kalau Palmerah tuh sini kan yaaa?"
"Iya, tunggu sini aja. Bisa peron 5, bisa peron 6. Tunggu yang lebih dulu datang aja."
"Siap, terimakasih banyak..."
"Saya juga nunggu koq, dek."
"Wah, ibu arah mana memang?"
"Saya ke Pondok Ranji"

"Ohh.." *sambil teringat salah seorang kawan yang pernah sekali jumpa di acara lomba MTQ-MHQ gitu di UI. Mudah-mudahan dirimu disana senantiasa dikasih sehat yaaa sama DIA. Aamiin~


Alhamdulillah datang kereta arah Serpong. Naiklah aku, ibu tadi dan beberapa orang lainnya. Kereta itu kosong tetapi aku lebih memilih berdiri, lah wong cuma satu stasiun aja.

"Mba, ada satu nih yang kosong..." sapa salah seorang ibu di sebelah kanan belakangku.
"Ngga usah, bu. Cuma satu stasiun saya mah."

"Serius? Ibu itu mungkin yaaaa..." *lalu menawarkan kepada ibu lainnya*


Kereta berhenti serta berdiam diri cukup lama ternyata. Aku 'rada' terlambat tapi tak mengapa. Setidaknya ada hal yang telah aku syukuri sebelumnya. Illahi Rabbi, nikmat-Mu sungguh luar biasa :')

Seketika gerbong menjadi dingin. Ternyata karena ada kipas angin ._.
Kemudian kereta berangkat, tidak sampai lima menit sudah sampai di stasiun berikutnya. Stasiun Palmerah.

Begitu keluar dari stasiun, aku tuh sempat tanya lokasi gedung MPR-DPR dimana yaaa. Lalu ada seorang bapak yang kasih 'ancer-ancer' sambil menyarankan untuk naik ojek saja karena kasian nanti akunya. Ya ampun, pak :'D

Turun dari jembatan penyeberangan, aku memutuskan untuk lanjut dengan berjalan kaki. Bukan bermaksud tak menghargai saran dari seorang bapak yang sempat aku temui sebelumnya, hanya saja aku ngga mau juga melewatkan untuk menikmati perjalanan. Oiya, FYI salah satu alasan ngga ngajak blurry ke lokasi tujuan tuh karena ngga bisa mem-prediksi estimasi perjalanan yang ditempuh kalau dari kampus. Daripada lelah di jalan, sesekali 'cobain' fasilitas umum yaaa ngga apa-apa laaaaahh 乁( ˙ ω˙乁)

Lalala.. Lilili... Tralala.. Trilili...
Pokoknya pada akhirnya bisa sampailah aku di lokasi. Sempat dioper kesana-kemari karena sepertinya ada miss-communication yang terjadi. Tapi Alhamdulillah, semua itu aku nikmati. Titik.


Bagaimana tidak? Sebelumnya kalau ke kawasan pemerintahan tuh rombongan dari kampus gitu, Ramai-ramai, menggunakan almamater dan didamping beberapa dosen. Tadi sebenarnya aku juga tetap bawa almamater untuk antisipasi saja ._.
Alhamdulillah, suatu pengalaman serta keceriaan tersendiri loh karena bisa sampai di kawasan pemerintahan seorang diri. Jarang-jarang loh sendiri seperti ini. Pernah sih menghadiri acara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bulan lalu, tapi yaaa tetap saja jarang. Oleh karenanya, momen macam tadi tuh harus diabadikan. Selain dalam kenangan dan ingatan, juga dalam bentuk tulisan. Duh, Alhamdulillah (/ω\*)
Jujur saja, kalau pergi tuh paling enak memang sendirian. Alasannya sederhana, "nyaman ajah.." Tetapi berapa banyakpun kawan dalam perjalan sebenarnya bukan masalah juga sih yaaa, selama dari perjalanan yang dilalui itu ada pengalaman; ilmu serta manfaat tersendiri yang bisa kita peroleh :)

Tadi tuh sempat ditanya sama penjaga disana ketika menanyakan lokasi yang aku cari, "Mba tuh dari pers yaa?" Dengan santai, aku jawab saja "Bukan, pak. Saya mahasiswa." *sambil menunjukkan bukti masuk untuk acara yang 'akan' aku hadiri*

Singkat cerita, ada hal yang membuat aku harus datang kembali minggu depan. Pada hari dan waktu yang sama. Hanya saja, tempatnya lebih pasti dari sebelumnya. Tadi sempat diminta untuk menanti sejenak sampai akhirnya ada seseorang yang menjelaskan bahwa beliau telah menemui wakil dari pembicara (yang malam sebelumnya tuh sempat jadi bahan diskusi dadakan). Beliau menyampaikan dengan bahasa formal, sopan dan MasyaaAllah.

Setelah memastikan segalanya, beliau itu tadi minta difotoin cobaaa X'D
Ada beberapa percakapan yang sempat kami jadikan bahasan singkat, tapi beliau tuh ngga sabar pengen ngapdet gitu dan aku sempat dicuekin ~o~
Ya ampun, agak menyebalkan tetapi lucu juga kalau harus mengingatnya.
Sebelum benar-benar mengakhiri percakapan, beliau sempat memberikan kartu nama serta ucapan "SUKSES yaaa, mba. Sampai bertemu minggu depan." Alhamdulillah, namanya do'a kan yaaa.. langsung saja aku aamiin-kan dalam hati. Apapun dan bagaimanapun yang terjadi, pokoknya alhamdulillah syekali (/ω\*)


Ini kali pertamanya berkeliaran seenaknya di kawasan pemerintahan. Mondar-mandir, kesana-kemari dengan percaya diri. Disana tadi sempat melihat banyak media juga daaann ramai orang pula. Setidaknya harus bersyukur karena kalau bukan sikap cuek macam tadi tuh yaaa ngga bakalan lancar jaya luar biasa (?) Terlebih lagi dapat doa dari salah satu orang sukses. MasyaaAllah. Alhamdulillah. Terharu mengingatnya (╥_╥`)

Langsung dilanjut saja ketika hendak melakukan perjalanan pulang. Ketika itu sudah tiba lagi di stasiun Palmerah, lalu ikutan antri untuk isi ulang tiket kereta dan pada akhirnya naik kereta yang sudah mau berangkat ketika aku tiba di peron.
Baru saja beberapa menit dalam perjalanan, tiba-tiba suasana agak dirasa aneh gitu. Lalu ada yang berkata, "Keluarnya mah di ujung sanaaaa..." Beberapa orang di depan aku tuh langsung jalan menyusuri gerbong kereta menuju gerbong depan. Karena ikut terkena efek menjadi generasi latah (?) tanpa pikir panjang langsung ikutan jalan menuju gerbong depan. Alhamdulillah tak lama kemudian sampai kembali di stasiun Tanah Abang. Turun dengan hati-hati meskipun dihadapkan dengan berpuluh-puluh penumpang lain yang tak sabar mengantri.


Setelah turun, akunya tuh jalan santai sambil menikmati rasa takjub akan keramaian sekitar. Tiba-tiba ada seorang ibu yang bertanya, "Maaf mba, mau tanya kalau ke jalur 3 sebelah mana yaaa?"

"Ohh, ibu ke depan dulu aja.. nanti nyebrang.."
"Makasih banyak yaaa, mba"

Kemudian ibu itu tak lama menghilang, mungkin beliau buru-buru ingin cepat sampai di tempat tujuan. Alhamdulillah, setidaknya masih bisa jawab pertanyaan macam itu. Padahal mah aku orang awam sama yang namanya angkutan umum (/ω\*)

Ngga lama setelah itu segala bersin, Alhamdulillah. Lanjut deh menuju peron arah Bogor sambil menghitung-hitung supaya jalan keluar ngga gitu jauh nantinya.


Alhamdulillah kereta kosong, duduk manis kemudian melanjutkan tulisan. Segala puji bagi-Mu Illahi Rabbi atas segala macam nikmat yang telah Engkau beri sampai dengan sore hari ini.

Keretanya sempat macet, ehh antri gitu pada saat hendak memasuki stasiun Manggarai ._.
Alhamdulillah, aku sih santai sadjah sambil menahan senyuman nih daritadi.
Duh, MasyaaAllah (/ω\*)


Kali itu dalam perjalanan pulang di kereta, aku memanfaatkan waktu untuk baca-baca. Lebih tepatnya sih baca-baca blog beberapa orang yang begitu MasyaaAllah. Ketika kereta tiba di stasiun tujuan, ternyata hujan deras loh yaaa. Alhamdulillah, perjalanan dari sana tadi tuh akunya ngga ketemu yang namanya hujan. Alhamdulillah.

Beberapa saat setelahnya segera mengambil 'perlengkapan tempur' yang ada di tas. Jadi tuh aku prepare jas hujan jas hujanan gitu di dalam tas, sebagai antisipasi kalau-kalau menuju parkiran tuh hujan. Dan ternyata bertepatan dengan momen seperti yang tadi itu. Alhamdulillah setelah usai menggunakan, langsung saja melangkah untuk menjemput si blurry dengan pe-de-nya *kibas kerudung (?) X'D

Di depan stasiun tuh ternyata ada sekitar 5-7 anak gitu yang menawarkan ojek payung. Salah satu diantara mereka sempat menawarkan, "Kak.. payung, kak?" Satunya lagi menimpali sambil berkata, "Udah bawa perlengkapan dia..." Lalu sempat ada yang bilang, "Yaaaahh..." bahkan ada juga yang bilang, "Kak, pakai payung aja. Kalau kayak begitu nanti basah loh.."

Aku berusaha menolak dan tetap melangkah menuju tempat dimana blurry berada. Sepintas terpikir kalau yang tadi itu agak ngga sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak. Karena yang namanya anak tuh diberi perhatian lebih gitu sebenarnya.. Iya, sebenarnya loh.. sebenarnya....


Alhamdulillah, sampailah pada tempat dimana blurry berada. Btw kasihan syekali loh doi ditinggal sendirian karena beberapa lainnya yang sebelumnya ada di sekitanya sudah ngga ada :(

Lanjut perjalanan ke tempat yang terakhir dituju pada hari ini dalam keadaan bawahan syudah lepek sekaligus basah-kuyup-banget. Tetapi Alhamdulillah, dari kepala sampai badan tuh baik-baik sadja. Sebenarnya memang bukan suatu masalah kalau ternyata diri ini harus ber-kuyup-kuyup-ria (?) Karena yang lebih dikhawatirkan sebenarnya adalah isi tas, termasuk catatan yang ditulis dengan pulpen gel. Cukup kebayang lah yaaa, seandainya catatan itu kena air sekalipun hanya sedikit. Hal itu seolah mengingatkan kisah abu-abu di tahun lalu :'|

Alhamdulillah, pukul 17.23 WIB menjadi akhir dari kisah kali ini. Setelah dalam perjalanan pulang sempat membeli minum untuk si blurry, meskipun sebenarnya akupun haus daritadi :')

Alhamdulillah, segala Puji bagi-Mu Illahi Rabbi..
Duh, bersyukur tuh bukan hal yang syulit memang. Mudah-mudahan aku, kamu, dia, mereka dan kita semua senantiasa menjadi hamba-Nya yang tak pernah lupa mengucap syukur. Aamiin allahumma aamiin~



“Sungguh mengagumkan keadaan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik, dan karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad)

Salam sehat dan SEMANGAT!

No comments:

Post a Comment