Saturday, July 2, 2016

22 Ramdahan 1437H - Jangan Sampai Ada dan Tiadamu di Dunia Ini Tak Ada Bedanya

Bismillahirrahmanirrahim.


22 Ramadhan 1437H




Jangan pernah ingin menjadi orang yang biasa saja, karena penduduk bumi terlalu banyak. Dunia hanya memperhatikan orang-orang yang tak biasa. Dunia tak punya waktu memperhatikan orang yang hidupnya rata-rata.



Ada miliaran manusia yang hidup dalam satu generasi. Tetapi hanya ada segelintir saja orang yang namanya kemudian muncul menjadi bintang. Sementara sebagian besar lainnya terpaksa alur hidupnya sangat sederhana: lahir, hidup beberapa saat, kemudian meninggalkan dunia tanpa ada sedikitpun jejak sejarah yang layak dikenang generasi setelahnya.



Jadilah manusia yang kehadirannya selalu dinanti, dibutuhkan, dicintai dan disayangi oleh orang-orang di sekitarnya. Manusia yang hadirnya sangat didamba, selalu ditunggu kedatangannya, ditangisi kepergiannya, dan bila pergi menyisakan sedih di kalbu.



Jangan sampai ada dan tiadanya dirimu di dunia ini tak ada bedanya. Ukir namamu di panggung sejarah.



*Ahmad Rifa'i Rif'an dalam buku dengan judul dan font yang sama seperti pada gambar

***



Alhamdulillah, malam hari ini secara ngga sengaja tergerak untuk lihat-lihat tayangan televisi dan ternyata bertepatan dengan salah satu program yang malam hari ini mengundang bapak Presiden ketiga NKRI. Adalah Bacharuddin Jusuf Habibie, salah satu orang yang menginspirasi dan masyaaAllah pokoknya ( ´艸`)



Indonesia pernah mempunyai seorang pemimpin Muslim yang amanah dan berpengetahuan tinggi (hafizhun 'alim), yakni Prof. Dr. BJ Habibie. "Beliau ahli tahajjud, ahli puasa Senin Kamis, gemar membaca Al-Qur'an, dan seorang ahli pesawat yang keilmuannya diakui oleh dunia internasional. Selama menjadi presiden RI, beliau terbukti sukses melaksanakan tugasnya," ujar Prof. Didin Hafidhuddin, Guru Besar Agama Islam IPB Bogor.



Beberapa dari pihak keluarganya, mulai dari anak; cucu; adik serta kakak beliau sempat ditanyakan oleh pembawa acara terkait dengan "Sosok Habibie" di mata keluarga. Kemudian sebagian besar pihak yang ditanyakan tersebut menjawab bahwa beliau tuh belajar terus. Duh, ya ampun.. malu deh sama pak Habibie(´﹏` )



"Saya dalam hal ini bukan ahli dalam ilmu kepemimpinan. Orang semua tahu aslinya Habibie itu seperti apa. Tapi dalam kehidupan, saya insya Allah kurang dari 2 bulan lagi berusia 80 tahun. Dan saya telah melalui banyak sekali masalah-masalah yang harus diselesaikan dengan baik. Satu yang saya pelajari, harus kerja keras. Kedua, harus rasionil. Ketiga, harus profesional dalam bidang," kata Habibie.



Habibie mengatakan, yang terpenting dalam kehidupan itu adalah bagaimana menuntaskan tugas yang diemban. Itu lebih daripada menjadi seorang pahlawan.



"Jangan sekali-kali mau menjadi pahlawan. Kepahlawanan itu mahal, dan kita tidak mau dan tidak penting menjadi pahlawan. Yang penting adalah kita menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kita sebaik-baiknya. Tugas apa saja," kata suami almarhumah Ainun ini.



"...Kesimpulannya, saya tidak kejar duit. 
Saya kejar pekerjaan yang bisa menjadikan saya unggul. 
Tetapi pekerjaan itu halal.
Sekarang kita bicara mengenai keunggulan.
Anda harus menjalani proses pembuatan yang nilai outputnya iman dan takwa bernilai tinggi. Budayanya jitu, agamanya jitu. 
Agama kita sama, Alquran dan Sunnah. 
Budayanya saja yang beda. 
Tetapi, budaya itu harus bersinergi dengan agama. 
Tidak cukup. Anda harus terampil dalam bidang.
Sehingga bersinergi antara agama, budaya, Iptek dan ketrampilan.
Outputnya produktivitasnya meningkat. 
Tapi kalau produktivitas meningkat, tapi menganggur bagaimana jadi unggul? 
Anda bisa menjadi unggul jikalau anda diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah kompleks.
Mulai nanti sederhana, sistematis dan makin kompleks," kata Habibie.




"Jadikan jiwamu sebagai jiwa perkasa yang berkata, 'Wahai diriku, percayalah bahwa Tuhanmu tak pernah lengah darimu. Allah selalu memperhatikanmu. Dia selalu mengawasimu. Tunjukkan pada-Nya bahwa engkau tidak akan pernah berputus asa terhadap rahmat-Nya. Tunjukkan pada-Nya bahwa engkau selalu berupaya dan bekerja keras untuk menyelesaikan ujian dengan ikhtiar dan doa sepenuh jiwa.'" - Ahmad Rifa'i Rif'an



Oleh karenanya, jangan pernah takut untuk bermimpi besar. Yakinlah bahwa Allah tuh sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Kalau diawal udah ngga yakin akan Kuasa dan Ketetapan-Nya, maka ngga perlu terlalu kaget apabila keinginan tak lantas dikabulkan. Yang penting doa dan usaha tuh harus seirama, senada dan harus balance. Titik.



Btw kalau mengingat Habibie yang sebelumnya seolah ngga dipandang sama negeri sendiri, padahal di negeri seberang sudah diakui akan prestasi dan kerja kerasnya. Maka, ngga perlu khawatir ketika ada orang yang berpendapat lain terhadap apa yang kita lakukan. Biarlah orang berkata apa. Selama itu baik dan ngga bertentangan dengan apa yang disyari'atkan, mengapa harus takut? 😏



Selamat memanfaatkan sisa waktu yang dimiliki!



Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

No comments:

Post a Comment