Friday, February 26, 2016

Kali ini tentang HUJAN

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaykum.

اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً

Allahumma shoyyiban naafi’aan
Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat

______

Sabtu, 27 Rabi'ul Akhir 1437 H / 06 Februari 2016 M
Oleh: Ustadz Abu Fairuz, MA

RAHASIA AWAN 

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Abū Hurairah Radhiyallāhu Tabāraka Ta'ālā 'anhu pernah menyebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullāh

Tatkala seseorang lelaki berjalan di tengah padang pasir yang tandus (tidak ada padanya kehidupan). 

Maka dia menatap awan, tiba-tiba datanglah awan-awan yang banyak berkumpul dan dia mendengar ada yang berkata kepada awan: 

"Wahai awan, pergilah mengarah ke kebun si Fulān."

Maka sungguh awan berkumpul kemudian dia berjalan dan kemudian turunlah hujan di suatu tempat.

Maka orang ini bertanya-tanya, maka dia ikuti kemana awan berjalan, kemana hujan turun.

Sampailah laki-laki ini ditempat berkumpulnya air oase yang banyak.

Oase ini ternyata mengalir ke sebuah kebun, maka dia pun masuk ke kebun.

Ketika itu dia dapati ada seseorang yang sedang bekerja di kebun dan dia bertanya: 

"Wahai saudaraku, apakah engkau si Fulān?"

Dia katakan: "Iya, namaku benar si Fulān."

Karena orang ini mendengar sebelumnya, dikatakan kepada awan "Turunkan hujan di kebun si Fulān."

Dengan satu nama dan nama itu di dengar, kemudian dia bertanya kepada pemilik kebun tersebut, "Apakah Anda si Fulān? "Ya, benar nama saya si Fulān", persis dengan nama yang dia dengar di langit.

Bagaimana Anda tahu? 

Dia katakan: "Aku mendengar suaramu dilangit, diucapkan: "Wahai awan turunlah, hujani kebun si Fulān."

Kalaupun boleh aku bertanya: "Apakah gerangan yang membuat rahmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengucur kepadamu di tempat yang seperti ini; negeri yang tandus gurun pasir, sahara tidak ada padanya kehidupan?

Tiba-tiba awan berkumpul kemudian turun di oase, oase tersebut menuju ke kebunmu, kulihat kebunmu begitu indahnya, padanya berbagai macam ragam buah-buahan yang ranum, aku tanya kepadamu: "Apa yang kau lakukan?"

Maka pemilik kebun menjawab: 

"Kalaulah memang aku boleh menjawab maka sungguh hasil kebunku ini aku bagi menjadi 3 (tiga) bagian; 

• 1/3 aku sedekahkan dijalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

• 1/3 hasilnya untuk kumakan bagi diriku, anak istriku serta keluargaku. 

• 1/3 lainnya aku kembalikan hasilnya untuk kembali menanam dan membeli pupuk, kembali kepada kebun ini juga."

Subhānallāh ! 

Ternyata inilah rahasia pemilik kebun tersebut.

Bayangkan, di tengah padang pasir yang tandus seolah-olah mustahil ada padanya kehidupan, Allāh giring awan sehingga turun hujan dikebunnya.

Subhānallāh ! 

Dan ternyata di sana ada kebun yang begitu rindangnya, padanya berbagai macam ragam bentuk keindahan buah yang ranum dan mata air yang mengalir. 

Apa jawabannya ? Ternyata dia bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Tatkala orang memandang seolah-olah tidak ada kehidupan tapi dengan taqwa dan syukurnya kepada Allāh, dengan sedekahnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menghidupinya walaupun di tengah padang pasir sekalipun.

Inilah ajakan kepada kita sungguh, kesyukuran seorang kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka Allāh akan memberikan kepadanya rejeki.

Dan diantara bentuk kesyukuran tersebut adalah dia sedekahkan sebagian dari hasil apapun yang dia peroleh.

Subhānallāh ! 

Jika Anda ingin menjadi orang yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan ingin harta Anda berkembang sebagaimana berkembangnya harta pemilik kebun tersebut maka syukurilah nikmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Anda menikmati semua nikmat tersebut kemudian bersyukurlah kepadaNya. 

Dan diantara tanda kesyukuran Anda yaitu bersedekahlah niscaya Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan terus menerus mencurahkan rahmat dan karuniaNya kepada Anda. 

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
______

MasyaaAllah.. satu lagi bacaan yang mengingatkan diri ini agar ngga lupa untuk selalu bersyukur.

Alhamdulillah, sampai dengan pagi ini ternyata sang hujan masih melantunkan nyanyiannya. Duh, syahdu syekali(^人^)

Berbicara tentang hujan, seketika teringat akan puisi jaman aku SD. Sekitar kelas 2 atau 3 SD belasan tahun lalu, ada tugas untuk menghafal puisi yang telah ditentukan. Setelah menghafal tuh nantinya akan dipanggil secara acak untuk disyairkan di depan kelas. Dan selebihnya aku ngga ingat lagi :'

Masih berkaitan dengan puisi yang dihafal belasan tahun lalu itu. Puisi itu berceritakan tentang hujan. Tepatnya hujan yang mengguyur bumi di waktu pagi. Sampai saat ini, kalau melihat serta mendengar nyanyian hujan terlebih di waktu pagi tuh seolah kembali teringat akan puisi lama itu.

Jadi...

HUJAN DI PAGI HARI, judulnya

Ketika pagi sunyi sepi
Hujan turun tiada henti
Rasanya aku ingin tidur lagi
Tetapi kewajibanku harus ku taati

Pergi sekolah tidak pernah ku lupa
Untuk menuntut ilmu sepanjang hari
Walaupun usiaku akan bertambah
Aku tetap 'kan menjadi anak yang berguna

Biarpun hujan terus turun
Aku akan tetap pergi
Hanya pemalas yang tak mau sekolah
Tapi aku tau kewajibanku

MasyaaAllah..
Masih agak hafal loh akunya, meskipun mungkin ada salah-salah kata. Selain itu, aku juga tak mengingat siapa penciptanya. Duh, maafkan...
m(_ _)m

Alhamdulillah, setelah akunya sudah tidak SD lagi :') baru deh 'ceritanya' sadar betul akan maksud dari puisi itu. Mungkin karena ketika SD tuh tujuannya hanya menuntaskan tugas menghafal kali yaaaa, jadinya ngga terpikir lain-lain yang penting hafal. Titik. Ya ampuuuuunnn (,,•﹏•,,)

selanjutnya HUJAN...

Hujan itu tuh momen romantis, dimana kita bisa meng-ekspresi-kan diri kita lebih leluasa.. kepada Sang Pencipta khususnya.
Terlebih lagi ketika hujan turun pada malam atau dini hari, duh... syahdu... merdu... dan diri ini semakin merindu (?)
(/ω\*)

Baiklah, sebelum diri ini semakin ber-melow ria (?) karena suasana yang begini adanya (?)
Lebih baik diri ini melanjutkan untuk membaca, daripada lebih terhanyut dan terbawa suasana..
Duh, maafkan... :'D

Sebelum diakhiri, maafkan atas satu paragraf yang akhirnya tak jadi dipublikasi. Yaaaa, pokoknya maafkan atas kurangajar-nya diri ini :')

Narogong, 2016年02月26日 05時14分
ditulis dengan lamunan
akan sebuah kenangan
yang belum lepas dari ingatan
Alhamdulillah
:')

Semakin merdunya nyanyian sang hujan
Diri inipun semakin terhanyut dalam keheningan
Duh, mudah-mudahan sih ngga semakin terlenakan
Sampai-sampai malah lupa akan kewajiban
Yang bagaimanapun juga harus ditunaikan
(´・_・`)

Salam sehat dan SEMANGAT!
(ง ˙ω˙)ว 

Wassalamu'alaykum.

No comments:

Post a Comment