Saturday, January 31, 2015

Belum usai, perjuangan barulah akan segera dimulai!

Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamu'alaykum.

Berikut ini tulisan tertanggal 16 Juli 2015 yang tertunda untuk diposting...

Senin, 06 September 2010
Mengapa Dakwah Sekolah?

Ada banyak segmen dakwah yang dapat digarap. Sebab manusia yang notabene sebagai objek Dakwah tersebar di segala lini. Kita dapat berdakwah di lingkungan Rumah, juga di lingkungan kerja. Atau sering kita mendengar dakwah kampus dan dakwah sekolah. Dua tempat terakhir adalah segmen paling unik dan penuh idealisme pemudanya.

Dakwah kampus tidak bisa dilepaskan dengan dakwah sekolah. Banyak kampus pada hari ini mengalami penurunan kader Dakwah dan kesulitan mencari penerus disebabkan mandeknya dakwah di sekolah, Dakwah putih-abu-abu.

Banyak aktifis dakwah kampus yang sudah enggan kembali menggarap sekolah. Dengan berbagai alasan tentunya. Alasan dari sudah malu jika kembali ke sekolah hingga karier yang lebih mumpuni jika di kampus pernah jejak dapati. Ya karier.

Di kampus para aktifis dakwahnya memang strategis dalam menempatkan eksistensi diri mereka. Tarikan kekuasaan, nama besar dan kebanggaan akan didapati jika aktif di kampus.

Beberapa kawan ikhwan yang punya peran di kampus pernah bercerita, saat masa pemilu lalu sering didekati petinggi partai politik untuk menawarkan ini dan itu. Menggiurkan memang, hanya perlu kehati-hatian dalam menyikapi hal ini.

Sedang jika aktif konsen di dakwah sekolah hampir di pastikan tidak ada hal di atas yang akan didapat. Alumni yang masih rajin ke sekolah bisa dianggap ngga punya kerjaan di kampusnya. Atau mahasiswa kurang aktif. Atau mana ada partai politik yang mau melirik seorang mahasiswa yang sukanya berkutat di sekolah asal saja. Padahal yang dihadapi adalah anak-anak kecil yang kadang jauh dari umurnya. Kadang ada gep saat berinteraksi. Mencari popularitas dan eksistensi diri pun tidak cocok jika hanya aktif ngurus sekolah padahal sudah waktunya pindah lokasi berdakwah.

Inilah beberapa hal penghambat pengelolaan Dakwah sekolah. Padahal aktifitas Dakwah sekolah amatlah penting bagi kelangsungan Dakwah secara umum.

Mengapa Dakwah sekolah??

Menurut Mas Nugroho Widiyantoro, penulis buku panduan Dakwah sekolah era baru, ada tiga alasan mengapa harus menggarap Dakwah di sekolah. Diantaranya:

1. Efektif
Sebab di sekolah adalah kumpulan anak-anak remaja/pemuda. Dan mereka masih sangat polos untuk dibentuk seperti apa pribadinya. Menanamkan aqidah dan nilai moral jauh lebih mudah dikalangan muda dibanding kalangan tua dengan asam garam kehidupan mereka. Usia muda juga masa emas dalam rangka mencari ilmu pengetahuan dan Agama. Pelaksanaan pembinaan dini jauh lebih efektif sejak remaja usia sekolah. Dan pembinaan dini sudah lebih dahulu dilakukan di negara-negara muslim lain. Kita dapat ambil contoh bagaimana pembinaan yang dilakukan kepada Bocah-bocah Palestine.

2. Masif atau Massal
Jumlah populasi pelajar di sangatlah banyak dan tersebar di seluruh negeri kita. Populasi pelajar jauh melebihi jumlah mahasiswa. Dengan jumlah yang sangat banyak ini bisa dibayangkan pentingnya mereka. Dan jika dakwah sekolah dilakukan maka jumlah perubahan ke arah moralitas yang baik akan masif pula.

3. Strategis
Sebab pelajar akan banyak mensuplai orang-orang masuk ke dalam dunia kampus dan kerja nantinya. Dan kita tahu output dari suplai tersebut, mereka akan berada di posisi seperti birokrat, ekonom, politikus, pengusaha, artis, karyawan dsb. Sehingga jika dakwah sekolah yang masif tadi kemudian berhasil dilaksanakan kehidupan yang islami dapat terwujud di segala lini. Negeri ini menjadi negara Islami secara tidak langsung lewat pribadi-pribadi masyarakatnya.

Secara jangka pendek, tujuan Dakwah sekolah ialah bagaimana suasana yang islami terbentuk di sekolah-sekolah.

Kita bukan sedang berencana mengislamkan layaknya pesantren, tapi yang kita bicarakan adalah mengislamkan sekolah umum yang sudah tersibghoh dengan nilai-nilai pancasila dan ke-nasionalisme-an. Dimana beragama menjadi amat aneh rasanya. Selalu harus menunjukan sikap toleransi yang kadang kebablasan.

Toleransi diartikan tidak boleh menyebarkan nilai-nilai Agama tertentu yang dapat menyinggung umat lain. Atau toleransi diartikan sebagai perayaan hari besar agama bersama sebagai bukti kerukunan.
Inilah cita-cita Dakwah sekolah yang jejak maksud.

Kita semua ingin, bagaimana anak-anak remaja itu selalu bersemangat dalam ibadah mereka di sekolah.
Tebar salam menjadi budaya. Sholat Dhuha aktivitas rutin. Pakaian islami marak bukan hanya saat Ramadhan. Dan acara-acara yang meneduhkan bagi moral mereka terlaksana. Bukan hanya di cekoki hiburan pop nan merusak. Tawuran tidak lagi ada.

Penyelewengan, perbuatan asusila diminimalkan, dan tindak kejahatan dikalangan pelajar berkurang. Ini tujuan adanya Dakwah sekolah.

Melakukan pembinaan dini guna menyiapkan SDM unggul kelak yang siap berkarya dimanapun mereka berada. Semoga..

Sumber:
FORTRIS (Forum Silaturrahim Rohis Jakarta Selatan)
___________

MasyaaAllah :')
Seketika tertarik ingin mengabadikan rangkaian kata di atas. Ketika ditanya mengapa, maka aku punya alasan sederhana. Aku yang sekarang ini 'terbentuk' dari sekolah, tepatnya masa SMA. Setidaknya aku tetap merasa ingin ber-terimakasih dan membalas budi atas segala macam hal yang telah di berikan oleh orang-orang hebat dan telah membuat aku menjadi seperti sekarang ini. Apabila bagian ini tidak dimengerti, silahkan saja dilewati ^^'v
Yaaa, meskipun masih amat teramat sangat jauh dari sempurna, setidaknya aku sudah merasa lebih baik dari diriku yang sebelum-sebelumnya. Alhamdulillah :')

Teringat bahwa baru saja kemarin aku terlibat dalam suatu forum diskusi yang sebenarnya aku telat gitu :'D
Sempat diingatkan bahwa remaja jaman sekarang tuh darurat pergaulan bebas (banget-malah). Ada beberapa kasus yang menurut aku ngga pantas juga dilakukan oleh anak atau remaja di usia mereka. Mulai dari yang 'katanya' p-acar-an yang di'bubuhi' dengan hal-hal lain yang ngga banget pokoknya hiiiiyyy.
Aku ngga ingin menyebutkannya secara frontal, tapi sudah terbayang-lah dengan apa yang aku maksud terlebih lagi ketika kita tau bagaimana serta apa saja yang terjadi pada generasi muda belakangan ini.

*istighfar*

Anak kecil yang belum sekolah, sekitar di bawah 4 sampai 5 tahun sudah mulai terbiasa dengan tayangan dan tontonan dewasa. Hal ini sebenarnya ngga wajar banget untuk anak seusia mereka. Pernah suatu ketika, kalau ngga salah tanggal 9 Desember 2015 lalu bertepatan dengan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota. Aku yang ketika itu ikutan bantu-bantu di TPS, ngga sengaja mendengar percakapan dua anak kecil yang sepertinya masih berusia sekitar 4 atau 5 tahun gitu:
Anak perempuan : Eh, anak laki-laki. Main yuk, kamu ceritanya jadi p-acar aku terus nanti aku marah sama kamu.
Anak laki-laki : *diem* (kayak emang ngga peduliin dan ngga dengerin gitu)
Anak perempuan : Ih, ayuk. Nanti kamu kejar aku ya, kayak .... (ini tuh sempat sebut nama tokoh dan judul pilem ehh sinetron gitu yang aku ngga inget dan ngga tau itu apa -_-) *sambil narik baru anak laki-lakinya
Anak laki-laki : *ngga komentar dan beranjak pergi ke ibunya*
Duh... itu nyata di depan mataku. Agak shock dan kaget gitu ketika dia dengan lancarnya bicara dan mengatakan yang belum sepantasnya diucapkan oleh anak seusianya. Ini mungkin hanya salah satu dari dampak buruk bangetnya acara televisi yang kalau boleh ngomong kasar tuh yaaaa benar-benar ngga bermutu deh. Astaghfirullah.. bagaimana kabar generasi muda sekitar 10-15 tahun ke depan? :"
Selain dari tontonan, anak di bawah usia 4 sampai 5 tahun juga sudah mulai menjadi budaknya teknologi atau gejet. Ketika itu keponakan aku berusia sekitar 2,5 sampai 3 tahun. Nah, dia tuh pernah menunjukkan video yang direkam oleh ibunya. Disitu dengan lihainya dia menekan henpon touchscreen milik ibunya tanpa dibantu siapapun untuk memutarnya. Ya ampuuuunn, jaman aku belum TK tuh masih sibuk nyanyi-nyanyi lagu anak serta coba menghapal sambil belajar berucap sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (?) Boro-boro buat utak-atik atau mainan henpon, bisa ngga ketinggalan nonton teletubbies aja udah syenang syekali *o*/
duh </3

Kemudian anak SD jaman sekarang. Beberapa waktu lalu tuh sempat banyak beredar juga poto anak berseragam merah-putih yang 'ceritanya' sedang beradegan layaknya remaja yang sedang dimabuk cinte (?) -_-
Selain itu, beredar juga poto lain dengan subjek masih juga anak dengan seragam merah-putih dan itu menggunakan pakaian yang ngga wajar banget deh hiiiiiiyyy -_-
Satu lagi yang lainnya tuh sempat juga beredar poto mereka yang ba'da atau setelah lulus tuh corat-coret gitu. Astaghfirullah! Jaman aku SD tuh ngga terpikir deh yang namanya corat-coret atau lalalala. Jaman segitu masih rada cupu walaupun aku dulu brandal banget X'D tapi Alhamdulillah tingkah laku dan kurang-ajarnya aku tuh masih dalam batasan yang wajar :')
Ada satu lagi kisah. Pada awal syawal tahun 2014 lalu kan akunya ke Yogyakarta dengan keluarga Bekasi (kakak perempuan, saudara kembarnya mama). Singkat cerita, di Jogja tuh ada salah seorang adik sepupu aku kelas 2 SD pada saat itu yang nyanyi lagu apaaaa gitu deh aku juga ngga tau. Nah, esok harinya tuh aku ke tempat tante di sebelah rumah mbah. Ternyata disana lagi nyalain televisi padahal ngga ditonton -_- kemudian ketika mau lanjut acara berikutnya tuh ada soundtrack sinetron gitu yang ternyata itulah lagu yang dinyanyikan adik sepupu aku. Iyaloh, lagu dari sinetron ternyata. Terjawab sudah. Ya ampuuuunn (╥_╥`)

Berlanjut ke jenjang SMP. Ngga sedikit juga anak seusia ini sudah bertingkah lebih-lebih lagi. Teringat ketika di Jogja juga kala itu. Aku bersama mereka tuh main air gitu di salah satu kolam bermain yang cukup ramai pengunjung. Jadi tuh ada salah seorang sepupunya sepupu aku, dia tuh perempuan dan aku lupa namanya :'D Pas kita lagi antri salah satu wahana gitu, tiba-tiba dia sembunyi di belakang badan aku. Nah, pada saat aku tanya "ada apa?" diapun jawab kalau ada anak laki-laki yang dia suka dan dianya malu gitu.
Ya ampuuuunn~ ketika aku seusianya tuh aku mah sedang syibuk mencari orang yang suka anime karena pas aku SD tuh ada dua anak laki-laki yang se-pemikiran (dalam hal suka anime dan lagu-lagu Jepang) tapi pas aku SMP sampai dengan lulus malah ngga ketemu hiks X'D
Kemudian di tempat lain tuh aku melihat bahwa gaya serta cara pembawaan diri khususnya di jejaring sosial anak SMP jaman sekarang tuh udah badai badai banget deh ya -.- Ntah yang ini akunya yang berlebihan atau justru sudah menjadi hal yang dirasa umum, ntahlah. Satu hal yang pasti, sampai saat ini tuh aku masih agak shock gitu kalau ngga sengaja melihat apdetan poto dari adik-adik aku yang masih duduk di bangku SMP. Astaghfirullah :"

Nah, anak sekolah di bangku SMA atau masa putih-abuabu pada masa sekarang ini yaaaa lebih jauh jauh jauh lagi dari contoh yang telah aku sebutkan. Fenomena MBA sudah bukan menjadi hal yang tidak umum lagi sepertinya. Adegan dewasa yang dalam ajaran Agama memang dinilai ngga patut tuh malah sudah mulai dengan santainya ditunjukkan di depan umum. Ngga malu dan ngga tau malu, mungkin aku ngga bisa sembarangan disalahkan ketika mengatakan hal itu. Habis... gimana yaaa? Realita yang ada memang seperti itu. Dan kalau mau bicara parahnya tuh yaaaa ngga sedikit juga orang yang ibaratnya justru tolong menolong dalam perbuatan maksiat. Astaghfirullah :"
Perbuatan yang astaghfirullah banget malah dinilai wajar dan ngga ada keinginan untuk dibenarkan, sedangkan lainnya yang memang berdasar pada Al Qur'an dan Al Hadits justru malah dijudge negatif atau ini-itu. Yaa Rabb.....
Kalau gini tuh teringat akan suatu hadits, Islam lahir dalam keadaan asing kemudian kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing - HR. Bukhari Muslim
*Mungkin untuk pembahasan ini akan dilanjutkan pada postingan mendatang...

Itu tadi hanya sekilas fenomena atau kejadian yang sedang melanda kalangan pelajar beberapa waktu belakangan ini. Btw sengaja ngga aku lanjutkan bagaimana kondisi di dunia kampus sejauh yang aku tau, karena hal itu justru buat aku semakin-makin ngga bisa move-on dari perjuangan di jaman SMA.. duh 💔💔💔 </3

Oleh karenanya, mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang yang ngga takut ketika diberi nasehat. Semoga kita termasuk prajuritnya Allah yang masih bisa saling mengingatkan satu sama lain dalam hal-hal yang mengarah kepada kebaikan, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan juga disabdakan oleh Rasul-Nya. AAMIIN~

FYI dan sekedar mengingatkan saja. Kalau berbicara "dakwah" tuh kayak yang 'wah' dan 'beuh' banget mungkin yaaa. Tetapi satu hal yang perlu diingat, yang namanya berdakwah tuh bisa dilakukan dengan cara bagaimanapun selama ngga bertentangan dengan apa yang disyari'atkan. Bahkan mengingatkan atau mengajak untuk shalat fardhu tuh sudah termasuk salah satu contoh. Ingatlah bahwa Rasulullah pernah bersabda, "sampaikan walaupun hanya satu ayat". Selama itu berupa kebaikan yang memang baik, bagaimanapun keadaannya maka sampaikanlah.

Mengingat jaman semakin maju ke depan, maka kita harus ingat pula bahwa akan banyak juga tantangan yang sudah siap menghadang. Jangan biarkan nafsu dan keinginan duniawi kita justru mengalahkan bahkan menguasai diri kita, sehingga kita justru tak bisa membedakan mana yang halal; mubah; sunnah; makruh; haram. Parahnya, kalau nafsu duniawi lebih dominan menguasai diri kita tuh nanti kitanya malah bisa-bisa melupakan-Nya. Bisa-bisa kita lupa akan segala macam Kasih Sayang serta Kebaikan-Nya yang telah DIA berikan sampai dengan sekarang ini. Bisa-bisa kita lupa bahwa kita sebenarnya hanyalah manusia yang ngga bisa apa-apa tanpa Kuasa-Nya. Yaaa... bisa-bisa kita lupa kalau DIA adalah Dzat Yang Maha Mencipta dan Maha Pemilik segala macam hal yang ada di dunia ini. Naludzubillah.

Hey, prajurit lekaslah bergerak
Jangan terus sibuk berteori atau hanya berteriak
Sejauh mana kepedulianmu melihat maksiat yang kian marak
Bantu selamatkan mereka, dan kini tiba saatnya kita untuk bergerak

Selamat menebar kebaikan, duhai para orang-orang baik :)
SEMANGAT berlomba dalam hal-hal baik!

Wassalamu'alaykum.

No comments:

Post a Comment