Saturday, August 20, 2016

Sebuah Buku: "Bumi Manusia"

Bismillahirrahmanirrahim.

#Resensi Bulan Agustus


Judul Buku : Bumi Manusia (The Earth of Mankind)
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantra
ISBN : 979-9731-23-2
Cetakan : 17
Tahun Terbit : 2011
Tebal : 535 Halaman
Resensor : L. Yuniasari

***

Sebelumnya saya perkenalkan, Pramoedya Ananta Toer yang akrab disapa "Pram" merupakan seorang kelahiran tahun 1925 di Blora, Jawa Tengah. Hampir separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara, tetapi hal tersebut tidak membuatnya berhenti untuk menulis dan terus menulis. Menurutnya, menulis itu adalah tugas pribadi dan tugas nasional. Dan itu semua telah ia buktikan dengan lahirnya puluhan karya yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. MasyaaAllah, semoga kita semua bisa meneladani nilai-nilai positif dari beliau. Aamiin.

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas salah satu Roman Tetralogi Buru karya Pram berjudul Bumi Manusia.

Buku ini bercerita tentang seorang pemuda pribumi bernama Minke yang bersekolah di HBS. Suatu hari, salah seorang kawannya bernama Robert Suurhof mengajak berkunjung ke rumah salah satu keluarga terpandang. Orang-orang menganggap rumah tersebut adalah istana pribadi milik seorang hartawan besar yaitu Tuan Mellema, Herman Mellema.

Rencana awal Suurhof ingin mempermalukan Minke di hadapan keluarga Mellema ternyata dapat dikatakan gagal total. Tanpa diduga, hadirnya Minke di rumah tersebut justru menarik perhatian Nyai Ontosoroh, nyonya pemilik rumah yang merupakan gundik dari seorang tak bertanggungjawab dan putrinya bernama Annelies. Seiring berjalannya waktu, Minke semakin dekat dan akrab dengan keluarga tersebut, dengan Nyai dan juga putrinya. Sedangkan kawannya, Robert Suurhof seolah tidak dipandang sama sekali.

Buku ini mengangkat latar belakang zaman kolonial Belanda, sekitar akhir tahun 1800 sampai dengan awal tahun 1900 masehi. Merupakan masa dimana pribumi dipandang rendah dibandingkan dengan bangsa Eropa.

Dari beberapa sumber dikatakan bahwa buku berjudul Bumi Manusia ini pernah dilarang peredarannya pada tahun 1981 karena dianggap sebagai bacaan terlarang bahkan dituding membawa paham Marxisme Leninisme dan Komunisme. Meskipun demikian, karya-karya Pram telah mendapat banyak penghargaan. Tidak hanya dalam ruang lingkup nasional, bahkan internasional. Buku berjudul Bumi Manusia inipun diterjemahkan ke dalam kurang lebih 34 bahasa.

"Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam mata elang, pikiranmu setajam pisau cukur, peradabanmu lebih peka dari para dewa, pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuannmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput."

Diantara hal-hal yang membuat saya tertarik dengan buku ini adalah pemilihan kata serta gaya bahasa yang menurut saya tuh "bahasa sastra banget", begitu syahdu dan nyaman untuk dibaca.

"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai."

Selain itu, saya mendapat banyak kosa kata baru yang sebelumnya terasa asing didengar dan diucapkan.

"Dalam hidupku, baru seumur jagung, sudah dapat kurasai: ilmu pengetahuan telah memberikan padaku suatu restu yang tiada terhingga indahnya."

Tidak terlepas dari itu, hadirnya tokoh Minke dan Nyai Ontosoroh dengan pandangan serta pemikiran cerdas dan begitu istimewa membuat saya terkagum dan kadang 'gregetan' sendiri. 

"Mantap-tidaknya kedewasaan dan nilai tergantung pada besar-kecilnya dan banyak-sedikitnya ujian, cobaan."

Kemudian konflik serta permasalahan yang diangkat pun membuat diri ini penarasan untuk terus dan terus membacanya.

"Dan tak ada yang lebih sulit difahami daripada sang manusia. Itu sebabnya tak habis-habisnya cerita dibuat di bumi ini."

Satu yang tidak kalah istimewa dari buku ini adalah...

Kita kalah, Ma,” bisikku. 
“Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.”

...kalimat penutup yang menghadirkan kesan tersendiri bagi saya, kesan yang begitu hangat.

__________
ditulis dengan senyuman
PTK, 2016年08月20日
:)

4 comments:

  1. Aku pernah baca buku ini waktu bulan puasa lalu. Bukunya kudapat dari perpustakaan sekolah. Buku paling tebal yang pernah kubaca. Kalau gak suka baca buku mungkin udah langsung nguap karena bukunya 'lumayan'. Btw, buku ini bagus, kok. Kagum sekali dengan Minke.


    themelancholyofkaren.blogspot.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Merasa tertarik untuk terus dan terus membaca kelanjutannya. Akupun kagum dengan Minke dan juga Nyai ><b
      Btw salam kenal, kak :)

      Delete
  2. Aku baca ini sekitar setahun lalu, sudah sampai ketiga. Pengen cari yang keempat padahal awalnya "kepepet" baca ini karena suruhan temen.
    Cerita pram nggak pernah sederhana ya

    ReplyDelete
  3. Aku baca ini sekitar setahun lalu, sudah sampai ketiga. Pengen cari yang keempat padahal awalnya "kepepet" baca ini karena suruhan temen.
    Cerita pram nggak pernah sederhana ya

    ReplyDelete