Wednesday, June 21, 2017

Zakat Fitrah

Bismillahirrahmanirrahim.

自動代替テキストはありません。
-
Hari 25
#RamadhanAsyik
#Ramadhan1438H


Zakat Fitri atau Fitrah merupakan salah satu santapan ruhiyah yang ditunaikan pada bulan Ramadhan. Zakat Fitrah ini merupakan zakat yang dikeluarkan pada saat menjelang hari raya, paling lambat sebelum shalat Idul Fitri untuk mengenyangkan kaum fakir miskin saat hari raya dan hukumnya wajib.

Sayyid Sabiq Rahimahullah menjelaskan:

أي الزكاة التي تجب بالفطر من رمضان. وهي واجبة على كل فرد من المسلمين، صغير أو كبير، ذكر أو أنثى، حر أو عبد

Yaitu zakat yang diwajibkan karena berbuka dari Ramadhan (maksudnya: berakhirnya Ramadhan). Dia wajib bagi setiap pribadi umat Islam, anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, merdeka atau budak. (Fiqhus Sunnah, 1/412)

Beliau juga mengatakan:

تجب على الحر المسلم، المالك لمقدار صاع، يزيد عن قوته وقوت عياله، يوما وليلة. وتجب عليه، عن نفسه، وعمن تلزمه نفقته، كزوجته، وأبنائه، وخدمه الذين يتولى أمورهم، ويقوم بالانفاق عليهم.

Wajib bagi setiap muslim yang merdeka, yang memiliki kelebihan satu sha’ makanan bagi dirinya dan keluarganya satu hari satu malam. Zakat itu wajib,  bagi dirinya, bagi orang yang menjadi tanggungannya, seperti isteri dan anak-anaknya, pembantu yang melayani urusan mereka, dan itu merupakan nafkah bagi mereka. (Ibid, 1/412-413)

Diantara hikmah yang didapatkan dari menunaikan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,

Dari Ibnu Abbasradhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليهوسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةًلِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.

“Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallammewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan pada orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.”
(HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakanbahwa sanad hadits inihasan)

Zakat fitrah di penghujung Ramadhan, itu juga adalah sebab mendapatkan ampunan Allah. Karena zakat fitrah akan menutupikesalahan berupa kata-kata kotor dan sia-sia. Ulama-ulama terdahulu mengatakan bahwa zakat fitrah adalah bagaikan sujudsahwi (sujud yang dilakukan ketika lupa, pen.) dalam shalat, yaitu untuk menutupi kekurangan yang ada.  (Lathaif Al-Ma’arif, hlm.377)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatannya yang sia-sia dan perkataannya tidak baik (keji), serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum shala ied, maka terhitung zakat fitrah, sedangkan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat, maka itu tak lebih dari sedekah biasa.” (Shahih Sunan Abu Dawud, no. 1420 dan Shahih Ibnu Majah, no. 1480)

Sayyid Sabiq berkata:

والفقراء هم أولى الاصناف بها

Orang-orang fakir, mereka adalah ashnaf yang lebih utama untuk memperoleh zakat fitri.  (Fiqhus Sunnah, 1/415)

Dasarnya adalah hadits:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ

Dari Ibnu Abbas, katanya: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fitri, untuk mensucikan orang yang berpuasa dari hal-hal yang sia-sia,  perbuatan keji, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. (HR. Abu Daud No. 1609, Ibnu Majah No. 1827. Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1488, katanya: shahih sesuai syarat Bukhari. Imam Ibnu Mulqin mengatakan:  hadits ini shahih. Lihat Badrul Munir, 5/618)

Waktu pelaksanaan mengeluarkan zakat fitrah terbagi menjadi 5 kelompok:
  1. Waktu Wajib, yaitu ketika menemui bulan Ramadhan dan menemui sebagian awalnya bulan Syawwal. Oleh sebab itu orang yang meninggal setelah maghribnya malam 1 Syawwal, wajib dizakati. Sedangkan bayi yang lahir setelah maghribnya malam 1 Syawwal tidak wajib dizakati.
  2. Waktu Jawaz, yaitu sejak awalnya bulan Ramadhan sampai memasuki waktu wajib.
  3. Waktu Fadhilah, yaitu setelah terbit fajar dan sebelum sholat hari raya.
  4. Waktu makruh, yaitu setelah sholat hari raya sampai menjelang tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur seperti menanti kerabat atau orang yang lebih membutuhkan, maka hukumnya tidak makruh.
  5. Waktu haram, yaitu setelah tenggelamnya matahari tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur seperti hartanya tidak ada ditempat tersebut atau menunggu orang yang berhak menerima zakat, maka hukumnya tidak haram.
Sedangkan dari zakat yang dikeluarkan setelah tanggal 1 Syawwal adalah qodho’.

Jadi,
hari ini sudah semakin mendekati penghujung bulan Ramadhan
maka sudahkan zakat fitrah kita tunaikan?

Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

Monday, June 19, 2017

Hidupkan Malammu di Penghujung Ramadhan

Bismillahirrahmanirrahim.


-
Hari 24
#RamadhanAsyik
#Ramadhan1438H



Ramadhan ternyata berjalan begitu cepat,
tanpa terasa kita sudah berada di hari keduapuluh empat…

Beberapa waktu lalu sempat diingatkan,
saat ini kita tengah memasuki waktu dimana kita harus merenungkan,
bagaimana hari-hari di bulan Ramadhan yang telah kita lewatkan?

Ramadhan sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita, dan kita tak bisa menahan laju perginya.

Satu yang mungkin bisa kita lakukan ialah dengan memaksimalkan waktu yang tersisa…

Ramadhan masih belum habis, kawan. Mari maksimalkan untuk beribadah serta memohon ampunan. Jangan segan juga untuk bersedekah serta menebar kebaikan.

Jangan sampai diri kita ini 'terperdaya', sehingga malah membuat kita lalai pada penghujung Ramadhan yang tersisa.

Bukankah kita sudah mengetahui sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang menyatakan bahwa amal-amal itu dilihat dari akhir penutupnya?

Bukankah kita sudah mengetahui sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa 'yang menjadi ukuran adalah kesempurnaan penutupnya, bukan kekurangan yang terjadi di permulaannya'?

Ya,
Sebentar lagi Ramadhan akan meninggalkan kita…

Ibnu Rajab berkata, "Wahai hamba Allah, bulan Ramadhan telah bersiap-siap untuk berangkat." Tidak ada lagi yang tersisa kecuali saat-saat yang singkat.

Barangsiapa yang telah melakukan kebaikan selama ini, hendaklah ia menyempurnakannya. Barangsiapa yang justru malah berbuat sebaliknya, hendaklah ia memperbaikinya dalam waktu yang masih tersisa. Karena ingatlah bahwa amalan itu akan dinilai dari akhirnya.

Manfaatkanlah malam-malam dan hari-hari Ramadhan yang masih tersisa, serta titipkanlah amalan shalih yang dapat memberi kesaksian kepadamu nantinya dihadapan-Nya, Dzat Yang Menguasai Segalanya.

Lepaskanlah kepergian bulan Ramadhan dengan ucapan salam yang terbaik. Salam dari Ar Rahman (Allah) pada setiap zaman atas sebaik-baik bulan yang hendak berlalu. Salam atas bulan dimana puasa dilakukan. Sungguh, ia adalah bulan yang penuh rasa dengan aman dari Ar Rahman.

Apabila hari-hari berlalu tak terasakan. Maka sungguh, kesedihan hati untuk tak pernah hilang.

Ibnu Rajab berkata pula, "Dimana kepedihan (dan kesedihan) orang-orang yang bersungguh-sungguh di siang hari Ramadhan? Dimanakah duka orang-orang yang shalat pada waktu malam?"

Jika demikian keadaan orang-orang yang telah mendapatkan keuntungan selama Ramadhan, bagaimanakah keadaan orang-orang yang telah merugi pada siang dan malam di bulan Ramadhan?

Apakah manfaat tangisan mereka yang melalaikan bulan Ramadhan ini, sementara musibah yang akan menimpanya demikian besar?

Betapa banyak nasihat telah diberikan kepada orang yang malang, namun tidak juga memberikan manfaat untuknya.
Betapa banyak ia telah diajak untuk melakukan perbaikan, namun ia tidak juga menyambutnya.
Betapa sering ia menyaksikan orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Nya, namun ia sendiri malah semakin jauh dari-Nya.

Alangkah seringnya berlalu di hadapannya, rombongan orang-orang yang menuju kepada-Nya sedangkan dia hanya duduk berpangku tangan seraya malas beribadah.

Hingga setelah waktu menyempit dan kemurkaan-Nya telah membayang, maka iapun menyesali kelalaiannya pada saat penyesalan tidak lagi bermanfaat dan kesempatan untuk memperbaiki keadaan telah menghilang.

Beliau kembali berkata pula, "Wahai bulan Ramadhan.. berikanlah belas kasihmu, sementara air mata para pencinta mengalir dengan deras."

Hati mereka (gundah) akibat kepedihan perpisahan terbuai.
Semoga detik-detik perpisahan akan memadamkan api kerinduan yang membara.
Semoga saat-saat taubat akan melengkapi kekurangan puasa yang dilakukan.
Semoga pula orang-orang yang telah ketinggalan segera menyusul dan berjalan bersama.
Semoga para tawanan dosa segera dilepaskan, dan semoga orang (Islam) yang telah dinyatakan masuk Neraka segera dibebaskan.

Allahumma aamiin.

Jadi,
Ramadhan masih belum usai kawan…
Oleh karenanya, yuk sama-sama saling mengingatkan dan kita maksimalkan hari-hari di penghujung Ramadhan.

Maka itu,
selagi kita masih mampu
selagi kita masih diberi waktu
jangan biarkan diri ini justru menunda melulu
karena kita kan ngga ada yang tau,
sampai sejauh mana perjalanan kita di dunia yang fana lagi semu
jika menunda kebaikan, iya kalau memang kita masih bisa bertemu hari baru
lah, kalau sebaliknya? mana ada yang tau? :(

Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

-
BerbagaiSumber

Sunday, June 18, 2017

Manfaatkan Sisa Waktu yang Kau Miliki

Bismillahirrahmanirrahim.


-
Hari 23
#RamadhanAsyik
#Ramadhan1438H

Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi Rohimahulloh berkata:

"Manfaatkanlah  -semoga Alloh merahmatimu- hidupmu yang berharga ini, dan jagalah waktu-waktumu yang bernilai tinggi.

Ketahuilah bahwa jangka hidupmu terbatas dan napas-napasmu terhitung. Sebab, dengan setiap napas berkurang sebagian darimu.

Umur itu pendek, dan yang tersisa itu sedikit.

Setiap bagian dari umur adalah permata yang sangat berharga, yang tidak ada bandingannya dan tidak ada penggantinya.

Karena dengan kehidupan  yang singkat ini akan didapat keabadian dalam kenikmatan ataukah (keabadian) dalam adzab yang menyakitkan.

Apabila engkau bandingkan kehidupan ini dengan keabadian kelak, engkau akan tahu bahwa setiap hembusan napas sebanding dengan waktu yang lebih panjang dari 1000 x 1000 x 1000 tahun dalam kenikmatan yang tidak terbayangkan ataukah sebaliknya (dalam siksaan yang tak terperikan). Dan sesuatu yang keadaannya seperti ini tentunya tidak ada nilainya sama sekali.

Oleh karena itu, jangan engkau sia-siakan umurmu yang berharga ini tanpa amalan, dan jangan sampai engkau hilangkan tanpa dapat ganti.

Bersungguh-sungguhlah agar tidak kosong satu napas pun dari napas-napasmu kecuali dalam amalan ketaatan atau ibadah yang kamu mendekatkan diri (kepada Allah) dengannya.

Sesungguhnya engkau jika memiliki sebuah permata dari permata-permata dunia tentu apabila hilang akan menyedihkanmu. Lalu bagaimana bisa engkau sia-siakan waktumu !?

Bagaimana pula engkau tidak bersedih atas umurmu yang hilang tanpa dapat gantinya ?!"

📝 Diterjemahkan oleh Abu Zakaria Irham Al Jawiy -Waffaqohulloh-

Bismillah..
Allah memberikan waktu kepada manusia 24 jam. Orang yang hafal Al Qu'ran-pun diberikan waktu 24 jam. Orang yang kaya akan materi juga diberikan waktu 24 jam. Semua manusia, tanpa terkecuali-pun diberikan waktu yang sama yaitu 24 jam.

Pertanyaannya, dipergunakan untuk apa waktu selama 24 jam yang diberikan kepada kita itu?

Apakah untuk hal-hal yang bermanfaat atau justru untuk hal yang sia-sia? :(

Allah telah menciptakan malam agar manusia beristirahat dan siang untuk kembali beraktivitas. Atas Kuasa dan Kebesaran-Nya, semua itu telah DIA atur dengan sempurna. Hanya saja, sekali lagi, bagaimana dengan manusianya? :'

Waktu di dunia cepat sekali berlalu, dan itu semua tidak dapat kembali kita ulangi. Maka apabila diri kita ini salah jalan, yang ada nantinya justru penyesalan.

Dari Abu Barzah Al-Aslami, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi)

Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya, untuk mengabdi kepada-Nya. Oleh karenanya, manfaatkanlah sisa waktu yang masih tersedia untuk kita dengan sebaik-baiknya.

"Perbaikilah sisa-sisa harimu, maka Allah akan mengampuni masa lalumu. Manfaatkanlah sebaik-baiknya, karena engkau tidak tahu kapan engkau 'kan berpulang ke rahmatullah..." (Hasan Al Bashri)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu." (HR. Al Hakim)

Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.