Saturday, May 24, 2014

[Re-Post] untuk direnungkan :')

Man Robbuka?
Oleh Agus al Muhajir
Join us: onedayonepage.net 

 Alkisah seorang santri sedang belajar bahasa Arab. Sebutlah namanya Madun. Dia adalah seorang santri yang masuk dalam jajaran para santri yang ada dalam kesulitan untuk menguasai pelajaran bahasa Arab, maklumlah Madun adalah orang yang tidak berani untuk mempraktikkan apa yang sudah dia pelajari.

Pada satu hari Madun dipanggil oleh ustadz dan ditanya , “Dun, kenapa Antum tidak pernah bicara pake bahasa Arab, praktiklah Dun biar Antum cepet bisa.” “Eeehhh, ana malu stadz, khawatir salah. Apalagi dihadapan ustadz”, Jawab Madun. “kalau bicara sama orang mabuk antum berani Dun?” tantang Ustadz. ”Thayib Stadz, kalau sama orang mabuk mah ana berani lah. Paling dia juga ngak tahu bahasa Arab ana bener atau salah,” jawab Madun.Lalu ustadz menunjuk keluar kelas,”Tuh, diluar ada orang mabuk, antum samperin dia, terus ajakin ngobrol pake bahasa Arab ya Dun!” Lalu Madunpun bergegas menghampiri orang mabuk itu.

Terlihat Madun menepuk pundak orang itu dari belakang lalu berbicara pada orang itu. Dan Subhanallah,ternyata orang mabuk itu langsung tergeletak pingsan.

Sontak Ustadz dan seisi kelas berhamburan keluar, lalu Ustadz bertanya pada Madun,” Antum bilang apa sama orang ini, kok bisa sampai pingsan?” Lalu sambil tersipu madun menjawab,” Ngggg, anuu Stadz, tadi ana tepuk dia dari belakang kan, lalu ana bilang sama dia, ‘Man robbuka?’ Eeehhh dia langsung pingsan Stadz” dan para Santripun riuh seketika sambil berkata, “ pantes aja Dun, dia pikir ente malaikat kali!”

Cerita tentang si Madun ini barangkali membuat kita tersenyum simpul atau bahkan geleng-geleng kepala dengan kelakuan si Madun itu. Tapi sebenarnya cerita itu menyisakan sebuah pelajaran mendalam untuk kita. Sebuah pelajaran tentang pertanyaan yang akan dilontarkan oleh malaikat kepada kita kelak di alam Barzakh.

Banyak diantara manusia sesungguhnya berposisi sama dengan orang mabuk yang ditanya si Madun tadi. Meninggal tanpa persiapan matang lalu tersentak di alam kubur dengan pertanyaan yang tak mampu dijawab dengan sempurna.

“Man Robbuka?” sebuah pertanyaan yang tidak sederhana. Sebuah pertanyaan yang tidak mudah dijawab meski jawaban tentang hal tersebut sudah kita dapatkan bocorannya sejak kita belajar di sudut Surau di kampung sewaktu kecil, mushola atau Madrasah yang pernah kita menuntut ilmu didalamnya. Karena bukan hafalan kita yang berpengaruh saat itu, tapi pembuktian atas jawaban yang kita ucapkan saat pertanyaan itu menggelegar seiring mulainya alam Barzakh untuk sang mayat.

“Man Robbuka?” sebuah pertanyaan menghentak yang seharusnya kita persiapkan jawabannya sejak kita hidup. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya adalah salah satu inti dari aqidah kita. Sebuah pertanyaan tentang rubbubiyahNya Allah ta’ala.

Ketahuilah, ketika pertanyaan ini diucapkan oleh malaikat di alam barzakh sana, sesungguhnya Malaikat sedang bertanya dengan pertanyaan yang begitu panjang. Dia bertanya dengan pertanyaan Menohok ,”wahai mayat! Siapakah yang menciptakanmu? Siapakah yang memeliharamu sepanjang hidupmu? Yang memberimu rezeki? Yang mengurus detak jantungmu? Yang mengizinkanmu menghirup oksigen yang kaya dan sempurna di Bumi? Yang tanpa lelah dan tak pernah tidur mendengar semua permohonanmu dan memilih yang terbaik untukmu? Yang bahkan masih memberimu hari demi hari untuk menunggumu bertaubat dari dosa-dosa yang engkau lakukan dengan segala nikmat yang Allah berikan untukmu? Jawablah wahai mayat! Jawablah!

“Jika engkau menjawab dengan jawaban “Allah “ yang sudah engkau hafalkan di dunia, aku tak akan lantas percaya padamu! Aku tanya kau lagi wahai mayat,” sudahkah engkau menghambakan seluruh hidupmu pada Allah saja? atau engkau justeru terpedaya dunia lalu merunduk dan menghiba kepada makhluk Allah yang bernama dunia itu ?”

Maka banyak mata pada saat itu terbelalak. Tertautlah betis kiri dan kanan dengan ketakutan yang amat sangat akan pertanyaan itu,“ Man Robbuka?”

Duhai jiwa-jiwa yang lalai. Maka sebelum saat itu tiba. Tegurlah jiwamu dengan lembut, “Man Robbuka?” lalu biarkan rinai air mata itu mengiringi tunduknya hati dalam kesadaran yang penuh bahwa engkau hanyalah ciptaan-NYA. Engkau adalah ciptaan-NYA yang diciptakan dengan asma’-NYA yang penuh cinta. Kau tercipta atas nama Ar Rahman dan Ar Rahim. Kau yang dipelihara dengan sempurna atas nama Al Wadud alias sang Maha Cinta. Kau yang ditumbuhkan dengan pelukan kokoh Ar Rozaq yang tak pernah sedikitpun lalai atas engkau wahai makhluk yang kerapkali lupa untuk bersyukur.

Duhai engkau jiwa-jiwa yang meranggas dan tertatih dalam pesona dunia. Maka di sisa usia kita yang entah tinggal berapa helaan nafas lagi. Maka pahamilah bahwa Allah adalah Rabb-mu yang sempurna. Dan sujudmu, rukukmu serta sajadah panjang yang kau bentangkan seumur hidupmu adalah bukti pengakuanmu, pembenaranmu atas Rubbubiyahnya Allah yang begitu agung dan indah.

No comments:

Post a Comment