Saturday, April 30, 2016

Sekilas tentang Surah ke-31 dalam Al Qur'an

Bismillahirrahmanirrahim.

Ada salah satu nasyid yang sampai dengan hari ini belum pernah diputar kembali. Serangkai irama syahdu sebagai pengantar dalam perjalanan. Bukan karena tak beralasan. Hanya saja, rangkaian kata pada lirik bahkan judulnya seolah memunculkan suatu ingatan. Secara tak langsung berdampak pada rangkaian lirik lainnya yang juga memiliki suatu kesamaan. Kepergian yang rasanya tak begitu saja dapat dilupakan. Mungkin diri ini harus terus belajar agar bisa lebih mencintai kehilangan :')

Kali ini teringat akan surah ke-31 dalam Al Qur'an, Luqman.

Apakah Anda mengenal Luqman AL-Hakim?

Luqman adalah nama hamba yang Allah jadikan namanya menjadi nama di salah satu surat di Al-Qur'an karena sifat beliau yang amat bijak dan takwa yang dimilikinya serta bagaimana beliau mendidik anaknya agar menjadi pribadi muslim yang setia kepada Allah.

Dalam suatu riwayat, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as.

Luqman dijuluki sebagai Ahlul hikmah, mungkin kita sudah sering mendengar hikmah, namun pada kenyataannya kita sering meleset akan arti hikmah tersebut.
Hikmah adalah kemampuan memecahkan masalah dan mampu mencari solusi yang terbaik dari suatu masalah, sehingga hasil dari hikmah itu adalah kemaslahatan bagi orang tersebut. Adapun syarat seseorang dapat memiliki kemampuan untuk memiliki hikmah yang baik adalah kuatnya ibadah kepada Allah serta ilmu yang tinggi, ini terbukti Luqman menjadi guru dari seorang Nabi Daud

Surah Luqman ayat 12 sampai 19.

Kisah ini dibuka dengan penekanan Allaah bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya "walaqod ataina luqmanal hikmah..."

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." ― QS. Luqman : 12

Apa bunyi ayat yang kemudian muncul?

Ayat 13 lebih TEGAS menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya,

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah (syirik) adalah benar-benar kedzaliman yang besar". ― QS. Luqman : 13

Ini merupakan bentuk tindakan preventif atau pencegahan yang divaliditas dalam Al-Qur'an.

(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." ― QS. Luqman : 16

"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." ― QS. Luqman : 17

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." ― QS. Luqman : 18

"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." ― QS. Luqman : 19

Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “laa” (JANGAN) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu
“laa tusyrik billaah”, 
“fa laa tuthi’humaa”, 
“wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”, dan
“wa laa tamsyi fil ardli maraha”

Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya) “esakanlah Allah”. Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran. 

Ketika timbul pertanyaan, Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti "JANGAN" dengan "diam/hati-hati"? Maka secara sederhana dapat dijawab karena ini merupakan bimbingan Allah. Perkataan "jangan" itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya.

Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog kita temukan dalam kitabullah itu.

Kata "jangan" memang dapat diartikan secara positif dan/atau negatif. Hanya saja, membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar.
» Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam
agama, tetapi karena lebih memilih berdamai. 
» Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya.
» Dan... kelak, ia tidak berzina bukan karena takut adzab Allah, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang tuanya. 

Nas alullaaha salaman wal 'afiyah.

Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum. Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiatan bertebaran, tidak perhatian lagi dengan "amar ma'ruf nahi mungkar", tidak ada lagi minat untuk mendakwahi manusia yang dalam kondisi bersalah, karena dalam hatinya berkata: "Itu pilihan mereka, saya tidak demikian". Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi "Mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya". Itulah sebenar-benar paham yang kelihatannya ‘humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan.

Keutamaan Luqman adalah beliau menggabungkan hikmah dan syukur menjadi karakter pendidik yang unggul. Karakter di mana ketika seorang hamba yang pandai berhikmah maka dia akan menjadi pribadi yang tenang akan setiap masalah karena tinggi ilmu yang dimiliki sehingga mudah saja memikirkan jalan keluar yang terbaik, bukan karena melupakannya. Syukur merupakan perilaku yang senantiasa meningkatkan kapasitas diri ketika nikmat di beri atasnya dan akan terus meningkatkan kapasitasnya dalam segi ibadah maupun muamalah ketika nikmat itu di tambah oleh Allah.

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. ― QS. Luqman : 20

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)? ― QS. Luqman : 21

Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. ― QS. Luqman : 22

Dan barangsiapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. ― QS. Luqman : 23

Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. ― QS. Luqman : 24

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. ― QS. Luqman : 25

Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ― QS. Luqman : 26

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. ― QS. Luqman : 31

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. ― QS. Luqman : 33

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ― QS. Luqman : 34

Referensi:
― surah ke-31 dalam Al Qur'an
― dakwatuna.com
― chat pada salah satu grup wasap
― salah satu lagu nasyid yang belum diputar kembali
________

"ku ingat wajahmu, teduhnya matamu
senyuman pancarkan binar harapan..."

Hari ke-106, Alhamdulillah semua terlihat dan dirasa baik-baik saja terlebih lagi DIA Yang Maha Segalanya senantiasa Memberikan Perhatian-Nya kepada kita semua sebagai hamba-Nya. Semoga aku, kamu, dia, mereka dan kita semua termasuk dalam golongan hamba-Nya yang tidak lupa untuk mengucap syukur atas segala macam nikmat-Nya sekecil apapun itu. Aamiin allahumma aamiin..

Illahi Rabbi, Kasihilah dirinya dalam kesendiriannya disana. Ampunkan dia. Sejahterakannya dengan Kuasa-Mu yang takkan pernah pudar ditelan masa. Sungguh.. hanya kepada-Mu kami berharap dan kepada-Mu pula kami kembali.

Wassalamu'alaykum.

Usah Kau Risaukan Bagianmu

Bismillahirrahmanirrahim.

Aku melihat hidupnya begitu indah.
Ternyata ia hanya menutupi keluhan.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
.
Aku melihat hidupnya tak ada pedih,
Ternyata ia hanya menutupi dengan mensyukuri.

Aku melihat hidupnya tanpa ujian,
Ternyata ia begitu menikmati badai hujan.

Aku melihat hidupnya sempurna,
Ternyata ia hanya menjadi apa adanya.

Aku melihat hidupnya beruntung,
Ternyata ia tunduk pada Allah untuk bergantung.

Aku belajar memahami,
Mengamati setiap hidup orang yang aku temui,
Ternyata aku yang kurang mensyukuri,
Bahwa di belahan dunia lain,
Masih ada yang belum seberuntung yang aku miliki.

Dan satu hal yang aku ketahui,
Bahwa Allahu Rabbi,
Tak pernah mengurangi,
Hanya akulah yang masih setia mengkufuri,
Suratan Ilahi.

Maka jangan iri hati dengan Rejeki orang lain.

Mungkin kau tak tau dimana rizkimu,
Tapi rizkimu tau dimana dirimu.

Dari lautan biru, bumi, dan gunung.
Allah memerintahkannya menujumu.
Allah menjamin rizkimu sejak 4 bulan 10 hari kau dalam kandungan ibumu.

Amatlah keliru bila rizki itudimaknai dari hasil bekerja.
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rizki itu urusan-Nya.

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin oleh-Nya,
itu merupakan kekeliruan berganda.

Manusia membanting tulang demi angka simpanan gaji yang mungkin esok akan ditinggal mati.
Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yg tertulis dalam angka,
Tetapi apa yg telah dinikmatinya dengan berbagi.

Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa.
Tapi zamzam justru muncul dari kaki bayinya.

Ikhtiar itu perbuatan.

Rizki itu kejutan.

JANGAN LUPA,
Tiap hakekat rizki akan ditanya.
Darimana dan untuk apa.
Karena rizki adalah HAK PAKAI
Halalnya diHISAB.
Haramnya diADZAB.

Maka,
JANGAN KAU IRI pada rizki orang lain.

Bila kau iri pada rizkinya,
kau juga harus iri pada takdir matinya.
Karena Allah membagi rizki, jodoh dan usia hamba-Nya.
Tanpa bisa tertukar satu dan lainnya.

Jadi...
Yakinlah.
Syukurilah atas setiap detik nikmat yang diberikan-NYA.

sumber: grup sebelahnya sebelah
________

Selamat beristirahat.
SEMANGAT untuk saling mengingatkan dalam kebaikan!

Friday, April 22, 2016

Bagaimana Kabar Pemuda Saat Ini?

Kamu adalah umat yang terbaik
Yang dilahirkan untuk manusia 
Menyuruh kepada yang ma'ruf 
Dan mencegah dari yang mungkar 
Dan beriman kepada Allah
(QS. Ali Imran : 110)

Bismillahirrahmanirrahim...


Tiada yang berhak memilah negrimu tercinta 
Atau mereka musuh yang nyata 
Hancurkan semua dan bentang luas cakrawala 
Mengembang meliputi semesta 

Kalau saja Mahmed II hidup kembali dan melihat kondisi pemuda saat ini, mungkin ia sudah geleng-geleng kepala tak habis pikir.

Ah, betapa kualitas kita dan dirinya terbentang amat jauh!

Pemuda bangkit tegak bentang cakrawalamu
Tepiskan kemalasan lepas belenggu dungu 
Pemuda asah belati fikir dan akalmu 
Tunjukkan semangat bagai singa tegar membaja 

Takkan bebas dunia Islammu hanya dengan ragu 
Dan termangu menjalin mimpi tanpa gerak maju
Takkan tegak dienul Islammu tanpa kerja nyata 
Dan tercencang jeratan angan hampa 

Di saat kebanyakan pemuda berumur 21 tahun sudah angkat dagu, bangga bisa taklukkan hati wanita, Muhammad Al-Fatih sudah mampu taklukkan Konstantinopel.

Di saat para pemuda bersenang-senang habiskan umur 8 tahunnya dengan menghafal lagu-lagu orang dewasa, Muhammad Al-Fatih sudah hafalkan seluruh ayat Al-Quran dalam kepalanya.

Di saat para pemuda masih bingung dengan mimpinya, tidak tahu akan jadi apa, "let it flow" katanya, Muhammad Al-Fatih sudah bertekad dengan lantang sejak kecil, "Ayah, aku ingin menaklukkan konstantinopel."

Di saat para pemuda begitu mudah mengeluh, merasa punya segudang masalah dan tekanan hidup, lalu menganggap hidupnya akan berakhir sia-sia, Muhammad Al-Fatih sudah dibebankan amanah yang begitu besar bahkan sejak ia lahir ke dunia.

Ia menjadi tumpuan harapan tiga generasi akan takluknya konstantinopel, janji yang diucapkan Rasulullah ratusan tahun silam.
Ia menjadi harapan dari 6 abad perjuangan para pendahulu.

Bayangkan! harapan 600 tahun perjuangan para pendahulu dibebankan pada pundaknya!
Ah, tapi sedikitpun ia tak gentar, tak mundur barang sejengkal!

Di saat para pemuda habiskan waktunya untuk bersenang-senang, maraton film, nongkrong berjam-jam, Muhammad Al-Fatih memilih tingkatkan kemampuan fisik dan mengisi otaknya.

Ia kuasai teknik bela diri, memanah, berkuda, berenang, strategi berperang, Ilmu fiqh, hadis, Astronomi, dan matematika.
Ia juga menguasai banyak bahasa; Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani.

Negerimu nan terdengar adzanmu dipelosoknya 
Barat ke timur dan selatan hingga utara 

Tiada yang berhak memilah negrimu tercinta 
Atau mereka musuh yang nyata 

Di saat para pemuda dengan mudah hancur mentalnya ketika direndahkan atau dihina orang lain, Muhammad Al-Fatih punya hati seluas samudera, mental sekuat baja. 

Tak terhitung berapa banyak orang yang merendahkannya saat ia diangkat menjadi Raja pada umur 19 tahun, "Bocah ingusan!" katanya.
Dari musuh hingga orang kerajaan sekalipun meremehkan kemampuannya. Tapi ia lebih memilih memberi bukti nyata.

Di saat para pemuda habiskan air matanya untuk kekasih hati yang tidak jelas, Muhammad Al-Fatih memilih habiskan air matanya untuk memohon ampunan dan panjatkan harapan.

Sejak baligh, tak pernah satu malam pun ia lewatkan salat Tahajud. Ialah Pedang Malam, yang selalu diasah dengan tulus ikhlas.

Di saat para pemuda lupa dan meninggalkan Tuhan, "nanti saja kalau sudah tua" fikirnya, Muhammad Al-Fatih tak sekalipun pernah meninggalkan Allah dalam tiap urusannya.

Ia miliki 250ribu pasukan yang tak sekalipun pernah meninggalkan salat wajib.
Ia laksanakan salat Jumat sebelum menyerang Konstantinopel. Salat terpanjang dalam sejarah, 4 km membentang dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di utara! lalu gema takbir bersahutan, menggetarkan, menjadi semangat saat menggempur lawan!

Di saat para pemuda kehabisan cara dan ide-ide cemerlang untuk meraih mimpinya,  Muhammad Al-Fatih tak kehabisan cara, bahkan yang menurut orang lain gila.

Yang ia hadapi ialah Benteng Byzantium! Dibatasi laut dengan pagar rantai besi, terbuat dengan teknologi terhebat pada zamannya, tak mampu ditembus selama 11 abad.
Kokohnya Benteng Byzantium tak membuat Ia kehilangan akal. Tak bisa menyebrangkan 70 kapal lewat laut, ia lumurkan minyak pada ratusan gelondongan kayu, lalu jalankan seluruh armada kapal melintasi bukit hanya dalam satu malam!

Hoila!
Pagi hari menjelang, musuh kaget bukan kepalang. Benteng Byzantium yang selama 11 abad tak terhancurkan, hari itu telah mampu ditembus!

Pemuda berlalu tinta emas terukir 
Berbilang saksi sejarah akan keagungan 
Pemuda al Islam membubung ke langit tinggi 
Getarkan bumi kokoh ketuk pintu arasyi

Kan terpatri catatan suci bak badar berseri 
Dan terurai jerat jahili bak khondak abadi 
Yakin diri kan tercipta lagi khaibar sejati 
Dinaungan asma robul izzati 

Lalu saat ini,

Kita sadar akan bentang yang amat jauh antara kualitas pemuda saat ini dan  di zaman Muhammad Al-Fatih. Kita juga sadar akan ketinggalan yang amat jauh yang harus kita kejar.

Gerak maju musuhmu tak batasi sudut pandangmu 
Pada dinding - dinding sempit di sekelilingmu 
Hancurkan semua dan bentang luas cakrawala 
Mengembang meliputi semesta 

"Kaki anak Adam tidaklah bergeser pada hari Kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang apa yang telah dia lakukan dengan ilmunya." (HR. Tirmidzi)

Masa muda akan dimintai pertanggungjawabannya bukan?

Harus ada darah tetes ke bumi hai pemuda 
Tegakkan al Islam kian meninggi 
Harus ada jiwa ridho berkorban a... a... a.... 
Menggapai hidup mulia atau syahid kematian 


_________________
Sumber:
  • Izzatul Islam - Seruan
  • Muhammad Al Fatih 1453, Felix Siaw
  • https://kisahmuslim.com/4287-muhammad-al-fatih-penakluk-konstantinopel.html
  • https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mehmed_II
  • http://www.daarulmuwahhid.org/dm/index.php/artikel/kisahteladan/216-kisah-ahli-tahajud-kisah-pedang-malam-al-fatih-sang-pembuka
  • http://fachmycasofa.com/2015/08/10/3-inspirasi-utama-untuk-mewujudkan-impian-ala-muhammad-al-fatih-pahlawan-islam-penakluk-konstantinopel/

Thursday, April 21, 2016

Lari itu Bukan Solusi

Bismillahirrahmanirrahim.

Manusia seringkali berlebihan dalam menyikapi keadaan, termasuk pada saat menghadapi masalah. Tidak sedikit yang merasa seolah menjadi makhluk yang paling menderita, padahal di luar sanapun tidak sedikit pula yang jauh dari bahagia.

Hari ini seolah diingatkan untuk tidak takut dalam menghadapi keadaan. Jika diri ini lari dari kenyataan, maka bukanlah solusi yang akan didapatkan. Tetapi rasa khawatir dan takut seolah menjadi ancaman. Oleh karenanya, pandai-pandailah diri ini untuk senantiasa mengucap syukur atas apapun yang telah DIA berikan.

Lari itu bukan solusi. Hal itu sudah banyak terbukti. Jika hanya berlari, maka persoalan yang ada takkan disudahi. Bahkan nantinya justru akan menjadi-jadi. Oleh karenanya, cukup satu langkah konkret untuk dapat mengakhiri. Hadapi. Titik.

Selalu terduduk, terdiam dan membisu ketika mendengar kata amanah. Ntah mengapa, terkadang justru membuat diri ini resah dan gelisah. Apalagi ketika teringat rangkaian kata berikut ini,
"Sekali lagi... Amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebuah keluhan, ketidakterimaan, keputusasaan. Terlebih surut ke belakang. Ini adalah awal pembuktian. Siapa diantara kita yang beriman. Wahai diri, sambutlah seruan-Nya.. Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan. Bukan menghindar dari peperangan." ー K. H. Rahmat Abdullah
Duh, MasyaaAllah (╥_╥`)



Ada satu hal yang perlu kita sadari. Bagaimanapun juga, DIA tuh pasti peduli. DIA takkan menguji di luar batas kemampuan hamba-Nya di bumi. Oleh karena-Nya, sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu menaati segala macam aturan serta larangan yang telah DIA batasi.

Baiklah...
Yakinlah kawan, pundak ini mampu untuk menahan beban. Suka-duka, canda-tawa, serta berbagai ujian kehidupan. Ingatlah selalu bahwa DIA pasti akan memberikan jalan. Selama kita tetap berada pada landasan kebenaran.



Untuk diri yang mungkin ingin menyerah. Karena segala macam ujian kehidupan yang dirasa susah. Kendalikanlah diri, jangan sampai berkeluh kesah. Ubah segala macam keluhan menjadi lillah. Kemudian yakinlah, bahwa kita takkan kalah!

"Sungguh mengagumkan keadaan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik, dan karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar dan demikian itu lebih baik baginya." (HR. Muslim, Al Baihaqi dan Ahmad)

Rawakalong, 2016年04月21日
ditulis dengan senyuman mantap
pertanda bahwa diri ini telah siap
untuk terus berbenah diri serta memperbaiki sikap


L. Yuniasari

Wednesday, April 20, 2016

Catatan Perjalanan: Menikmati Kesendirian di Kawasan Pemerintahan :p

Bismillahirrahmanirrahim.

Kisah pagi ini berawal dari niatan mantap yang hanya perlu direalisasikan saja.
Pukul 10.00 pagi ini siap lepas landas dari kediaman di Rawakalong. Selanjutnya mampir ke SMP yang sempat aku tinggalkan selama dua bulan, duh.. maafkan aku yaaaa m(_ _)m

Satu.. Dua.. Tiga.. Empat dilanjut plan berikutnya yaitu kuli-ah lalu ke Pusatnya Jakarta.
Setelah lebih dari setengah jam mampir, kemudian aku bersiap ontheway sambil memikirkan untuk parkir dimana yaaa. Seketika terpikirlah 'titip' si blurry di dekat stasiun POCIN, yaitu Pondok Cinta ehh Pondok Cina ._.

Subhanallah, tempat parkir ternyata penuh kemudian disarankan untuk parkir di tempat lainnya yang ngga kalah penuh juga. Sebelum sampai putus harapan, pada akhirnya memilih parkir di Kampus dech *pake -ch*

Ada beberapa hal 'ajaib' yang mungkin akan aku lewatkan. Mulai dari beli minuman lalu teringat lupa bawa uang, lalu ada niatan 'nebeng' salah seorang kawan buat ke ATM, kemudian mencari-cari seorang kawan lainnya yang 'akan' UTS siang tadi untuk pinjam bahan perkuliahan kelas sebelumnya, photocopy, teringat kalau masih ada sisa uang daaaann malu... (/ω\*)

Pukul 12.48 beres kelas tetapi karena satu dan lain hal akhirnya baru lepas landas dari kampus menuju stasiun sekitar 13.18 :')

Tiba di stasiun menanti kereta siang menuju Tanah Abang, sempat disapa dan ditanya oleh seorang ibu: "Itu tadi kereta tanah abang atau bukan, mba?"

"Oh, bukan bu.. masih dua kereta lagi. Kebetulan saja juga nunggu kereta menuju Tanah Abang."
"Oiya, terimakasih.."

Agak menarik juga karena beliau sempat bahas sepatu gitu lalu tau-tau sempat bilang kalau baiknya tuh ngga buru-buru nikah, ini tuh mendadak dibahas sama beliau karena ada perempuan yang jalan lalu gendong anak gitu deh. Ya ampun, yang tadinya lagi sambil ngetik tuh jadi mau ketawa juga jadinya. Iya loh yaaa, hal unik dari ibu-ibu atau lebih tepatnya seorang perempuan kayaknya tuh yaaaa... ngga kehabisan bahan bahasan, adaaaa aja 'isu' yang bisa dijadikan topik bahasan. Semoga aku, kamu, dia, mereka dan perempuan lainnya lebih banyak terlibat dalam pembicaraan atau bahasan yang mengarah kepada hal-hal baik yaaa.. allahumma aamiin :')


Kereta tiba, si ibu tadi segera mengajak untuk naik. MasyaaAllah, baiknya beliau. Setelah berhasil masuk ke kereta, ternyata aku terpisah dengan ibu tadi. Alhamdulillah, kali itu menikmati perjalanan ditemani surat cinta-Nya. Duh, nikmat syekali.
Allahumma shayyiban naafi'aan. Ternyata di luar hujan. Alhamdulillah ketika itu sudah di dalam kereta dan ngga kena hujan sama sekali :')


Tiba di Tanah Abang dengan keadaan langit yang cerah. MasyaaAllah, ngga nyangka juga kalau di perjalanan tadi hujan deras syekali.
Kemudian lanjut bersiap naik kereta menuju Palmerah. Namanya juga orang yang terbilang jarang naik angkutan umum termasuk kereta, aku sempat memutuskan untuk bertanya untuk benar-benar memastikan.

"Maaf bu, kalau Palmerah tuh sini kan yaaa?"
"Iya, tunggu sini aja. Bisa peron 5, bisa peron 6. Tunggu yang lebih dulu datang aja."
"Siap, terimakasih banyak..."
"Saya juga nunggu koq, dek."
"Wah, ibu arah mana memang?"
"Saya ke Pondok Ranji"

"Ohh.." *sambil teringat salah seorang kawan yang pernah sekali jumpa di acara lomba MTQ-MHQ gitu di UI. Mudah-mudahan dirimu disana senantiasa dikasih sehat yaaa sama DIA. Aamiin~


Alhamdulillah datang kereta arah Serpong. Naiklah aku, ibu tadi dan beberapa orang lainnya. Kereta itu kosong tetapi aku lebih memilih berdiri, lah wong cuma satu stasiun aja.

"Mba, ada satu nih yang kosong..." sapa salah seorang ibu di sebelah kanan belakangku.
"Ngga usah, bu. Cuma satu stasiun saya mah."

"Serius? Ibu itu mungkin yaaaa..." *lalu menawarkan kepada ibu lainnya*


Kereta berhenti serta berdiam diri cukup lama ternyata. Aku 'rada' terlambat tapi tak mengapa. Setidaknya ada hal yang telah aku syukuri sebelumnya. Illahi Rabbi, nikmat-Mu sungguh luar biasa :')

Seketika gerbong menjadi dingin. Ternyata karena ada kipas angin ._.
Kemudian kereta berangkat, tidak sampai lima menit sudah sampai di stasiun berikutnya. Stasiun Palmerah.

Begitu keluar dari stasiun, aku tuh sempat tanya lokasi gedung MPR-DPR dimana yaaa. Lalu ada seorang bapak yang kasih 'ancer-ancer' sambil menyarankan untuk naik ojek saja karena kasian nanti akunya. Ya ampun, pak :'D

Turun dari jembatan penyeberangan, aku memutuskan untuk lanjut dengan berjalan kaki. Bukan bermaksud tak menghargai saran dari seorang bapak yang sempat aku temui sebelumnya, hanya saja aku ngga mau juga melewatkan untuk menikmati perjalanan. Oiya, FYI salah satu alasan ngga ngajak blurry ke lokasi tujuan tuh karena ngga bisa mem-prediksi estimasi perjalanan yang ditempuh kalau dari kampus. Daripada lelah di jalan, sesekali 'cobain' fasilitas umum yaaa ngga apa-apa laaaaahh 乁( ˙ ω˙乁)

Lalala.. Lilili... Tralala.. Trilili...
Pokoknya pada akhirnya bisa sampailah aku di lokasi. Sempat dioper kesana-kemari karena sepertinya ada miss-communication yang terjadi. Tapi Alhamdulillah, semua itu aku nikmati. Titik.


Bagaimana tidak? Sebelumnya kalau ke kawasan pemerintahan tuh rombongan dari kampus gitu, Ramai-ramai, menggunakan almamater dan didamping beberapa dosen. Tadi sebenarnya aku juga tetap bawa almamater untuk antisipasi saja ._.
Alhamdulillah, suatu pengalaman serta keceriaan tersendiri loh karena bisa sampai di kawasan pemerintahan seorang diri. Jarang-jarang loh sendiri seperti ini. Pernah sih menghadiri acara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bulan lalu, tapi yaaa tetap saja jarang. Oleh karenanya, momen macam tadi tuh harus diabadikan. Selain dalam kenangan dan ingatan, juga dalam bentuk tulisan. Duh, Alhamdulillah (/ω\*)
Jujur saja, kalau pergi tuh paling enak memang sendirian. Alasannya sederhana, "nyaman ajah.." Tetapi berapa banyakpun kawan dalam perjalan sebenarnya bukan masalah juga sih yaaa, selama dari perjalanan yang dilalui itu ada pengalaman; ilmu serta manfaat tersendiri yang bisa kita peroleh :)

Tadi tuh sempat ditanya sama penjaga disana ketika menanyakan lokasi yang aku cari, "Mba tuh dari pers yaa?" Dengan santai, aku jawab saja "Bukan, pak. Saya mahasiswa." *sambil menunjukkan bukti masuk untuk acara yang 'akan' aku hadiri*

Singkat cerita, ada hal yang membuat aku harus datang kembali minggu depan. Pada hari dan waktu yang sama. Hanya saja, tempatnya lebih pasti dari sebelumnya. Tadi sempat diminta untuk menanti sejenak sampai akhirnya ada seseorang yang menjelaskan bahwa beliau telah menemui wakil dari pembicara (yang malam sebelumnya tuh sempat jadi bahan diskusi dadakan). Beliau menyampaikan dengan bahasa formal, sopan dan MasyaaAllah.

Setelah memastikan segalanya, beliau itu tadi minta difotoin cobaaa X'D
Ada beberapa percakapan yang sempat kami jadikan bahasan singkat, tapi beliau tuh ngga sabar pengen ngapdet gitu dan aku sempat dicuekin ~o~
Ya ampun, agak menyebalkan tetapi lucu juga kalau harus mengingatnya.
Sebelum benar-benar mengakhiri percakapan, beliau sempat memberikan kartu nama serta ucapan "SUKSES yaaa, mba. Sampai bertemu minggu depan." Alhamdulillah, namanya do'a kan yaaa.. langsung saja aku aamiin-kan dalam hati. Apapun dan bagaimanapun yang terjadi, pokoknya alhamdulillah syekali (/ω\*)


Ini kali pertamanya berkeliaran seenaknya di kawasan pemerintahan. Mondar-mandir, kesana-kemari dengan percaya diri. Disana tadi sempat melihat banyak media juga daaann ramai orang pula. Setidaknya harus bersyukur karena kalau bukan sikap cuek macam tadi tuh yaaa ngga bakalan lancar jaya luar biasa (?) Terlebih lagi dapat doa dari salah satu orang sukses. MasyaaAllah. Alhamdulillah. Terharu mengingatnya (╥_╥`)

Langsung dilanjut saja ketika hendak melakukan perjalanan pulang. Ketika itu sudah tiba lagi di stasiun Palmerah, lalu ikutan antri untuk isi ulang tiket kereta dan pada akhirnya naik kereta yang sudah mau berangkat ketika aku tiba di peron.
Baru saja beberapa menit dalam perjalanan, tiba-tiba suasana agak dirasa aneh gitu. Lalu ada yang berkata, "Keluarnya mah di ujung sanaaaa..." Beberapa orang di depan aku tuh langsung jalan menyusuri gerbong kereta menuju gerbong depan. Karena ikut terkena efek menjadi generasi latah (?) tanpa pikir panjang langsung ikutan jalan menuju gerbong depan. Alhamdulillah tak lama kemudian sampai kembali di stasiun Tanah Abang. Turun dengan hati-hati meskipun dihadapkan dengan berpuluh-puluh penumpang lain yang tak sabar mengantri.


Setelah turun, akunya tuh jalan santai sambil menikmati rasa takjub akan keramaian sekitar. Tiba-tiba ada seorang ibu yang bertanya, "Maaf mba, mau tanya kalau ke jalur 3 sebelah mana yaaa?"

"Ohh, ibu ke depan dulu aja.. nanti nyebrang.."
"Makasih banyak yaaa, mba"

Kemudian ibu itu tak lama menghilang, mungkin beliau buru-buru ingin cepat sampai di tempat tujuan. Alhamdulillah, setidaknya masih bisa jawab pertanyaan macam itu. Padahal mah aku orang awam sama yang namanya angkutan umum (/ω\*)

Ngga lama setelah itu segala bersin, Alhamdulillah. Lanjut deh menuju peron arah Bogor sambil menghitung-hitung supaya jalan keluar ngga gitu jauh nantinya.


Alhamdulillah kereta kosong, duduk manis kemudian melanjutkan tulisan. Segala puji bagi-Mu Illahi Rabbi atas segala macam nikmat yang telah Engkau beri sampai dengan sore hari ini.

Keretanya sempat macet, ehh antri gitu pada saat hendak memasuki stasiun Manggarai ._.
Alhamdulillah, aku sih santai sadjah sambil menahan senyuman nih daritadi.
Duh, MasyaaAllah (/ω\*)


Kali itu dalam perjalanan pulang di kereta, aku memanfaatkan waktu untuk baca-baca. Lebih tepatnya sih baca-baca blog beberapa orang yang begitu MasyaaAllah. Ketika kereta tiba di stasiun tujuan, ternyata hujan deras loh yaaa. Alhamdulillah, perjalanan dari sana tadi tuh akunya ngga ketemu yang namanya hujan. Alhamdulillah.

Beberapa saat setelahnya segera mengambil 'perlengkapan tempur' yang ada di tas. Jadi tuh aku prepare jas hujan jas hujanan gitu di dalam tas, sebagai antisipasi kalau-kalau menuju parkiran tuh hujan. Dan ternyata bertepatan dengan momen seperti yang tadi itu. Alhamdulillah setelah usai menggunakan, langsung saja melangkah untuk menjemput si blurry dengan pe-de-nya *kibas kerudung (?) X'D

Di depan stasiun tuh ternyata ada sekitar 5-7 anak gitu yang menawarkan ojek payung. Salah satu diantara mereka sempat menawarkan, "Kak.. payung, kak?" Satunya lagi menimpali sambil berkata, "Udah bawa perlengkapan dia..." Lalu sempat ada yang bilang, "Yaaaahh..." bahkan ada juga yang bilang, "Kak, pakai payung aja. Kalau kayak begitu nanti basah loh.."

Aku berusaha menolak dan tetap melangkah menuju tempat dimana blurry berada. Sepintas terpikir kalau yang tadi itu agak ngga sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak. Karena yang namanya anak tuh diberi perhatian lebih gitu sebenarnya.. Iya, sebenarnya loh.. sebenarnya....


Alhamdulillah, sampailah pada tempat dimana blurry berada. Btw kasihan syekali loh doi ditinggal sendirian karena beberapa lainnya yang sebelumnya ada di sekitanya sudah ngga ada :(

Lanjut perjalanan ke tempat yang terakhir dituju pada hari ini dalam keadaan bawahan syudah lepek sekaligus basah-kuyup-banget. Tetapi Alhamdulillah, dari kepala sampai badan tuh baik-baik sadja. Sebenarnya memang bukan suatu masalah kalau ternyata diri ini harus ber-kuyup-kuyup-ria (?) Karena yang lebih dikhawatirkan sebenarnya adalah isi tas, termasuk catatan yang ditulis dengan pulpen gel. Cukup kebayang lah yaaa, seandainya catatan itu kena air sekalipun hanya sedikit. Hal itu seolah mengingatkan kisah abu-abu di tahun lalu :'|

Alhamdulillah, pukul 17.23 WIB menjadi akhir dari kisah kali ini. Setelah dalam perjalanan pulang sempat membeli minum untuk si blurry, meskipun sebenarnya akupun haus daritadi :')

Alhamdulillah, segala Puji bagi-Mu Illahi Rabbi..
Duh, bersyukur tuh bukan hal yang syulit memang. Mudah-mudahan aku, kamu, dia, mereka dan kita semua senantiasa menjadi hamba-Nya yang tak pernah lupa mengucap syukur. Aamiin allahumma aamiin~



“Sungguh mengagumkan keadaan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik, dan karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad)

Salam sehat dan SEMANGAT!

Tuesday, April 19, 2016

Sekilas Kesan yang Belum Usai Diselesaikan

Bismillahirrahmanirrahim.

Penantian tadi menghadirkan kesan tersendiri

Akan kenangan yang tiba-tiba muncul kembali
Warna-warni kisah yang telah usai dilalui
Duh, rasanya diri ini harus lebih banyak belajar lagi...


Ngga terasa tau-tau sudah hampir memasuki tahun ketiga perkuliahan. InsyaaAllah tahun depan tuh terakhir kalinya berkeliaran disini sebagai Mahasiswa *aamiin

Ada hal yang seketika membuat diri ini HARUS bersyukur.

Pertama, salah satu yang menjadi prasyarat kelulusan adalah adanya serifikat dari salah satu lembaga kursus Bahasa Inggris gitu atau alternatif lainnya adalah serifikat TOEFL. Alhamdulillah, pada semester awal-awal tuh aku sudah menyelesaikan urusan itu. Nah, beberapa kawan satu angkatan tuh 'baru' pada mulai mengejar prasyarat itu. Sempat sesekali mendengar keluhan mereka karena tugas yang juga bisa dibilang cukup dahsyat semester ini ditambah lagi dengan keharusan menuntaskan prasyarat itu tadi. Duh, Alhamdulillah :')

Kedua, InsyaaAllah akunya ngga punya hutang mata kuliah. Ada beberapa kawan juga yang belum ambil beberapa mata kuliah semester sebelumnya dikarenakan berbagai macam hal, lalu ada juga yang sempat ambil cuti semester sehingga jumlah kredit yang diambil tidak maksimal. Lagi-lagi, Alhamdulillah :')

Bukan kenapa-napa sih yaaa, tapi sejak awal diri ini memang agak menutup diri dari dunia kampus. Bukan bermaksud untuk ngga mengaktifkan diri di kampus, tapi mungkin yaaa karena "kejutan" pada saat pra-perkuliahan yang justru bikin parno. InsyaaAllah aktivitas lainnya di luar kampus, khususnya di Depok tuh bisa bermanfaat juga buat akunya. Aamiin~ :')

InsyaaAllah tahun depan bisa lulus tepat waktu deh yaaa. AAMIIN.
Bukan sekedar pengen buru-buru lulus, tapi selain itu tuh mungkin karena merasa ngga bisa mengambil peran "lebih" di kampus sehingga alangkah baiknya segera lulus dan ikut andil menebarkan manfaat di luar sana *tutupan muka (/ω\*)


Dari awalnya yang agak parno gitu sama kampus, ternyata Alhamdulillah tanpa terasa sudah hampir di penghujung. Merasa hanya seorang mahasiswa 'kupu-kupu' saja, tapi 'ngga sengaja' baru tersadar bahwa ada kesan juga selama berada disini. Rasanya jadi ingin berbagi kisah kepada dia yang secara ngga langsung telah menjadi perantara sehingga aku bisa kuliah disini. Illahi Rabbi, sampaikan salam dan kisahku pada dia yang selama 95 hari ini telah berada dalam penjagaan-Mu :)

Kesan itu 'benar-benar' baru dirasa pada pertengahan tahun ketiga, sekitar semester lima lalu...

Pertengahan tahun ketiga lalu....
Rasanya aku 'hampir' menyapa orang yang ngga aku kenal, tapi sebatas tau aja. Ngga ada maksud buruk juga, padahal cuma mau nanyain orang yang aku cari buat ambil plesdis :'D


Pertengahan tahun ketiga lalu....
Ngga tau lagi deh yaaa, pokoknya sempat dapet sapaan yang lalala dan justru malah buat ketawa gaje sendiri :'D

Pertengahan tahun ketiga lalu....
Sempat mendapat kedipan sebagai ucapan terimakasih (?) :'D

Pertengahan tahun ketiga lalu....
Sempat 'tercebur' dalam situasi yang 'agak' kurang elit gitu, kalau kembali diingat tuh rasanya ya ampun syekali :'D

Pertengahan tahun ketiga lalu....
Seolah bisa menjangkau mereka yang rasanya tak mungkin untuk dijangkau (?) :'D

Pertengahan tahun ketiga lalu....
Dipercaya BISA, tetapi pada kenyataannya sampai hari ini belum juga usai :'D

Pertengahan tahun ketiga lalu....
Ada beberapa hal spesial yang tidak aku spesialkan *halah* :'D

Pertengahan tahun ketiga lalu....

Ya... pertengahan tahun ketiga lalu seolah menjadi masa dimana aku baru 'mengenal' kampus :'D

Duh, pertengahan tahun ketiga lalu....

Sore ini seketika dibuat dagdigdug, antara merasa takut dan malu juga sih yaaa~
Rasanya ada dia yang mau aku kisahkan kehadirannya, tetapi apalah daya hendak dikata.. semua itu hanyalah lembaran semu belaka~

Nyanyian hujan yang perlahan menghilang

Seketika mulai menghapus bayang-bayang
Masih banyak hal yang masih aku kenang
Tapi kini saatnya kita untuk pulang


Illahi Rabbi..
Semoga kami bisa menjaga diri
Dari segala macam hal yang tak Kau sukai
Semoga Engkau senantiasa mencintai kami
Kemudian mempertemukan kami kembali
di Jannah-Mu nanti

aamiin allahumma aamiin~


ditulis dengan sebuah senyuman
dalam keheningan
yang berhiasan kenangan
akan kesan yang belum dituntaskan


Srengseng Sawah, 2016年04月19日

Sunday, April 17, 2016

Mencintai Kehilangan


Bismillahirrahmanirrahim.

Pada kesempatan kali ini insyaaAllah akan bahas sedikit terkait dengan pengorbanan. Sebelumnya terimakasih banyak teruntuk siapa saja yang sudah saya temui sepanjang hari ini dan terimakasih juga atas semangat yang secara tak langsung telah diberikan. Semoga kita semua menjadi hamba-Nya yang tidak ragu untuk terus berkorban. Allahumma aamiin...

Berikut ini pernyataan dari seorang pemberi jawaban di Yahoo Answer:

Pengorbanan adalah proses pertukaran untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan bernilai lebih atau minimal setara daripada yang ditukar (dikorbankan) baik langsung maupun tidak langsung. Pengorbanan tanpa pamrih lebih cenderung ke arah cinta, sedangkan pengorbanan dengan pamrih lebih cenderung disebut investasi.

Petang ini seketika terpikir secara spontan. Kalau bagi saya sendiri, yang mananya pengorbanan itu merupakan salah satu langkah awal yang dilakukan untuk dapat mencintai kehilangan *uhuk*


Ketika seseorang berkorban, maka diharapkan dia tak semata-mata berkorban begitu saja. Tetapi ada suatu niatan baik yang oleh karenanya diapun bisa merelakan apa yang telah dia korbankan. Pengorbanan yang telah dilakukan juga diharapkan justru semakin menumbuhkembangkan kecintaan pada-Nya, Dzat Yang Maha Membolak-balikkan Isi Hati serta Maha Segalanya.

Satu kalimat yang lagi-lagi terlintas di pikiran, "Jangan sampai salah niat yaaa.."
Termasuk ketika kita merasa telah mengorbankan suatu hal, apapun itu.. Maka, jangan sampai niat miring atau melenceng yang justru mendominasi. Semangat berjuang! Lekas bergegas untuk memperbaiki niatan! *sambil ngomong depan kaca*

Pengorbanan itu TEMA DAKWAH
Rasulullah SAW telah banyak berkorban untuk umat beliau. Tanpa pengorbanan beliau, maka indah serta pahit-manisnya perjuangan dakwah tak dapat kita rasakan.

Inti dari pengorbanan adalah berjuang. Ketika seorang muslimah sudah memantapkan diri untuk menutup aurat, maka itu dapat dikatakan sebagai pengorbanan. Ketika seorang hamba melakukan ibadah di sepertiga malam disaat orang lain tengah dibuai dalam impian semu, maka itu dapat dikatakan sebagai pengorbanan. Ketika sang pejuang subuh dapat mengendalikan dirinya untuk beranjak ke masjid agar dapat mengikuti shalat subuh berjamaah, maka itupun bagian dari pengorbanan. Kemudian ketika kita semua mulai berdahwah, saling mengingatkan dalam kebaikan serta saling menasehati dalam kebenaran maka hal itu juga termasuk bagian dari pengorbanan.

Demikianlah keadaan iap orang yang membawa panji dakwah dan telah berjanji kepada Allah untuk melanjutkan estafet perjuangan Rasulullah dalam mengemban amanah dakwah ketika orang lain tidak peduli dengan apa yang menjadi perintah Allah.

"Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui." [QS. At Tawbah : 11]

Katakanlah (wahai Muhammad SAW): "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan tempat-tempat kediaman yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (juga) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." [QS. At Tawbah : 24]


Imam Hasan Al Banna pernah mendefinisikan pengorbanan sebagai Tadhiyah, yaitu merelakan jiwa; harta; waktu; kehidupan dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan.
“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap, totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah, dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul amanah ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban dakwah ini.”


Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Oleh karenanya, kita jangan sampai mempersempit makna dari pengorbanan karena yakinlah bahwa akan ada balasan yang jauh jauh jauh lebih indah dari pengorbanan yang telah kita lakukan.

"Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka sendiri adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." [QS. At Tawbah : 20]

Pengorbanan itu ANTARA KEWAJIBAN dan REALITAS

Kewajiban kita sebagai aktivis adalah untuk berjuang di jalan-Nya serta berkorban dan menegakkan ajaran Allah. Imam Hasan Al Banna sempat menuturkan yang intinya, "Apabila kita tidak bisa menunaikan konsekuensi dari sebuah pengorbanan, maka tidak ada nilainya slogan kering yang diucapkan oleh lisan mereka dan perbuatan nilai mereka tidak bernilai dakwah."
Contoh sederhananya dalam hal ini misalkan si Fulan diberikan amanah oleh atasannya, maka akan terlontar perkataan ‘Kamu pasti bisa mengemban amanah ini..”
*kemudian tertunduk, terdiam dan membisu...*


Teruntuk kalian para pejuang dimanapun kalian berada, persiapkanlah diri kalian selalu untuk suatu pengorbanan yang besar. Ialah pengorbanan yang pasti akan datang secara tiba-tiba..

*jeng.. jeng.. jeng..*

SEMANGAT berjuang, duhai para pejuang!

usai diketik sejak ba'da isya dan baru diposting pada penghujung malam
dengan semangat perjuangan
dalam upaya untuk mencintai kehilangan
semoga Allah mengijinkan
terkabulnya tiap asa dan harapan
aamiin~

L. Yuniasari

Salam sehat dan SEMANGAT!

Thursday, April 14, 2016

Kesan: Jasa Pengiriman Barang secara Online

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaykum.
Alhamdulillah, sampai dengan saat ini masih diberikan kesempatan untuk merasakan nikmatnya dunia yang sebenarnya fana :')

Ada kisah yang ingin diabadikan melalui tulisan nih ceritanya...
Jadituh hari ini aku HARUS kirim barang. Titik. Sebenarnya sudah diminta sejak hari sebelumnya, tetapi aku malah lupa m(_ _)m

Malam sebelumnya sempat membandingkan plus-minus mau kirim via J*NE atau *ojek. Akhirnya diputuskanlah untuk menggunakan *ojek online sadja. Pertimbangannya karena barang tersebut dapat sampai ke tempat tujuan hanya dalam waktu beberapa jam setelah dikirim, sedangkan kalau paket tuh ngga bisa diprediksi secara pasti. Meskipun memang harganya agak berlainan yaaa, terlebih lagi inituh bukan barang yang besar nan berat. Duh :'

Menjelang jam 8 pagi, sempat 'coba-coba' cek harga salah satu aplikasi ojek online. Nah, dari rumah menuju tempat tujuan ternyata lumayan mahal juga loh. Tiga puluh lima ribu tulisannya. Duh... :’
Sebagai anak hukum yang ‘lagi’ belajar hemat, akunya sempat pikir-pikir lagi untuk order. Akhirnya segera bersiap ngampus dan menunda waktu pengiriman barang.

Pukul 08.10 WIB berangkat dari rumah menuju kampus, ternyata sang dosen belum datang :’)
Nah, di kelas tuh aku minta tolong salah seorang teman untuk cek harga di aplikasi ojek online lainnya. Ternyata tidak berbeda jauh dengan harga yang aku ketahui sebelumnya, dari kampus menuju tempat tujuan tertulis bahwa biaya yang dikenakan sebesar tiga puluh dua ribu rupiah. Duh, setelah mengucap “terimakasih” kemudian aku kembali berniat untuk menunda pengiriman sampai sekitar menjelang sore nanti.

Alhamdulillah, matkul pertama tuntas hanya dengan tanya-jawab materi yang belum dipahami karena InsyaaAllah pekan depan mulai UTS. Kemudian matkul kedua juga telah usai, meskipun sempat menanti dan tidak begitu memahami tetapi ada pembelakan yang diberi. Alhamdulillah.

Ketika berlanjut menuju matkul ketiga pada Kamis ini, lagi-lagi ada penantian panjang yang tidak kunjung usai *halah* Singkatnya, beliau tidak hadir. Tak ada kabar, tak ada absen dan kami sebagai mahasiswa sudah menganggap biasa meskipun.. ahh, sudahlah :’|
Setelah satu setengah jam menanti, akhirnya aku dan beberapa orang lainnya segera undur diri (?)


Jujur saja, sampai dengan saat ini tuh aku belum pernah 'cobain' yang namanya ojek online. Dalam hal ini maksudnya sebagai penumpang. Memang sebelumnya pernah kirim barang (juga), itu tuh titipan untuk diantar ke SMAN 13 Depok. Tetapi ketika itu seolah ngga ada kesan apa-apa X'D
Kemudian sebagian besar lainnya, posisi aku lebih sering menjadi penonton sekaligus pengamat dari kejauhan ketika beberapa orang di sekitarku menggunakan jasa ojek online ._.

*hening*

Salah satu hal yang masyaaAllah sore tadi adalah... 

Aku berusaha untuk "menyiasati" supaya jarak tempuh bisa diminimalkan meskipun sedikit. Akhirnya ketika keluar dari kampus, segera saja langsung tancap gas, berniat ke daerah sekitar Gandul kemudian mampir ke rumah dan melanjutkan aktivitas. Dengan begitu, mungkin ongkos menuju tempat tujuan bisa berkurang-lah :'

Nah, sampailah aku di seberang Alfamart Pertamina Gandul.
Setelah donlot aplikasinya, langsung deh order gitu. Sempat bingung juga ketika memberi tau lokasiku saat itu. Gimana yaaa? Itu tuh di pinggir jalan banget, melipir dan berseberangan dengan alfamart. Sekitar 5-10 meter di depan sebenarnya ada kantor Kecamatan, tetapi agak khawatir kalau tag location disana justru gimanaaaaa gitu (?) :'D

location macam apa cobaaaa __'v
Setelah menekan tombol "next", langsung ada telpon masuk. Beliau memastikan lokasi dan akunya juga kasih tau 'ancer-ancer' terkait dengan posisi aku saat itu. Beberapa menit menanti, beliau tak kunjung datang. Tak juga memberi kabar. Padahal usai order tuh di layar tertulis bahwa sang driver berada pada jarak yang dapat ditempuh dalam satu menit. Iyaaa, sa-tu-me-nit loh ._.

Masih setia dalam penantian (?), aku sempat merasa 'agak' malu juga untuk celingak-celinguk. Ngga lama setelahnya tuh, ada bapak-bapak driver yang menghampiri motor sekitar 15-20 cm di depan aku. Karena sempat mengira kalau itu adalah driver yang aku nantikan kedatangannya *halah*, aku memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu:
"Maaf, bapak fulan?"
"Oh, bukan ._."
*terdiam* "Saya kira beliau, ini tuh saya lagi nunggu driver juga soalnya pak"
"Oh, yang itu mungkin" *sambil nunjuk belakang si blurry*

Akhirnya aku menoleh ke belakang, si bapak yang dimaksud malah sibuk liat hape. Ketika beliau sudah tidak menunduk lagi, aku segera bertanya:
"Bapak fulan?"
"Oiya, mba.."
*turun dari motor sambil kasih barang* "Minta tolong diantar yaaa, pak"
"Oh, mba tadi abis tanya sama yang itu tadi?"
"Hehe iyaa, saya kira itu bapak"
"Maaf yaaa, mba. Tadi saya abis shalat dulu.."
*ter-bengong sambil mengucap 'masyaaAllah' dalam hati kemudian ngangguk*
"Wah, lokasinya Yayasan lalalala.." *liat hape*
"Iya, pak. Saya sudah sertakan nama dan nomor teman saya kan yaaa? Nanti langsung tanya-tanya Yayasan lalalala aja, mudah-mudahan pada tau koq.."
"Iya, mba.. Kalau gitu saya permisi, mba.. Assalamu'alaykum"
"Ehh? Wa'alaykumussalam" *terharu (╥_╥`)

Duh, kalau mau dibilang berlebihan yaaa silahkan saja. Namanya juga orang yang ngga pernah maenan aplikasi itu. Selain memperhatikan beberapa orang kawan yang suka order tuh yaaa maksimal banget 'ngga sengaja' nonton pilem komedi tentang ojek online gitu di salah satu stasiun televisi :'D

Sebenarnya agak merasa malu juga yaaa. Aku tuh berangkat dari kampus memang sebelum adzan berkumandang. Ngga ada pikiran mau menepi di jalan karena dag dig dug lupa kirim barang hari ini. Kembali pada rencana sebelumnya, yaitu setelah beres kirim langsung mampir ke rumah untuk ambil sesuatu sekaligus shalat. Tetapi harus disadari pasti bahwa manusia hanya bisa berencana, karena bagaimanapun rencana-Nya adalah sebaik-baik rencana :')

Belum sampai satu jam setelahnya, salah satu nikmatnya Allah seketika hadir kembali. Allahumma shayyiban naafi'aan, alhamdulillah yang 'bening-bening' kembali turun mengguyur permukaan Depok, Jakarta dan sekitarnya. Salah satu harapan ketika itu adalah semoga si bapak pengendara bisa selamat sampai dengan tempat tujuan tanpa ada kendala dalam perjalanannya *aamiin*


Driver yang satu itu seolah mengingatkan suatu hal yang ngga kalah penting. Mengejar nikmat di dunia itu memang boleh saja, tetapi hanya untuk sekedarnya. Bagaimanapun juga, kita harus tetap berusaha meng-orientasikan segala macam hal yang dilakukan untuk perbekalan menuju hari yang dijanjikan. Duh, makasih banyak loh yaaa pak. Alhamdulillah beliau sampai tempat tujuan dengan selamat. Semoga berkah dan diberi kesehatan oleh-Nya *aamiin :'D


Ditulis sebagai ucapan terimakasih sekaligus apresiasi
teruntuk bapak syuper yang satu itu
Rawakalong, 2016年04月14日
L. Yuniasari

Tuesday, April 12, 2016

Berburu Inspirasi

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaykum.

Mengapa lagi-lagi memilih judul dengan "kata" inspirasi?
Duh, ketauan banget ini mah.. kalau sampai dengan saat ini masih 'mencari-cari'.. semoga segera bertemu deh yaaa *aamiin (^人^)

Baiklah, aku akui.. beberapa hari ini memang sedang mencari-cari masalah. Bahkan sampai menanyakan langsung kepada salah seorang kawan, menodong bahkan sampai menuntut kawan yang lainnya :'D

Alhamdulillah, secara spontan teringat dengan salah satu buku berjudul "Masalahmu, Sahabat Terbaikmu". Kemudian sempat buka-buka, baca-baca, melihat-lihat dan perlahan seolah ditunjukkan sesuatu (?)

***

Sebenarnya, inspirasi bisa datang dari mana saja. Kita hanya perlu membuka mata, hati dan jiwa untuk menemukannya. Sebab, alam yang dibentangkan oleh Allah SWT ini mengandung banyak inspirasi. Kita hanya perlu mengamatinya untuk menemukan inspirasi tersebut. Pendeknya, carilah inspirasi di sekeliling Anda untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pertanyaannya, bagaimana mencari inspirasi serta upaya memaksimalkan? Dan ketika kita kehilangan inspirasi, apa yang harus kita lakukan? Berikut jawaban atas pertanyaan tersebut:

Tidak Memaksakan Otak

Jangan sekali-kali memaksa otak kita untuk berpikir supaya kita mendapatkan inspirasi. Sebab, inspirasi keluar dengan sendirinya dan tidak bisa dipikirkan sebelumnya. Jika kita terus memikirkannya, yang terjadi malah kita akan frustasi karena tidak kunjung mendapatkannya.

Iyaloh, apapun yang dipaksakan tuh nantinya justru menghasilkan suatu hal yang kurang sempurna bahkan jauh dari sempurna. Terbukti beberapa hari yang lalu sempat 'menuntut' diri ini untuk sok-sok mikir keras mencari bahan tulisan. Alhasil, sok-sok mikir kerasnya itu yang justru berkepanjangan. Bukan malah dapat inspirasi, tetapi jatuhnya malah dzalim yaaa sama diri sendiri. Innalillah.. m(_ _)m

Santai

Walaupun masalah yang kita hadapi begitu berat, tetapi kita harus santai. Jangan terburu-buru dan mengumbar emosi. Sebab, biasanya inspirasi keluar saat kita sedang dalam kondisi bersantai. Biasanya, saat sedang santai tanpa beban pikiran, kita akan memikirkan sesuatu yang lain. Nah, jika itu diteruskan bisa jadi akan memunculkan inspirasi.

Hampir sama dengan bagian sebelumnya, kalau kita terlalu nafsu atau terburu-buru tuh hasilnya ngga akan maksimal juga. Ketika mengingat deadline yang tinggal menghitung hari lagi, lalu kita memaksakan diri supaya semua deadline dapat ditunaikan tanpa ada pertimbangan sebelumnya tuh yaaa hasilnya ngga akan maksimal juga. Oleh karenanya, alangkah baiknya kita bersikap santai saja. Tetap kerjakan apa yang harus dikerjakan, tanpa perlu dzalim sama diri sendiri. Duh, ini sebenarnya catatan pengingat untuk diri pribadi. Pokoknya keep calm and santai aja deh, broh! (ง ˙ω˙)ว 

Mendengarkan Musik

Berhentilah sejenak memikirkan masalah yang sedang melanda. Dengarkanlah musik yang Anda sukai. Dengarkan beberapa lagu dan nikmati. Mendengarkan musik akan membantu Anda menemukan inspirasi. Sebab, musik berisi banyak emosi yang dapat membantu manusia untuk rileks dan mampu menginspirasi.

Untuk hal ini rasanya agak 'sedikit' berbeda buat aku. Ketika mendengarkan musik tuh hampir selalu di'sambil' nonton. Media player tetap dalam keadaan menyala, tetapi mata sama pikiran juga tertuju pada film yang ditonton. Apabila merasa terganggu dengan suara yang beradu maka cukup dengan mematikan suara pada film yang ditonton. Beres. Ngga tau kenapa, tapi itu tuh asik loh. Musiknya didengar bahkan ikut dilantunkan, lalu alur dan isi dari filmnya juga didapatkan. So, dua-tiga pulau terlampaui, bukan?
*kibas kerudung*
*benerin kacamata*

Jalan-jalan

Ketika kita tidak mendapat ide untuk menyelesaikan masalah, maka keluarlah dari rumah. Pergilah ke sebuah tempat, dimanapun itu. Amati peristiwa yang terjadi serta rekam semua kejadian dan percakapan yang terjadi. Demikian itu akan memberikan inspirasi bagi Anda untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Ternyata memang.. ketika kita berhadapan dengan dunia luar (dalam hal ini maksudnya luar diri kita), maka kita akan mendapat banyak hal baru. Apapun itu. Hadirnya orang-orang di sekeliling tuh bisa jadi inspirasi. Tidak hanya manusia, bahkan keadaan lingkungan atau benda tak bernyawa sekalipun bisa loh. Hanya saja, terkadang inspirasi yang didapatkan itu benar-benar diingat hanya ketika itu. Setelahnya mah lupa, terlebih lagi untuk orang yang lupaan gitu dan mungkin aku salah satu diantaranya ( ̄^ ̄゜)

Membaca

Saat masalah bertubi-tubi mendera tetapi inspirasi mampet, maka tak ada salahnya untuk membaca. Dengan membaca, wawasan kita akan terbuka dengan sendirinya. Ide-ide kita akan keluar. Bacaan yang paling bagus adalah bacaan tentang ilmu pengetahuan dan kisah-kisah inspiratif.

Alhamdulillah, hanya dengan membaca tuh seolah pandangan serta pikiran kita bisa dibawa kemana-mana. Membaca itu benar-benar ajaib! Dapat menambah wawasan serta melatih diri kita dalam menangkap apa yang dibaca, ber-imajinasi serta menuangkan apa yang telah kita baca melalui kalimat tertulis ataupun tidak tertulis. Hanya saja... terkadang niatan awal membaca yang 'tadinya' untuk mencari inspirasi tuh bisa dilewatkan begitu saja karena terlalu asyik dengan apa yang kita baca itu. Ckck (,,•﹏•,,)

Menonton Film

Film merupakan sumber inspirasi. Walaupun fiksi, kisah-kisah yang disodorkan cukup ampuh untuk mendorong timbulnya inspirasi.

Seperti yang telah dituliskan dalam komentar sebelumnya, menonton film tuh paling cocok dengan mendengarkan musik atau lagu apapun yang ingin kita dengarkan. Sekali kali, musik atau lagunya dapat kita dengarkan bahkan dilantunkan dan filmnya dapat kita tonton juga. Benar-benar efektif untuk melampaui dua sampai tiga pulau. Itu tadi salah satu teori 'ajaib' dari dan untuk diri pribadi 乁( ˙ ω˙乁)

Segera Catat

Jika inspirasi sudah keluar, segeralah catat. Inspirasi bersifat sementara dan mudah sekali terlupakan. Dengan mencatatnya, kita sudah mendapatkan banyak inspirasi.

MasyaaAllah, poin ini adalah tamparan yang benar-benar menampar (?) Bagaimana tidak? Untuk segera atau langsung mencatat menurut aku tuh salah satu hal yang syulit juga. Seringkali diri ini ber-andai ataupun memikirkan apa yang ingin dituangkan dalam tulisan ketika dalam perjalanan. Lebih tepatnya di atas motor sambil mengendarai sepeda motor (namanya blurry). Nah, cara supaya bisa langsung mencatat tuh gimana cobaaa? Ngga mungkin juga nulis atau ngetik di hape sambil nge-gas, bukan? Seriusan deh, ini tuh salah satu hal yang syulit. Apakah aku harus menyiapkan alat perekam ketika berkendara, agar segala macam yang terpikir ketika itu dapat diabadikan melalui rekaman? Duh (╥_╥`)

Bersikap positif

Jika kita dapat menikmati hidup, terimalah juga segala tantangan yang ditawarkan dan masuki petualangan baru. Carilah lingkungan yang mendukung kita untuk selalu berpikir positif dan jangan biarkan orang lain membuat kita jadi enggan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Nikmati aktivitas yang kita lakukan. Lakukan sesuatu yang kita sukai dan jangan pernah menyerah.

InsyaaAllah salah satu hal yang membuat inspirasi itu bisa datang menghampiri adalah dengan keyakinan. Apapun, dimanapun, bagaimanapun pokoknya yakin aja dulu. Untuk selanjutnya ngga perlu dipermasalahkan karena DIA tuh PASTI Menolong hamba-Nya. Alhamdulillah.. semoga aku, kamu, dia, mereka dan kita semua senantiasa dapat mengendalikan diri untuk terus berpikiran positif. Kurang-kurangin deh yang namanya neting *ngomong depan kaca (  '-' )ノ)`-' )

Baiklah, datangnya inspirasi tuh ngga bisa dipaksakan. Poin utamanya terletak pada diri kita. Sebenarnya inspirasi tuh bertaburan dimana-mana, terkadang kitanya aja yang "ngga peka" dengan situasi dan kondisi serta lingkungan sekitar *tertunduk*

H-3 menuju 10 hari yang menjadi kejutan. Selamat melanjutkan perjuangan dalam berburu inspirasi! Semoga kita tak hanya sebagai pemburu inspirasi, tetapi juga sebagai subjek yang bisa menginspirasi. Aamiin allahumma aamiin (/ω\*)

di sepertiga malam-Mu
(masih) diketik dengan senyuman yang terkembang
Rawakalong, 2016年04月12日
L. Yuniasari

Salam sehat dan SEMANGAT!
Wassalamu'alaykum.